MANUSIA DAN PERUBAHAN SOSIAL
STRATEGI PERUBAHAN SOSIAL
A.
PENDAHULUAN
Perubahan
sosial bukanlah sebuah proses yang terjadi secara tiba-tiba, terlebih lagi
ketika perubahan sosial tersebut melibatkan individu atau kelompok sosial
sebagai target perubahan. Munculnya gagasan-gagasan baru, teman baru, serta
munculnya kebijakan baru, tidak dapat diterima begitu saja oleh individu atau
kelompok sosial tertentu. Sejarah telah menunjukan bahwa proses perubahan pola
pikir yang dominan, sangat sulit diubah. Cerita sejarah tersebut seolah
menunjukan bahwa “membelokkan” sebuah pendapat yang telah diyakini secara
turun-temurun tidaklah mudah, meskipun pandangan tersebut adalah salah.
Tidaklah mudah menyebarkan sebuah kebenaran kepada individu atau kelompok
sosial tertentu, meskipun “kebenaran” tersebut membawa manfaat yang sangat
besar bagi penerimanya. Setiap upaya untuk mengubah masyarakat tersebut
memerlukan strategi yang sesuai.
B. SASARAN PERUBAHAN SOSIAL
Sasaran
perubahan sosial dapat ditunjukan kepada individu, kelompok masyarakat tertentu
atau masyarakat secara keseluruhan yang akan dikenal perubahan. Sasaran
perubahan sosial tidak tepat apabila diposisikan sebagai “objek” perubahan
sosial, namun lebih tepat apabila kita menggunakan terminologi “subjek” yang
akan diubah (subjek perubahan sosial). Sasaran perubahn dalam konteks ini dapat
difokuskan pada tiga aspek, yaitu :
-
Karakteristik individu. Karakter
individu dapat digunakan sebagai sasaran perubahan sosial. Karakter ini dapat
meliputi sikap, kebiasaan, perilaku, dan pola pikir atau pengetahuan, dan
karakteristikdemografis (umur, jenis kelamin, dan kesempatan hidup)
-
Aspek budaya. Aspek ini berkenaan dengan
norma-norma, dan nilai-nilai.
-
Aspek struktural. Sasaran ini merupakan
sasaran yang sangat luas cakupannnya.
1. Indivudu Sebagai Sasaran Perubahan
Sosial
Sebuah
proses perubahan sosial dapat melibatkan individu sebagai agen
perubahan.”Pemanfaatan” individu sebagai agen perubahanini didasarkan atas
asumsi dasar bahwa individu yang sudah berubah akan mempengaruhi tatanan sosial
(atau kelompok, atau organisasi).
Artinya
individu diubah, tidak semata-mata agar menguntungkan individu itu sendiri,
melainkan untuk tujuan yang lebuh besar seperti untuk keuntungan kelompok atau
organisasi atau untuk meningkatkan hubungan antarkelompok atau untuk
pembanguanan keseluruhan masyarakat.
Apabila
individu digunakan sebagai target perubahan, terdapat beberapa strategi yang
digunakan :
·
Strategi psikoanalisis
Strategi
ini berasumsi bahwa manusia pada hakekatnya mempunyai sifat seperti seperti
yang dilukiskan Freud, yaitu menpunyai Id, Ego, dan Superego. ( Id adalah
satu-satunya kompenen kepribadian yang hadir sejak lahir. Ego adalah komponen
kepribadian yang bertanggung jawab untuk menangani realitas. Superego adalah
aspek kepribadian yang menampung semua standar internalisasi moral dan cita-cita
yang diperoleh dari masyarakat)
·
Strategi psikologi sosial
Strategi
ini berasumsi bahwa sifat manusia adalah fungsi dari lingkungan sosialnya itu
sendiri. Maksudnya adalah individu merupakan representasi dari kondisi
lingkungannya, sehingga ketika akan melakukan perubahan pada suatu kelompok
atau masyarakat, seorang individu dapat diposisikan sebagai semacam sampel,
atau individu dianggap memiliki karakter yang sama dengan karakter kelompoknya.
·
Strategi modifikasi individu
Yang
berasumsi bahwa manusia bertindak atas dasar ganjaran dan hukuman. Strategi ini
akan lebih efektif digunakan untuk mengubah perilaku individual.
·
Strategi pendidikan
Yang
didasarkan pada asumsi bahwa manusia memiliki sifat yang rasional dan akan
bertindak secara logis atau sekurang-kurangnya berdasarkan kepentingan dirinya
sendiri atas dasar pengetahuan yang pernah diperolehnya selama berinteraksi
dengan individu lain.
·
Strategi dinamika kelompok
Yang
didasari ide bahwa norma yang mempengaruhi perilaku (individu) akan tercipta
dalam interaksi kelompok.
Selain individu sebagai
target perubahan, individu juga dapat diposisikan sebagai agen perubahan sosial
( agen of change). Individu yang
diposisikan sebagai agen perubahan ini dapat digolongkan menjadi 3 :
Pertama, tipe atau karakter
individu secara umum dalam kehidupan yang normal atau kegiatan sehari-hari
(kegiatan bekerja, istrahat, tidur, bebrbicara, menulis, tertawa, dll.)
Kedua, tipe manusia
yang memiliki kualitas tertentu dalam masyarakat (kelebihan dalam hal
pengetahuan, keterampilan, bakat, kekuatan fisik, dan karisma)
Ketiga, tipe manusia
yang mampu menduduki posisi tertentu dalam masyarakat (para penguasa, pejabat,
serta manager)
Strategi
perubahan yang melibatkan individu
sebagai agen perubahan harus memilih individu yang benar-benar memiliki
pengaruh didalam kelompok tersebut. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah
individu yang menduduki posisi sebagai pemimpin formal belum tentu merupakan
individu yang mampu memengaruhi anggotanya. Orang berpengaruh dalam kondisi
tertentu, tidak selalu diposisikan sebagai pemimpin. Hal ini mungkin
disebabkan, misalkan, kualifikasi pendidikan individu tersebut tidak memenuhi
syarat untuk menduduki jabatan sebagai pemimpin formal, sehingga anggota
masyarakat mengangkat seorang individu sebagai pemimpin secara formal atau
secara simbolik, yang memenuhi kriteria formal.
2. Kelompok Sebagai Terget Perubahan Sosial
Kelompok
dapat dijadikan target atau perantara perubahan. Asumsi dasar yang digunakan
adalah bahwa perubahan suasana akan memengaruhi perubahan individu. Nilai,
sikap, dan perilaku individu akan diubah melalui pengubahan struktur sosial
atau melalui perubahan kelompok yang menjadi tempat individu adalah :
Pertama,metode
yang mengubah komposisi kelompok, dengan cara mengubah keanggotaannya.
Kedua,
metode
yang mengubah proses atau struktur kelompok yaitu dengan cara mengubah pola
komunikasi di dalam kelompok itu, atau dengan cara meningkatkan peranan anggota
kelompok dalam proses pembuatan keputusan.
3. Struktur Sebagai Target Perubahan Sosial
Struktur
sosial memiliki makna yang sangat luas, dalam hal ini, struktur mencakup pola
stratifikasi sosial dan juga diferensiasi sosial. Perubahan ditinggkat struktur
sosial merupakan satu aspek yang memiliki jangkauan yang sangat luas pula. Kata
“struktur” menunjuk pada aktifitas membangun sesuatu dan menghasilkan produk
akhir, yaitu membangun suatu tindakan. Konsep struktur sosial dari pemaknaan
ini, kemudian diperluas pada bagian-bagian yang membentuk organisme biologis
dan berbagai macam organ, berbagai macam batuan yang membentuk bumi, dan
susunan atom sampai molekul. Namun mengubah struktur sosial berarti harus
memerhatikan perubahan yang lebih luas, yang menyebar keseluruh bagian
masyarakat yang lebih luas pula dari pada segelintir kelompok atau organisasi.
Gerakan sosial merupakan agen perubahan tang dapat mengubah struktur dalam
waktu singkat dan memiliki jangkauan yang sangat luas, terutama bila gerakan
sosial tersebut memanfaatkan media.
C. STRATEGI DASAR PERUBAHAN SOSIAL
Setiap upaya
penciptaan perubahan sosial, memerlukan suatu strategi tertentu yang perlu
diperhatikan. Terdapat beberapa strategi perubahan sosial yang dapat diterapkan
yaitu :
Strategi fasilitatif
Agen
perubahan sosial dalam strategi ini bertindak sebagai fasilitator yang
menyediakan berbagai sumber daya, informasi dan sebagai saran konsultasi.
Strategi ini lebih sesuai diterapkan pada kelompok yang memiliki beberapa
karakteristik, yaitu : menganggap bahwa suatu masalah yang dihadapinya
membutuhkan suatu perubahan; terbuka untuk menerima bantuan dari pihak luar;
serta mengharapkan terlibat dalam mengubah dirinya.
Stratego reedukatif
Strategi
ini digunakan apabila diketahui adanya hambatan-hambatan sosial budaya dalam
upaya penerimaan suatu inovasi, terutama berkaitan dengan kelemahan pengetahuan
atau pendidikan dan keterampilan dalam memanfaatkan suatu inovasi
Strategi persuasif
Strategi
ini merupakan upaya melakukan perubahan masyarakat dengan cara membujuk
masyarakat tersebut untuk melakukan perubahan.
Strategi
ini menekankan kemampuan pada agen perubahan dalam dua hal, yaitu: menyusun dan
menyeleksi permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh suatu masyarakat dan
berupa untuk mencarikan jalan keluarnya; dan mengunakan bujukan melalui
keterlibatan perasaan dan antisipasi terhadap faktor nonrasional, yaitu
mempertimbangkan nilai-nilai budaya lokal.
Strategi kekuasaan
Strategi
kekuasaan merupakan strategi yang digunakan untuk melakukan perubahan dengan
cara paksaan, menggunakan kekerasan atau ancaman. Strategi ini sering kali
mendapat pandangan negatif atau tidak mengenakkan, karna kelompok sasran berada
pada bayang-bayang ketakutan atau kecemasan akan terjadinya perubahan. Strategi
ini diperlukan mengingat kekerasan mempunyai hubungan yang signifikan dengan
perubahan sosial.
Strategi kekerasan versus nonkekerasan
Penggunaan
kekerasan memang efektif dan tampaknya diperlukan dalam beberapa situasi. Namun
strategi kekerasan harus diposisikan sebagai strategi alternatif terakhir
ketika strategi lain tidak mampu memengaruhi perubahan tertentu. Menurut
pandangan Mao, jenis perubahan tertentu memerlukan kekerasan, sedangkan
perubahan yang lain perlu dilakukan secara nonkekerasan. Strategi nonkekerasan
dapat dicapai melalui musyawarahn metode demokrasi, kritik, persuasi (bujukan)
serta pendidikan.
D. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PROSES
PERUBAHAN
Secara
konseptual, pemberdayaan atau pemberkuasaan (empowerment) berasal dari kata
“power” (kekuasaan atau keberdayaan). Untuk iu, ide utama mengenai pemberdayaan
ini bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan. Konsep kekuasaan ini juga
sering dikaitkan dengan kemampuan individu untuk membuat orang lain melakukan
apa yang diinginkannya, terlepas dari minat dan keinginan mereka. Istilah
pemberdayaan memiliki pengertian menurut konteks budaya dan politik. Pengertian
pemberdayaan sebenarnya mencakup kekuatan itu sendiri, kemandirian, pilihan
sendiri, kedaulatan hidup sesuai dengan nilai-nilai yang dianut seseorang atau
masyarakat, kapasitas untuk memperjuangkan hak, kemerdekaan, pembuatan
keputusan sendiri, menjadi bebas, kebangkitan, dan kapabilitas.
Model
pemberdayaan masyarakat dapat dibedakan melalui 3 tingkat, yaitu : mikro, meso,
dan makro. Pada tingkat Mikro, pemberdayaan
dilakukan terhadap klien secara individual melalui bimbingan, konseling, stress
management, serta crisis intervention , tujuan utamanya adalah membimbing atau
melatih klien dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Pada tingkat Meso, pemberdayaan dilakukan terhadap
sekelompok klien, pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai
media intervensi. Terakhir, pada tingkat Makro,
pemberdayaan diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih luas. Perumusan
kebijakan, perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial, lobying, pengorganisasian
masyarakat, dan managemen konflik merupakan beberapa strategi dalam pendekatan
ini.
Model Pekerjaan Sosial Dan Analisis
Jaringan Sumber
Proses
adopsi dan inovasi sebuah teknologi suatu kelompok masyarakat, tidak terlepas
dari bentuk penyikapan individu atau kelompok sosial yang menerima teknologi
tersebut. Sikap individu yang satu dengan yang lain sudah tentu berbeda. Ada
dua pendapat utama yang memperlakukan teknologi dalam kehidupan manusia. Pertama, teknologi dianggap netral,
tergantung dari kelompok masyarakat yang mendukungnya. Kedua, teknologi dianggap berpihak pada kelompok pemodal, pemegang
kekuasaan. Adopsi teknologi snagat dipengaruhi pandangan tersebut.
Salah
satu upaya untuk memperkenalkan teknologi tersebut adalah melalui pemberdayaan
sosial. Untuk itu diperlukan sebuah strategi pemberdayaan sosial, salah satu
melalui model pendamping. Model ini memosisikan pendamping sebagai moderator,
fasilitator, motifator, transformator, dinamisator dan sebagainya, sehingga
terjadi proses transfer of knowleage. Posisi pendamping dalam proses ini adalah
sebagai seorang “pekerja sosial” yang memandu anggota masyarakat menyelesaikan
berbagai permasalahan yang sedang dihadapi.
Model
pekerja sosial pada intinya merupakan sebuah proses pemberdayaan masyarakat
dengan melibatkan aktor-aktor tertentu yang diposisikan sebgai seorang pekerja
sosial. Fokus utama pekerja sosial adalah meningkatkan keberfungsian sosial
merupakan hasil interaksi individu dengan berbagai sistem sosial di masyarakat.
E. PENDIDIKAN ALTERNATIF SEBAGAI STRATEGI
PEMBERDAYAAN
Proses
pendidikan pada dasarnya merupakan sebuah proses penyadaran ( Freire ), ada
juga yang menyebut pendidikan sebagai upaya yang dilakukan individu atau
kelompok untuk memperoleh ilmu, memperolrh suatu pencerahan untuk mencapai
derajat kehidupan yang lebih baik. Pendidikan alternatif dapat dipakai sebuah
praktik pendidikan yang berbasis pada kepentingan masyarakat. Pemaknaan ini
lebih didasarkan pada sebuah asumsi bahwa orang yang membutuhkan pendidikan
adalah masyarakat, untuk itu masyarakatlah yang palinh tahu mengenai apa yang
ia butuhkan untuk kehidupannya. Proses ini harus menyatu dengan perkataan dan
tindakan (freire).
F.
INTISARI
Perubahan
sosial merupakan proses yang tidak terjadi secara tiba-tiba, dalam proses ini
perlu ada aktor atau agen yang berupaya melakukan perubahan dan subjek yang
akan dikenai perubahan atau disebut sasaran perubahan. Strategi perubahan dapat
pula dilakukan melalui proses pemberdayaan masyarakat. Strategi ini lebih
melihat kebutuhan masyarakat sebagai fokus dalam melakukan perubahan.
Ini sumbernya kok enggak ada ya? Boleh minta sumbernya enggak?
BalasHapus