Rabu, 17 Juni 2015

Makalah Strategi Perubahan Sosial

MANUSIA DAN PERUBAHAN SOSIAL
STRATEGI PERUBAHAN SOSIAL


A.    PENDAHULUAN

Perubahan sosial bukanlah sebuah proses yang terjadi secara tiba-tiba, terlebih lagi ketika perubahan sosial tersebut melibatkan individu atau kelompok sosial sebagai target perubahan. Munculnya gagasan-gagasan baru, teman baru, serta munculnya kebijakan baru, tidak dapat diterima begitu saja oleh individu atau kelompok sosial tertentu. Sejarah telah menunjukan bahwa proses perubahan pola pikir yang dominan, sangat sulit diubah. Cerita sejarah tersebut seolah menunjukan bahwa “membelokkan” sebuah pendapat yang telah diyakini secara turun-temurun tidaklah mudah, meskipun pandangan tersebut adalah salah. Tidaklah mudah menyebarkan sebuah kebenaran kepada individu atau kelompok sosial tertentu, meskipun “kebenaran” tersebut membawa manfaat yang sangat besar bagi penerimanya. Setiap upaya untuk mengubah masyarakat tersebut memerlukan strategi yang sesuai.


B.     SASARAN PERUBAHAN SOSIAL

Sasaran perubahan sosial dapat ditunjukan kepada individu, kelompok masyarakat tertentu atau masyarakat secara keseluruhan yang akan dikenal perubahan. Sasaran perubahan sosial tidak tepat apabila diposisikan sebagai “objek” perubahan sosial, namun lebih tepat apabila kita menggunakan terminologi “subjek” yang akan diubah (subjek perubahan sosial). Sasaran perubahn dalam konteks ini dapat difokuskan pada tiga aspek, yaitu :
-          Karakteristik individu. Karakter individu dapat digunakan sebagai sasaran perubahan sosial. Karakter ini dapat meliputi sikap, kebiasaan, perilaku, dan pola pikir atau pengetahuan, dan karakteristikdemografis (umur, jenis kelamin, dan kesempatan hidup)
-          Aspek budaya. Aspek ini berkenaan dengan norma-norma, dan nilai-nilai.
-          Aspek struktural. Sasaran ini merupakan sasaran yang sangat luas cakupannnya.


1.      Indivudu Sebagai Sasaran Perubahan Sosial

Sebuah proses perubahan sosial dapat melibatkan individu sebagai agen perubahan.”Pemanfaatan” individu sebagai agen perubahanini didasarkan atas asumsi dasar bahwa individu yang sudah berubah akan mempengaruhi tatanan sosial (atau kelompok, atau organisasi).


Artinya individu diubah, tidak semata-mata agar menguntungkan individu itu sendiri, melainkan untuk tujuan yang lebuh besar seperti untuk keuntungan kelompok atau organisasi atau untuk meningkatkan hubungan antarkelompok atau untuk pembanguanan keseluruhan masyarakat.

Apabila individu digunakan sebagai target perubahan, terdapat beberapa strategi yang digunakan :
·         Strategi psikoanalisis
Strategi ini berasumsi bahwa manusia pada hakekatnya mempunyai sifat seperti seperti yang dilukiskan Freud, yaitu menpunyai Id, Ego, dan Superego. ( Id adalah satu-satunya kompenen kepribadian yang hadir sejak lahir. Ego adalah komponen kepribadian yang bertanggung jawab untuk menangani realitas. Superego adalah aspek kepribadian yang menampung semua standar internalisasi moral dan cita-cita yang diperoleh dari masyarakat)

·         Strategi psikologi sosial
Strategi ini berasumsi bahwa sifat manusia adalah fungsi dari lingkungan sosialnya itu sendiri. Maksudnya adalah individu merupakan representasi dari kondisi lingkungannya, sehingga ketika akan melakukan perubahan pada suatu kelompok atau masyarakat, seorang individu dapat diposisikan sebagai semacam sampel, atau individu dianggap memiliki karakter yang sama dengan karakter kelompoknya.

·         Strategi modifikasi individu
Yang berasumsi bahwa manusia bertindak atas dasar ganjaran dan hukuman. Strategi ini akan lebih efektif digunakan untuk mengubah perilaku individual.

·         Strategi pendidikan
Yang didasarkan pada asumsi bahwa manusia memiliki sifat yang rasional dan akan bertindak secara logis atau sekurang-kurangnya berdasarkan kepentingan dirinya sendiri atas dasar pengetahuan yang pernah diperolehnya selama berinteraksi dengan individu lain.

·         Strategi dinamika kelompok
Yang didasari ide bahwa norma yang mempengaruhi perilaku (individu) akan tercipta dalam interaksi kelompok.

