Rabu, 17 Juni 2015

Makalah Pendidikan Dalam Perubahan Sosial

PENDIDIKAN DALAM PERUBAHAN SOSIAL

A.    Pendahuluan
Pendidikan sebagai bagian dalam perubahan sosial, pada dasarnya memiliki dua fungsi yang dapat dikatakan saling bertentangan. Sampai saat ini  pendidikan masih berada pada posisi dilematis dalam sebuah struktur sosial. Disatu pihak, pendidikan berupaya untuk melegitimasi atau melanggengkan tatanan/struktur sosial yang ada. Disisi lain, pendidikan juga mempunyai tugas untuk melakukan perubahan sosial dan transformasi menuju dunia yang lebih baik.
Peran pendidikan dalam perubahan sosial dapat dengan mudah dilihat pada masa Revolusi Industry Inggris dan Prancis. Kedua revolusi ini dapat dikatakan sebagai sebuah symbol perubahan yang sangat besar yang membawa implikasi sosial di seluruh dunia.
B.     Makna Pendidikan
Pendidikan menurut pengertian yunani adalah paedagogie yang berarti “ Pendidikan”, serta paedagogia yang berarti “pergaulan dengan anak”. Konsep pendidikan tersebut kemudian dapat dimaknai sebagai usaha yang dilakukan orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk membimbing atau memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan (Armai, 2005). Orang Romawi melihat pendidikan sebagai Educare, yaitu “mengeluarkan dan menuntun”, tindakan merealisasikan potensi anak yang dibawa sejak lahir. Bangsa jerman melihat pendidikan sebagai erzieungg yang setara dengan educare, yakni membangkitkan kekuatan terpendam atau mengaktifkan kekuatan atau potensi anak.
Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penentu umat manusia dalam menjalani kehidupan, sekaligus untuk memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia. Secara ekstrem dapat dikatakan bahwa maju mundurnya atau baik buruknya peradaban suatu masyarakat atau suatu bangsa, akan ditentukan oleh bagaimana pendidikan dijalani oleh masyarakat bangsa tersebut (Sanaky, 2010).
Pendidikan dapat di tinjau dari dua segi, yaitu dari sudut pandang masyarakat, dan dari sudut pandang individu. Pendidikan dari sudut pandang masyarakat dapat dimaknai sebagai proses pewarisan kebudayaan dari generasi tua ke generasi muda agar kehidupan masyarakat tetap berlanjut. Atau dengan kata lain, masyarakat mempunyai nilai-nilai budaya yang ingin di salurkan dari generai ke generasi agar identitas masyarakat tersebut tetap terpelihara. Pendidikan dari sudut pandang individu dapat diartikan sebagai pengembangan potensi-potensi yang terpendam dan tersembunyi dalam diri individu (Yunadi, 2009). Setiap individu meiliki potensi yang berbeda. Pengembangan potensi individu inilah yang harus menjadi perjatian utama dalam penyelenggaraan sistem pendidikan.
C.     Posisi Pendidikan dalam Perubahan Sosial
Posisi pendidikan dalam perubahan sosial dianalisis melalui dua pendekatan makro dalam sosiologi, yaitu pendekatan struktural fungsional dan pendekatan konflik. Pendekatan Strukutral Fungsional  memiliki asumsi utama, yaitu melihat masyarakat sebagai sebuah sistem yang ada di dalamnya terdapat berbagai subsistem.
Ada dua –penganut persfektif fungsional yang akan dibahas dalam pokok bahasan ini, yaitu Emile Durkheim dan Talcott Parsons.
1.    Emile Durkheim
a.    Pendidikan dan Solidaritas Sosial
Durkheim melihat fungsi utama pendidikan adalah mentrasnmisikan nilai-nilai dan norma-norma dalam masyarakat.
b.    Pendidikan dan Pembagian Kerja
Durkheim melihat bahwa perubahan sosial dalam masyarakat lebih disebabkan karena faktor demografi (kependudukan). Faktor demografi ini secara lebih sempit dimaknai dengan faktor bertambahnya jumlah penduduk. Pertambahan penduduk ini komponen pertama yang mengakibatkan meningkatnya tingkat kepadatan penduduk.
2.    Talcott Parson
a.    Pendidikan dan Nilai Universal
Parson memiliki pemikiran bahwa melihat fungsi pendidikan; baginya, sekolah merupakan miniature bentuk masyarakat. Bagi parson, individu dalam masyarakat menyandang dua status, yaitu yang dinamakan ascribe status dan achieved status. Parson melihat ada dua jenis nilai yang akan diperoleh individu dalam perkembangan, yaitu nilai particular dan universal.
b.    Pendidikan dan Seleksi Sosial
Parsons melihat bahwa sistem pendidikan juga digunakan sebagai meknisme penting untuk menyeleksi individu bagi peranannya di masa depan.
c.    Pendidikan dan Reproduksi Sosial
Oval: Kelas Bawah Oval: Pekerjaan Kelas AtasOval: Pekerjaan Status BawahOval: Kelas Atas                                                                      
 



                             SD      SMP   SMA     PT
D.    Ideology Pendidikan dalam Perubahan Sosial
Ideology pendidikan yang ada dapat dipilih menjadi beberapa kelompok menurut ahli yang merumuskan ideology tersebut. Tipologi ideology adalah yang cukup mewakili sekian banyaknya ideology pendidikan yang berkembang dikemukakan oleh Henry Girous dan Aronowwitz. Menurutnya, ideology pendidikan dapat dibagi menjadi tiga.
      Pertama, ideology konservatif.  Bagi penganut ideology ini, ketidaksetaraan atau ketimpangan sosial yang terjadi dalam masyarakat merupakan satu hukum keharuan alami, kondisi ini mustahil untuk dihindari serta sudah merupakan ketentuan sejarah takdir tuhan.
      Kedua, ideology liberal, para penganut ideology ini berangkat dari keyakinan bahwa memang ada masalah dalam masyarakat, akan tetapi bagi meraka pendidikan tidak ada kaitannya dengan persoalan politik dan ekonomi masyarakat.
      Ketiga, ideology kritis, menurut ideology ini, pendidikan merupakan arena perjuangan politik. Ideology ini menghendaki perubahan struktur secara fundamental dalam politik ekonomi masyarakat tempat pendidikan berada.
E.     Pendidikan dalam Globalisasi: Kasus di Indonesia
Pendidikan merupakan lembaga sosial yang memiliki dua peran yang cukup kontradiktif, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Perkembangan globalisasi membawa empat wacana besar (lie, 2004) yaitu:
1.      Delokalisasi dan lokalisasi
2.      Perkembangan inovasi dan teknologi informasi
3.      Kebangkitan korporasi multinasional
4.      Privatisasi dan pembentukan pasar bebas
F.      RSBI dan Globalisasi

Untuk mencapai apa yang dinamakan “kemajuan” dalam praktik pendidikan maka muncullah konsep Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI). Sekolah yang menyandang gelar RSBI ini intinya akan berubah statusnya menjadi SBI (Sekolah Berstandar Internasional) pada sistem pendidikan yang menggunakan standar (atau bahkan berkiblat) pada sistem pendidikan di tingkat intenasional. Sistem ini meliputi bahasa pengantar, substansi mata pelajaran, sarana dan prasarana dan sebagainya. Tipe SBI dalam jangka panjang akan diterapkan di seluruh lembaga sekolah di Indonesia untuk meningkatkan standar kualitas peserta didik yang nantinya berdampak pula pada peningkatan kualitas pendidikan nasional. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar