Jumat, 17 Juni 2016

LAPORAN HASIL UJI COBA MODEL PEMBELAJARAN (MODEL PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PERMAINAN TEKA-TEKI SILANG TERHADAP ANAK )

LAPORAN HASIL UJI COBA MODEL PEMBELAJARAN
(MODEL PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PERMAINAN TEKA-TEKI SILANG  TERHADAP ANAK )







Oleh :
Kelompok 4
ASWAR MARMO
BAHARUDDIN
DARUL IRSYAD CHAIRAN
HARMAN
SURYANI





JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2016


BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
 Salah satu program pendidikan dalam masyarakat yang paling efektif dilakukan adalah program pemberantasan buta aksara. Bagi mereka yang telah tidak lagi buta aksara, putus sekolah atau tamat sekolah tetapi tidak melanjutkan, perlu disediakan suatu program agar dapat meningkatkan kemampuan pengetahuan, keterampilan, dan memperluas wawasan sebagai bekal untuk mengembangkan diri, bekerja, atau berusaha secara mandiri. Keberadaan program pemberantasan buta aksara sangat penting sebagai sarana belajar masyarakat. Dengan demikian, sebagai sarana yang diharapkan dapat menjadi pembina dalam kegiatan pemberantasan buta aksara dan dapat memanfaatkan makalah ini sebagai sumber yang baik.
Sesuai dengan amanat UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang diikuti oleh PP No. 19 Tahun 2005, serta UU Guru dan Dosen, bahwa guru sebagai sebuah profesi harus memenuhi beberapa kompetensi. Salah satu elemen kompetensi yang harus melekat pada profesi guru tercakup dalam rumpun kompetensi sosial yaitu kemampuan pendidik/guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Dengan demikian, agar guru sebagai pendidik memiliki kemampuan yang diamanatkan dalam UU dan PP tersebut, maka diperlukan sebuah kegiatan bagi guru yang sedang mengikuti pendidikan S1 untuk melatih keterampilan mereka dalam berkehidupan sosial serta memberikan kontribusi dalam masyarakat di lingkungannya.
Walaupun sudah menjadi guru yang tentunya sudah mempunyai prior knowledge tentang ke-SD-an, namun agar kompetensi sosial sebagai seorang pendidik berkembang, maka diperlukan pengasahan lebih lanjut terutama dalam hal mempraktekkan konsep-konsep metodik pedagogik yang dipelajari dalam masyarakat. Salah satu bentuk kegiatan yang sesuai untuk mengembangkan kompetensi tersebut adalah program pemberantasan buta huruf.
B.     Rumusan Masalah
Bagai mana cara belajar anak menggunakan metode teka-teki silang tersebut ?





















BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Menurut Parsons, ide mnegenai kehidupan sosial sebagai suatu sistem – suatu jaringan dari bagian yang berbeda-beda menjelaskan bagian struktural darilabel fungsionalis struktural yang selalu dikaitkan dengan karyanya. Lebih lanjut,analogi mengenai sebuah sistem menjelaskan bagian “fungsionalis”nya.
            Jikalau kita menyebut tubuh manusia sebagai suatu sistem, hal itu bisa dilihat sebagaisesuatu yang memiliki kebutuhan-kebutuhan tertentu, misalnya kebutuhanmakanan dan sejumlah bagian-bagian yang saling berhubungan (sistem pencernaan, perut, intesines, dan lain-lain) yang fungsinya adalah menemukankebutuhan-kebutuhan itu. sistem sosial dari tindakan dilihat oleh Parson sebagaisesuatu yang mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi kalau mau hidup dansejumlah bagian-bagian yanbg berfungsi untuk menemukan kebutuhan-kebutuhanitu.      semua sistem yang hidup dilihat sebagai sesuatu yang cenderung mengarahkepada keseimbangan, suatu hubungan yang stabil dan seimbang antara bagian-  bagian yang terpisah dan mempertahankan dirinya secara terpisah dari sistem-sistem lain.Ada sebuah tradisi dalam pemikiran sosiologi yang lazim disebutfungsionalisme ‘fungsionalisme struktur, analisis fungsionalis. Kebaikan yang bersifat relatif dari tradisi fungsionalisme bukan hanya diperdebatkan tetapi jugasering mendapat kritik mendasar yang merusakkan. Walaupun demikian, tradisitersebut masih dipegang teguh oleh para pengikutnya.
 Gagasan-gagasan inti dari fungsionalisme ialah perspektif holistis, yaitusumbangan-sumbangan yang diberikan oleh bagian-bagian demi tercapainyatujuan-tujuan dari keseluruhan, kontinuitas dan keserasan dan tata berlandaskanconsensus mengenai nilai-nilai fundamental.Fungsionalisme struktural bermaksud menjadi suatu teori umum mengenaimasyarakat yang tidak begitu membenarkan kapitalisme (walaupun sering terjadi justeru membenarkan).





















BAB III
RANCANGAN MODEL PROSES PENERIMAAN INOVASI

1.      Tahap pengetahuan
Pengetahuan  anak masih tehitung minim sehngga perlu diterapkan metode pembelajaran teka-teki silang untuk membantu anak agar bisa membaca, menulis dan menghitung.
2.      Tahap Persuasi
Informasi yang saya berikan kepada si peserta didik tersebut di terimah dengan baik, karena sangat menyukai model pembelajarannya.
3.      Tahap keputusan
a)      Di Tolak
Model inovasi ini tidak diterima oleh sipeswerta didik  karena peserta didik  lebih model pembelajaran kurang baik..
b)      Di Terima
Model inovasi ini di terimah si pedagang karena menganggap ini adalah sebuah pembelajaran yang baik bagi peserta didik.
4.      Tahap Konfirmasi
Setelah inovasi di terapkan  saya terus melakukan pelaksanaan dan pengawasan terhadap perilaku peserta didik tersersebut.
















BAB  IV
DESAIN MODEL PEMBELAJARAN

 







A.    TUTOR
Tutor adalah orang yg memberi pelajaran (membimbing) kpd seseorang atau sejumlah kecil siswa dalam pelajarannya;(Dedy Sugono, 2008:1022). Tutor adalah orang yang membelajarkan atau orang yang memfasilitasi proses pembelajaran di kelompok belajar ;(Chairudin Samosir, 2006:15).Pengertian tutor banyak dikemukakan oleh ahli pendidikan, seperti yang dikemukakan oleh Nasution (1992:4) (dalam Abi Masiku (2003:9)) bahwa tutor adalah orang yang membantu murid secara individual.
Pengajaran tutoring merupakan pengajaran melalui kelompok yang terdiri atas satu siswa dan satu pengajar (tutor, mentor) atau boleh jadi seorang siswa mampu memegang tugas sebagai mentor, bahkan sampai taraf tertentu dapat menjadi tutor (Winkel, 1996:401).


B.     strategi pembelajarannya

1.  Diskusi: Tutor dan warga belajar berdiskusi dengan menggunakan bahasa daerah atau bahasa sehari-harinya dengan tujuan untuk merangsang ide, pengetahuan, pengalaman yang sudah dimiliki peserta didik dan permasalahan yang ada di sekitarnya, sehingga dapat diungkapkan dengan baik.
2.      Membaca : Tutor membantu peserta didik meningkatkan keterampilan membaca yang bertepatan, kelancaran dan pemahaman. peserta didik yang buta huruf, belajar melalui teknik pembelajaran teka teki silang.
3.      Menulis : Tutor membantu peserta didik menulis berdasarkan pikiran / ide sendiri
4. Berhitung : Tutor membantu peserta didik meningkatkan keterampilan   berhitung  dengan menggunakan teka teki silang peserta didik mampu menanggap dengan cepat apa yang di berikan.

C.    Metode pembelajaran
Metode yang digunakan yaitu :
2. Metode Abjad
Metode abjad merupakan metode pembelajaran yang menggunakan media papan tulis” papan tulis  digunakan sebagai media pembelajaran untuk membantu peserta didik mengerti bagaimana cara mengingat huruf, ejaan, dan kata-kata baru.
D.  penerapan
Dalam proses penerapan yang perlu diperhatikan adalah sebuah suasana yang baik, oleh karena itu saya menerapkan sebuah inovasi yang tidak tidak membuat si peserta didik  ini menjadi jengkel ataupun marah ketika saya berdiskusi .


E.     EVALUASI
     Hal yang perlu di perharikan dalam menentukan keberhasilan adalah bagaimana si peserta didik  ini dapat menerima inovasi atau masukan-masukan dengan baik,  yang telah saya berikan kepada sipenerima inovasi.

BAB V
HASIL UJI COBA DAN PEMBAHASAN

A.    Dekripsi Lokasi Kegiatan
Pengembangan model pembelajaran menggunakan teka teki terhadap peserta didik yang kami laksanakan di monument emi selan .  Namun kegiatan pembelajarannya kami laksanakan disalah satu rumah peserta didik  yaitu di dekat masjid btn emi saelan. Yang berjarak kira- kira 40 meter dari tempat dilaksanakannya pembelajaran tersebut.

  1. Penerapan Model Pembelajaran
-          TahapPengetahuan
Pengetahuan dari penerima inovas Iterbilang dapat dipahami
-          TahapPersusasi
Dengan inivasi kami tawarkan kepada peserta didik dia berminat untuk belajar.
-          TahapKeputusan
·         Di terima
Model inovasi yang saya berikan di terimah oleh peserta didik.
TahapKonfirmasi
setelah saya menawarkan inovvasi tersebut dia menirna inovasi tersebut dan melanjutkan pembelajaran tersebut.




BAB VI
PEMBAHASAN
  1. Model/Rancangan Pembelajaran
1
p
2
A
3
D
4
I
2
A

3
D

4
I


Pertanyaan :
Apa yang biasa di tanam di sawah ?

B.     Penerapan Model Pembelajaran
Hasil uji coba dari penerapan model pembelajaran menggunakan teka- teki silang  sebagai model pembelajran terhadap  peserta didik , antusias dari peserta didik  sangat baik karena keingin belajar mereka sangat tinggi, langkah pertama yang kami gunakann dalam proses penerapan ini yaitu dimana tutor tidak menempatkan dirinya sebagai guru melainka sebagai teman belajar untuk peserta didik . Dengan cara tersebut warga belajar tidak merasa diajarkan namun mereka seakan berbagai pengalaman saja. Dengan hal tersebut peserta didik  tidak akan sungkan untuk bertanya apa yang mereka tidak tau.
Selanjutnya adalah perkenalan model, dimana dalam perkenalan model tutor menghubungka model pembelajaran dengan kegiatan sehari-hari peserta didik dengan menggunakan teka- teki silang  dimana daerah yang kami tempati untuk penerapan model tersebut kebanyakan anak-anak setara SD.
Adapun media yang kami gunakan adalah papan tulis yang dimana kami menggambar beberapa kotak-kotak yang terhubung satu sama lain, dan menanyakan satu persatu peserta didik tentang pertanyaan yang sudah kami rancang tersebut. Kemudian peserta didik menghitung, membaca, dan menulis di papan tulis dan di kotak yang telah di sediakan tersebut.












BAB VII
PENUTUP
a.    Kesimpulan
Dari hasil pembelajaran model yang telah kami terapkan peserta didik kini sudah mampu mengenal huruf dan angka, keterbatasan waktu dalam proses penerapan model ini, sehingga warga belajar belum mendapatkan pembelajaran secara maksimal untuk menunjang cara menghitung,menulis dan membaca yang baik dan benar.
b.      Saran
Semoga dengan adanya model pembelajaran menggunakan teka teki silang sebagai pengantar pada peserta didik.  mampu melanjutkan apa yang telah kami laksanakan sehingga warga belajar bisa mendapatkan pembelajaran yang maksimal untuk menunjang kehidupan mereka.












BAB VIII
DOKUMENTASI
Description: G:\DCIM\Camera\IMG20160524143110.jpg
SEDANG MEMPERHATIKAN PESERTA DIDIK MENULIS

Description: G:\DCIM\Camera\IMG20160524143202.jpg
PESERTA DIDIK MENULIS
Description: G:\DCIM\Camera\IMG20160524143400.jpg
MODEL PEMBELAJARAN
Description: G:\DCIM\Camera\IMG20160524143427.jpg

FOTO BERSAMA PESERTA DIDIK

Resume Pembangunan Masyarakat Sebagai Proses Perubahan

RESUME






PEMBANGUNAN MASYARAKAT
Sebagai Proses Perubahan



Description: C:\Users\sektor\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\Logo Besar.png


BAHARUDDIN
1342042001






JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015




1.      Perubahan Sebagai Basis Pemahaman
Perubahan social berlangsung secara terus menerus dari waktu ke waktu baik direncanakan atau tidak. Perubahan social demikian, merupakan sesuatu yang wajar dan alamiah dan dan dialami etiap masyarakat. (Salim 2002: 10). Oleh karena perubahan social merupakan basis pemahaman realitas pembangunan  masyarakat tersebut maka berbagai prinsip, teori dan kecenderungan umum proses perubahan social dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena perkembangan atau pembangunan masyarakat ini.
2.      Tipe-Tipe Perubahan
a.       Dimensi waktu dan ruang lingkup perubahan
Apabila menggunakan tingkat abtraksi yang tinggi, gerak perubahan tersebut termasuk didalamnya gerak perkembangan masyarakat dinyatakan mengikuti proses yang bersifat evolusi. Dengan menggunakan perspfektif evolusi tersebut perkembangan masyarakat merupakan salah satu atau kombinasi dari beberapa hal berikut ini;
1.      Suatu proses spontan menuju tahap perkembangan yang lebih tinggi
2.      Suatu proses tampilnya potensi masyarakat dan realisasi kapasitas embrional dalam menuju proses pendewasaan
3.      Suatu proses structural fungsinya yang berkesinambungan yang menghasilkan spesialisasi dan deferensiasi truktural dalam suatu perkembangan simultan dari tingkat kohesi dan interdependensi social.
4.      Suatu proses perkembangan diri, proses perubahan pada kurun waktu tertentu yang menghasilkan struktur dan interaksi social semakin kompleks (Chodak, 1973:16)

TIPE-TIPE PERUBAHAN SOSIAL
(Dilihat dari dimensi waktu dan ruang lingkup perubahan dalam masyrakat)

Dimensi Waktu
Tingkat/ruang lingkup perubahan

Mikro
(Individual)
Intermediate
(Kelompok)
Makro
(Masyarakat)
Jangka pendek

Tipe 1
-          Perubahan sikap
-          Perubahan timgkah laku
Tipe 3
-          Perubahan Normatif
-          Perubahan Administratif
Tipe 5
-          Invensi
-          Inovasi
-          revolusi
Jangka Panjang
Tipe 2
Perubahan siklus kehidupan
Tipe 4
Perubahan organiasi
Tipe 6
Evolusi social cultural
Gerald Zaltman (1972:3)

b.      Perubahan spontan dan perubahan yang diindukasi
Dari sisi yang lain, sahlins dan service (dalam hoogvelt, 1976:10) Mengemukakan, bahwa masyarakat yang mengalami proses evolusi pada tingkat yang lebih tinggi mempunyai tig cirri (1). Menampilkan cara-cara yang lebih bervariasi dan lebih efektif dalam mengeksploitasi sumber daya (2). Masyarakat lebih tidak bergantung dari pengaruh lingkungan, dengan demikian lebih mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang bervariasi dibandingkan masyarakat yang kurang maju (3). Cenderung mendominasidan menggantikan tipe masyarakatyang kurang maju.
Dilihat dari kenyataan bahwa masyarakat merupakan suatu system maka kemampuan menyesuaikan diri yang lebih besar tersebut akan tampak dalam hal (1). Mempunyai bagian-bagian dan subsistem yang lebih banyak (2). Mempunyai spesialisasi yang lrbih banyak dan (3). Mempunyai cara-cara yang lebih efektif untuk mengintegrasikan keseluruhan bagian-bagian yang ada.
3.      Factor pendorong Perubahan Terencana
Zaltman (1972:2) menamakan bentuk perubahan spontan dan perubahan yang diinduksi tersebut dengan perubahan social yang tidak direncanakan (unplanned social change) dan perubahan social yang direncanakan (planned social change). Perubahan social yang tidak direncanakan merupakan hasil dari prose salami yang tidak direncanakan dan direkayasa.
a.       Pemecahan masalah social
Sebagai mana diketahui, masalah social adalah kondisi yang tidak diharapkan, karena mengandung unsure yang merugikan, baik fisik maupun nonfisik, atau merupakan pelanggaran terhadap norma dan standar social.
b.      Percepatan perubahan
Dipandang dari sisi yang lain, peranan perubahan yang diinduksi yang merupakan semacam intervensi terhadap perubahan spontan yang bersifat alami dan evolusi dapat dianggap sebagai factor percepatan. Hal ini disebabkan karena dengan adanya perubahan yang diinduksi diharapkan akan mempercepat proses perubahan yang terjadi menuju suatu kondisi yang dinginkan.
c.       Proses reintegrasi
Sebagaimana diketahui, sebagian besar Negara-negara sedang berkembang adalah merupakan bekas daerah jajahan. Bahkan tidak jarang diantaranya yang mengalami proses penjajahan yang berabad-abad. Senagai daerah jajahan, tentu dapat dipahami apabila perkembangan masyarakat tidak dapat berjalan dengan wajar. Hal tersebut disebabkan oleh karena dalam periode tersebut terdapat berbagai hambatan bahkan tekanan yang sengaja dilakukan oleh pihak penjajah guna memperkokoh kekuasaannya.
d.      Usaha memotong lingkaran kemiskinan
Masalah kemiskinan merupakan salah satu masalah yang paling dirasakan di Negara-negara sedang berkembang, sejak saat-saat awal kemerdekaannya sampai saat ini. Hal itu dapat dipahami, mengingat bahwa pada masa penjajahan, usaha masyarakat untuk mengembangkan diri dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan banyak memperoleh hambatan. Disamping itu, juga disebabkan oleh karena berbagai usaha untuk mendayagunakan sumber-sumber dan potensi dalam masyarakat lebih banyak diorientasikan kepada kepentingan pemerintah colonial.
e.       Transformasi strukutural
Dalam uraian terdahulutelah banyak disinggung bahwa pembangunan masyarakat merupakan proses perubahan dari kondisi yang tidak diharapkan menuju kondisi yang lebih sesuai harapan. Kondisi yang tidak diharakan tersebut salah satu sebabnya dapat berasal dari kondisi system dan struktur socialnya.
f.       Antisipasi dampak
Perubahan yang diinduksi dalam pembangunan masyarakat antara lain dimaksudkan untuk mempercepat proses perubahan yang terjadi. Walaupun demikian, dengan melakukan percepatan perubahan saja belum menjamin bahwa proses pembangunan yang berjalan akan mencapai hasil yang dinginkan.
4.      Perubahan Fisik dan Perubahan Sikap
Perubahan yang diharapkan terjadi dalam proses pembagngunan masyarakat adalah perubahan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Diantara aspek-aspek tersebut adalah perubahan fisik teknologi dan perubahan sikap.
Sehubungan dengan hal ini, untuk menuju kepada perubahan sikap yang diharapkan  dalam proses pembangunan, khususnya menurut pandangan persfektif modernisasi, koentjaraningrat (1974:42). Mengemukakan beberapa orientasi nilai. Dalam hal ini adalah
-          Orientasi kemasa depan, dengan demikian , bersifat hemat untuk bisa lebih teliti memperhitungkan hidup nya dimasa depan
-          Lebih menilai tinggi hasrat  eksplorasi untuk mempertinggi kapasitas berinovasi
-          Lebih menilai tinggi kearah achievement dari karya dan
-          Menilai tinggi mentalitas berusaha atas kemampuan sendiri, percaya kepada diri sendiri, berdisiplin murni dan berani bertanggung jawab sendiri.
5.      Factor Hambatan Perubahan
perubahan dan pembaharuan dalam rangka pembangunan masyarkat pada umunya ditujukan kepada suatu masyarakat yang cukup mapan dalam pengertian sudah mempunyai pola aktivitas dan pola tingkah laku tertentu, sudah mempunyaisistem nilai dan system kelembagaan yang cukup mengakar bahkan tidak jarang sudah dihayati dari generasi ke generasi.
Soerjono Soekanto (1988:312) mengemukakan beberapa factor yang dapat menghalangi terjadinya perubahan. Factor-faktor itu adalah:
1.      Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain
2.      Perkembangan ilmu pengetahuan yang terhambat
3.      Sikap masyarakat yang sangat tradisional
4.      Adanya kepentingan-kepentingan yang sudah tertanam dengan kuat sekali
5.      Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan
6.      Prasangka terhadap hal-hal baru
7.      Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis
8.      Adat dan kebiasaan
9.      Suatu orientasi nilai bahwa hidup ini pada hakikatnya buruk dan  tidak mungkin diperbaiki.