                        Selain individu sebagai target perubahan, individu juga dapat diposisikan sebagai agen perubahan sosial ( agen of change). Individu yang diposisikan sebagai agen perubahan ini dapat digolongkan menjadi 3 :
Pertama, tipe atau karakter individu secara umum dalam kehidupan yang normal atau kegiatan sehari-hari (kegiatan bekerja, istrahat, tidur, bebrbicara, menulis, tertawa, dll.)
Kedua, tipe manusia yang memiliki kualitas tertentu dalam masyarakat (kelebihan dalam hal pengetahuan, keterampilan, bakat, kekuatan fisik, dan karisma)

Ketiga, tipe manusia yang mampu menduduki posisi tertentu dalam masyarakat (para penguasa, pejabat, serta manager)

Strategi perubahan  yang melibatkan individu sebagai agen perubahan harus memilih individu yang benar-benar memiliki pengaruh didalam kelompok tersebut. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah individu yang menduduki posisi sebagai pemimpin formal belum tentu merupakan individu yang mampu memengaruhi anggotanya. Orang berpengaruh dalam kondisi tertentu, tidak selalu diposisikan sebagai pemimpin. Hal ini mungkin disebabkan, misalkan, kualifikasi pendidikan individu tersebut tidak memenuhi syarat untuk menduduki jabatan sebagai pemimpin formal, sehingga anggota masyarakat mengangkat seorang individu sebagai pemimpin secara formal atau secara simbolik, yang memenuhi kriteria formal.


2.      Kelompok Sebagai Terget Perubahan Sosial

Kelompok dapat dijadikan target atau perantara perubahan. Asumsi dasar yang digunakan adalah bahwa perubahan suasana akan memengaruhi perubahan individu. Nilai, sikap, dan perilaku individu akan diubah melalui pengubahan struktur sosial atau melalui perubahan kelompok yang menjadi tempat individu adalah :
Pertama,metode yang mengubah komposisi kelompok, dengan cara mengubah keanggotaannya.
Kedua, metode yang mengubah proses atau struktur kelompok yaitu dengan cara mengubah pola komunikasi di dalam kelompok itu, atau dengan cara meningkatkan peranan anggota kelompok dalam proses pembuatan keputusan.

3.      Struktur Sebagai Target Perubahan Sosial

Struktur sosial memiliki makna yang sangat luas, dalam hal ini, struktur mencakup pola stratifikasi sosial dan juga diferensiasi sosial. Perubahan ditinggkat struktur sosial merupakan satu aspek yang memiliki jangkauan yang sangat luas pula. Kata “struktur” menunjuk pada aktifitas membangun sesuatu dan menghasilkan produk akhir, yaitu membangun suatu tindakan. Konsep struktur sosial dari pemaknaan ini, kemudian diperluas pada bagian-bagian yang membentuk organisme biologis dan berbagai macam organ, berbagai macam batuan yang membentuk bumi, dan susunan atom sampai molekul. Namun mengubah struktur sosial berarti harus memerhatikan perubahan yang lebih luas, yang menyebar keseluruh bagian masyarakat yang lebih luas pula dari pada segelintir kelompok atau organisasi. Gerakan sosial merupakan agen perubahan tang dapat mengubah struktur dalam waktu singkat dan memiliki jangkauan yang sangat luas, terutama bila gerakan sosial tersebut memanfaatkan media.


C.    STRATEGI DASAR PERUBAHAN SOSIAL

Setiap upaya penciptaan perubahan sosial, memerlukan suatu strategi tertentu yang perlu diperhatikan. Terdapat beberapa strategi perubahan sosial yang dapat diterapkan yaitu :
*      Strategi fasilitatif
Agen perubahan sosial dalam strategi ini bertindak sebagai fasilitator yang menyediakan berbagai sumber daya, informasi dan sebagai saran konsultasi. Strategi ini lebih sesuai diterapkan pada kelompok yang memiliki beberapa karakteristik, yaitu : menganggap bahwa suatu masalah yang dihadapinya membutuhkan suatu perubahan; terbuka untuk menerima bantuan dari pihak luar; serta mengharapkan terlibat dalam mengubah dirinya.
*      Stratego reedukatif
Strategi ini digunakan apabila diketahui adanya hambatan-hambatan sosial budaya dalam upaya penerimaan suatu inovasi, terutama berkaitan dengan kelemahan pengetahuan atau pendidikan dan keterampilan dalam memanfaatkan suatu inovasi
*      Strategi persuasif
Strategi ini merupakan upaya melakukan perubahan masyarakat dengan cara membujuk masyarakat tersebut untuk melakukan perubahan.
Strategi ini menekankan kemampuan pada agen perubahan dalam dua hal, yaitu: menyusun dan menyeleksi permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh suatu masyarakat dan berupa untuk mencarikan jalan keluarnya; dan mengunakan bujukan melalui keterlibatan perasaan dan antisipasi terhadap faktor nonrasional, yaitu mempertimbangkan nilai-nilai budaya lokal.
*      Strategi kekuasaan
Strategi kekuasaan merupakan strategi yang digunakan untuk melakukan perubahan dengan cara paksaan, menggunakan kekerasan atau ancaman. Strategi ini sering kali mendapat pandangan negatif atau tidak mengenakkan, karna kelompok sasran berada pada bayang-bayang ketakutan atau kecemasan akan terjadinya perubahan. Strategi ini diperlukan mengingat kekerasan mempunyai hubungan yang signifikan dengan perubahan sosial.
*      Strategi kekerasan versus nonkekerasan
Penggunaan kekerasan memang efektif dan tampaknya diperlukan dalam beberapa situasi. Namun strategi kekerasan harus diposisikan sebagai strategi alternatif terakhir ketika strategi lain tidak mampu memengaruhi perubahan tertentu. Menurut pandangan Mao, jenis perubahan tertentu memerlukan kekerasan, sedangkan perubahan yang lain perlu dilakukan secara nonkekerasan. Strategi nonkekerasan dapat dicapai melalui musyawarahn metode demokrasi, kritik, persuasi (bujukan) serta pendidikan.



D.    PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PROSES PERUBAHAN

Secara konseptual, pemberdayaan atau pemberkuasaan (empowerment) berasal dari kata “power” (kekuasaan atau keberdayaan). Untuk iu, ide utama mengenai pemberdayaan ini bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan. Konsep kekuasaan ini juga sering dikaitkan dengan kemampuan individu untuk membuat orang lain melakukan apa yang diinginkannya, terlepas dari minat dan keinginan mereka. Istilah pemberdayaan memiliki pengertian menurut konteks budaya dan politik. Pengertian pemberdayaan sebenarnya mencakup kekuatan itu sendiri, kemandirian, pilihan sendiri, kedaulatan hidup sesuai dengan nilai-nilai yang dianut seseorang atau masyarakat, kapasitas untuk memperjuangkan hak, kemerdekaan, pembuatan keputusan sendiri, menjadi bebas, kebangkitan, dan kapabilitas.

Model pemberdayaan masyarakat dapat dibedakan melalui 3 tingkat, yaitu : mikro, meso, dan makro. Pada tingkat Mikro, pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individual melalui bimbingan, konseling, stress management, serta crisis intervention , tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih klien dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Pada tingkat Meso, pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien, pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media intervensi. Terakhir, pada tingkat Makro, pemberdayaan diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih luas. Perumusan kebijakan, perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial, lobying, pengorganisasian masyarakat, dan managemen konflik merupakan beberapa strategi dalam pendekatan ini.


Model Pekerjaan Sosial Dan Analisis Jaringan Sumber

Proses adopsi dan inovasi sebuah teknologi suatu kelompok masyarakat, tidak terlepas dari bentuk penyikapan individu atau kelompok sosial yang menerima teknologi tersebut. Sikap individu yang satu dengan yang lain sudah tentu berbeda. Ada dua pendapat utama yang memperlakukan teknologi dalam kehidupan manusia. Pertama, teknologi dianggap netral, tergantung dari kelompok masyarakat yang mendukungnya. Kedua, teknologi dianggap berpihak pada kelompok pemodal, pemegang kekuasaan. Adopsi teknologi snagat dipengaruhi pandangan tersebut.

Salah satu upaya untuk memperkenalkan teknologi tersebut adalah melalui pemberdayaan sosial. Untuk itu diperlukan sebuah strategi pemberdayaan sosial, salah satu melalui model pendamping. Model ini memosisikan pendamping sebagai moderator, fasilitator, motifator, transformator, dinamisator dan sebagainya, sehingga terjadi proses transfer of knowleage. Posisi pendamping dalam proses ini adalah sebagai seorang “pekerja sosial” yang memandu anggota masyarakat menyelesaikan berbagai permasalahan yang sedang dihadapi.

Model pekerja sosial pada intinya merupakan sebuah proses pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan aktor-aktor tertentu yang diposisikan sebgai seorang pekerja sosial. Fokus utama pekerja sosial adalah meningkatkan keberfungsian sosial merupakan hasil interaksi individu dengan berbagai sistem sosial di masyarakat.

E.     PENDIDIKAN ALTERNATIF SEBAGAI STRATEGI PEMBERDAYAAN

Proses pendidikan pada dasarnya merupakan sebuah proses penyadaran ( Freire ), ada juga yang menyebut pendidikan sebagai upaya yang dilakukan individu atau kelompok untuk memperoleh ilmu, memperolrh suatu pencerahan untuk mencapai derajat kehidupan yang lebih baik. Pendidikan alternatif dapat dipakai sebuah praktik pendidikan yang berbasis pada kepentingan masyarakat. Pemaknaan ini lebih didasarkan pada sebuah asumsi bahwa orang yang membutuhkan pendidikan adalah masyarakat, untuk itu masyarakatlah yang palinh tahu mengenai apa yang ia butuhkan untuk kehidupannya. Proses ini harus menyatu dengan perkataan dan tindakan (freire).

F.      INTISARI


Perubahan sosial merupakan proses yang tidak terjadi secara tiba-tiba, dalam proses ini perlu ada aktor atau agen yang berupaya melakukan perubahan dan subjek yang akan dikenai perubahan atau disebut sasaran perubahan. Strategi perubahan dapat pula dilakukan melalui proses pemberdayaan masyarakat. Strategi ini lebih melihat kebutuhan masyarakat sebagai fokus dalam melakukan perubahan.

1 komentar: