Rabu, 17 Juni 2015

MAKALAH ASPEK LINGKUNGAN DENGAN LANDASAN FILOSOFIS (Kenakalan Remaja)

Makalah





Logo Besar.PNG

ASPEK LINGKUNGAN DENGAN LANDASAN FILOSOFIS
(Kenakalan Remaja)



Oleh:
Kelompok 04

A. Muh. Iqram
Aswar Marmo
Baharuddin
Darul Irsyad Chairan
Harman
Muh. Alfaidul Rajab
Rakhmat Kurnia Ramli
Taqwa Anugrah Razak





JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015

A.    Aspek Lingkungan
Lingkungan merupakan peranan yang sangat penting terhadap pergaulan remaja, terutama menciptakan pergaulan yang sehat. Betapa pentingnya peranan remaja dalam menentukan masa depan bangsa dan negara. Sebab, remaja juga generasi penerus perjuangan bangsa. Masa muda dalam kehidupan manusia adalah masa yang dapat dikatakan penuh harapan dan semangat. Jika ditinjau dari segi biologis, ia sedang dalam puncak kesempurnaan, dimana tubuh sedang mengalai pertumbuhan atau bertambah besar dan segala organ reproduksi sudah mulai aktif ke segala fungsinya.
Sekaranag ini banyak remaja yang terjerumus terhadap pergaulan yang tidak sehat. Contohnya saja banyak remaja yang merokok di tempat umum, memakai obat-obatan terlarang, perkelahian, dsb. Hal itu disebabkan karena faktor lingkungan yang mempengaruhi pergaulan mereka. Terutama di lingkungan keluarga yang mempunyai peranan penting.
Remaja adalah masa dimana seseorang anak mulai meninggalkan masa kanak-kanak dan mulai mempersiapkan diri untuk memasuki masa dewasa. Pada masa remaja ini, terjadilah berbagai perubahan baik fisik maupun psikis. Diantaranya adalah mulai berfungsinya kelenjar-kelenjar organ reproduksi. Masa remaja dikenal dengan istilah masa puber atau akil baligh, yang merupakan masa bangkitnya kepribadian dalam bentuk segala minatnya ditujukan pada perkembangan diri sendiri (egosentris).
Seseorang yang memasuki masa remaja menunjukkan cirri sebagai berikut:
a.       Pertumbuhan fisik yang lebih cepat dibandingkan dengan masa kanak-kanak
b.      Emosi yang meledak-ledak, mudah sedih dan mudah gembira, perasaannya sensitif
c.       Mulai tertarik dengan lawan jenis dan mulai mengenal pacaran
d.      Senang mencari perhatian dari lingkungan
e.       Mulai tertarik berkelompok
f.       Mulai berkerjanya fungsi organ reproduksi pada perempuan maupun laki-laki

B.     Remaja dan Lingkungan
Masa remaja mempunyai keingintahuan yang tinggi, belum sepenuhnya memiliki pertimbangan yang matang, mudah terombang-ambing, mudah terpengaruh, nekat dan berani, emosi tinggi dan takmau ketinggalan
Masa remaja merupakan masa yang indah. Dan masa remaja tidak berlangsung lama. Maka dari itu, banyak para remaja yang memanfaatkan masa remaja mereka dengan berbagai hal yang menarik dan menantang. Maka, tidak luput pulalah remaja terkena masalah yang berbahaya. Hal itu karena kurangnya perhatian orang tua pun menjadi faktor terbesar dari remaja. Mereka tidak mendapat kebahagiaan dari lingkungan keluarga, maka mereka cenderung memilih mencari kebahagiaandiluar untuk menghilangkan masalah yang mereka hadapi.
a.       Lingkungan Keluarga
Banyak persoalan yang mengganggu kebahagiaan hidup, adalah masalah hubungan orang tua dengan anaknya yang telah dewasa. Tidak jarang banyak orang tua yang mengeluh terhadap sikap anaknya. Bahkan ada orang tua yang merasa kalau anaknya tiba-tiba menjadi nakal, suka melawan, tidak patuh, dan sering membuat masalah.
Dan tidak sedikit pula para remaja, merasa kurang bahwa orang tuanya tidak mau mengerti perasaannya. Sehingga mereka menjadi bingung, cemas, dan gelisah. Dengan perasaan itulah mereka mudah terkena pengaruh yang tidak baik dari luar. Apalagi kalau kita lihat sekarang ini, makin banyak kenyataan hidup yang tidak menyenangkan terutama dalam hal masyarakat modern ini. Dimana agama tidak lagi diindahkan, mungkin akibat teknologi yamg sudah sangat maju.
Keluarga dan rumah merupakan pelabuhan yang aman dan tambatan yang kokoh bagi setiap anggota keluarga terutama remaja. Ayah, ibu, dan anak adalah suatu basis dimana secara teratur dan harmonis seluruh keluarga berkumpul untuk berkomunikasi dan berbincang-bincang baik dalam hal yang menggembirakan ataupun ketika sedanga menghadapi kesulitan.
Keluarga merupakan kesatuan daripada masyarakat kecil, yang mempunyai motivasi dan tujuan hidup tertentu dimana ayah, ibu, dan anak mempunyai fungsi dan tanggungjawab saling mengisi.

b.      Lingkungan Pendidikan
Sekolah merupakan tempat pendidikan formal, yang secara teratur dan terencana melakukan pembinaan terhadap generasi muda. Fungsi sekolah tidak hanya memberikan pengajaran dan pendidikan secara formal, melainkan semua tenaga dan alat pengajaran merupakan unsur pembinaan bagi generasi muda, artinya guru bukan hanya mendidik akan tetapi seorang guru harus menjadi contoh tauladan bagi anak didiknya dalam segala hal baik, sikap, kepribadian, cara pergaulan, ketaatan terhadap agama, cara berpakaian dan penampilannya. Semua ini adalah unsur-unsur penting dalam pembinaan anak didik. Karena guru merupakan orang tua kedua ketika kita berada dalam lingkungan sekolah.
Seorang guru dapat mengubah jiwa anak yang pendiam, pemalu, malas ataupun tidak bersemangat menjadi terbuka, pemberani, rajin dan penuh gairah. Dan sebaliknya guru dapat mengubah dan merusak anak yang baik, menjadi nakal, pemalas, pembolos, bahkan ada juga yang membenci pelajaran. Bahkan guru dapat mengubah keyakinan anak didiknya dari taat beragama menjadi tidak taat dan akhirnya meninggalkan ajaran agamanya.

c.       Lingkungan Masyarakat
Pada usia remaja, pengaruh lingkungan masyarakat kadang-kadang lebih besar pengaruhnya daripada lingkungan keluarga, sebab masa remaja adalah masa yang sedang mengembangkan kepribadiannya, yang membutuhkan lingkungan teman-teman dan masyarakat. Perhatian mereka terhadap lingkungan masyarakat benar-benar diperhatikannya, maka persoalan masyarakat atau nasib orang banyak sering kali menjadi perhatian mereka dan mereka berjuang untuk membela yang lemah dan menderita itu.
Pengaruh lain dari lingkungan masyarakat adalah pengaruh yang bersifat : pornografis, sadisme, film-film yang merusak moral, gambar-gambar, bacaan-bacaan, tempat rekreasi dan lain sebagainya yang pada pokoknya berbagai kegiatan yang disenangi oleh muda-mudi zaman sekarang. Ini semua harus dibatasi kalau perlu harus disesuaikan dengan ketentuan yang ada di dalam ajaran agama, sebab kalau tidak pengaruhnya akan lebih berbahaya dibanding pengaruh lain.
Faktor lain juga sangat penting dalam pembinaan remaja di dalam mengenal lingkungan misalnya adanya semacam kelompok dalam masyarakat yaitu organisasi kemasyarakatan. Organisasi kemasyarakatan mempunyai fungsi dan peranan yang positif dalam pembinaan remaja, sebab di situ remaja dilatih dan dididik untuk bermasyarakat.

d.      Lingkungan Keagamaan
Lingkungan keagamaan, baik lembaga pendidikan keagamaan, misalnya: Masjid, Musholla, Madrasah, dll, maupun kegiatan-kegiatan keagamaan seperti : pengajian, pertemuan-pertemuan maulid, Isra' Mi'raj, Nuzulul Qur'an dan sebagainya ini juga sarana yang penting dalam pembianaan remaja.
Pengaruh terhadap lembaga pendidikan keagamaan sangat positif sekali bagi remaja, sebab remaja yang sering datang ke masjid misalnya, hati dan jiwanya menjadi dekat dengan agama dan dengan demikian ia merasa tenang dan bahagia. Pengaruh tempat ibadah itu akan lebih besar apabila remaja ikut aktif atau diikutsertakan dalam kegiatan ataupun upacara keagamaan.
Pengaruh agama besar terhadap remaja, terutama mereka yang mengalami kegoncangan dan ketidaktenangan dalam keluarga. Apabila remaja tidak meyakini suatu agama, atau tidak mendapatkan pendidikan dan pengalaman keagamaan sehingga jiwanya tidak lagi tenteram aqidah sejak dini mungkin, maka jika ia remaja akan bingung menghadapi seribu persoalan yang dihadapi, terutama masalah pribadinya.
Oleh karena itu pembinaan generasi harus dimulai dari sedini mungkin, dengan demikian kita menciptakan insan pembangunan, yang kreatif, produktif dan taqwa kepada Allah SWT, yang mampu tanding ke gelanggang walau seorang untuk membela bangsa, negara, dan agama.

C.      MASALAH KENAKALAN REMAJA SEBAGAI
Pada dasarnya kenakalan remaja menunjuk pada suatu bentuk perilaku remaja yang tidak sesuai dengan norma-norma yang hidup di dalam masyarakatnya. Beberapa ahli mengatakan :
a.       Kartini Kartono (1988 : 93) mengatakan remaja yang nakal itu disebut pula sebagai anak cacat sosial. Mereka menderita cacat mental disebabkan oleh pengaruh sosial yang ada ditengah masyarakat, sehingga perilaku mereka dinilai oleh masyarakat sebagai suatu kelainan dan disebut “kenakalan”.
b.      Dalam Bakolak inpres no: 6 / 1977 buku pedoman 8, dikatakan bahwa kenakalan remaja adalah kelainan tingkah laku / tindakan remaja yang bersifat anti sosial, melanggar norma sosial, agama serta ketentuan hukum yang berlaku dalam masyarakat.
c.       Singgih D. Gunarso (1988 : 19), mengatakan dari segi hukum kenakalan remaja digolongkan dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-norma hukum yaitu : (1) kenakalan yang bersifat amoral dan sosial serta tidak diantar dalam undang-undang sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan sebagai pelanggaran hukum ; (2) kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai dengan undang-undang dan hukum yang berlaku sama dengan perbuatan melanggar hukum bila dilakukan orang dewasa.

Menurut bentuknya, Sunarwiyati S (1985) membagi kenakalan remaja kedalam tiga tingkatan ;
1.      Kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit
2.      Kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti mengendarai mobil tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa izin
3.      Kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan seks diluar nikah, pergaulan bebas, pemerkosaan dll. Kategori di atas yang dijadikan ukuran kenakalan remaja dalam penelitian.

Tentang normal tidaknya perilaku kenakalan atau perilaku menyimpang, pernah dijelaskan
dalam pemikiran Emile Durkheim (dalam Soerjono Soekanto, 1985 : 73). dalam bukunya “ Rules of Sociological Method” bahwa perilaku menyimpang atau jahat kalau dalam batas-batas tertentu dianggap melanggar fakta sosial yang normal dan dalam batas-batas tertentu kenakalan adalah normal karena tidak mungkin menghapusnya secara tuntas, dengan demikian perilaku dikatakan normal sejauh perilaku tersebut tidak menimbulkan keresahan dalam masyarakat, perilaku tersebut terjadi dalam batas-batas tertentu dan melihat pada sesuatu perbuatan yang tidak disengaja. Jadi kebalikan dari perilaku yang dianggap normal yaitu perilaku nakal/jahat yaitu perilaku yang disengaja meninggalkan keresahan pada masyarakat. Istilah keberfungsian sosial mengacu pada cara-cara yang dipakai oleh individu akan kolektivitas, seperti keluarga dalam bertingkah laku agar dapat melaksanakan tugas-tugas kehidupannya serta dapat memenuhi kebutuhannya. Juga dapat diartikan sebagai kegiatan-kegiatan yang dianggap penting dan pokok bagi penampilan beberapa peranan sosial tertentu yang harus dilaksanakan oleh setiap individu sebagai konsekuensi dari keanggotaannya dalam masyarakat. Penampilan dianggap efektif diantarannya jika suatu keluarga mampu melaksanakan tugas-tugasnya, menurut (Achlis, 1992) keberfungsian sosial adalah kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas dan peranannya selama berinteraksi dalam situasi social tertentu berupa adanya rintangan dan hambatan dalam mewujudkan nilai dirinya mencapai kebutuhan hidupnya. Keberfungsian sosial kelurga mengandung pengertian pertukaran dan kesinambungan, serta adaptasi resiprokal antara keluarga dengan anggotanya, dengan lingkungannya, dan dengan tetangganya dll. Kemampuan berfungsi social secara positif dan adaptif bagi sebuah keluarga salah satunya jika berhasil dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupan, peranan dan fungsinya terutama dalam sosialisasi terhadap anggota keluarganya.

D.      PENYEBAB TERJADINYA KENAKALAN REMAJA
Perilaku ‘nakal’ remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).
a.      Faktor internal:
1.    Krisis identitas. Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
2.    Kontrol diri yang lemah. Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
b.      Faktor eksternal:
1.    Keluarga. Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
2.    Teman sebaya yang kurang baik
3.    Komunitas/lingkungan/sekolah/ tempat tinggal yang kurang baik.



E.  HAL-HAL YANG BISA DILAKUKAN UNTUK MENGATASI KENAKALAN REMAJA
Mengatasi kenakalan remaja, berarti menata kembali emosi remaja yang tercabik-cabik itu. Emosi dan perasaan mereka rusak karena merasa ditolak oleh keluarga, orang tua, teman-teman, maupun lingkungannya sejak kecil, dan gagalnya proses perkembangan jiwa remaja tersebut. Traumatrauma dalam hidupnya harus diselesaikan, konflik-konflik psikologis yang menggantung harus diselesaikan, dan mereka harus diberi lingkungan yang berbeda dari lingkungan sebelumnya. Pertanyaannya : tugas siapa itu semua ? Orang tua-kah ? Sedangkan orang tua sudah terlalu pusing memikirkan masalah pekerjaan dan beban hidup lainnya. Saudaranya-kah ? Mereka juga punya masalah sendiri, bahkan mungkin mereka juga memiliki masalah yang sama. Pemerintah-kah ? Atau siapa ? Tidak gampang untuk menjawabnya. Tetapi, memberikan lingkungan yang baik sejak dini, disertai pemahaman
akan perkembangan anak-anak kita dengan baik, akan banyak membantu mengurangi kenakalan remaja. Minimal tidak menambah jumlah kasus yang ada."
Kenakalan remaja, merupakan salah si anak? atau orang tua? Karena ternyata banyak orang tua yang tidak dapat berperan sebagai orang tua yang seharusnya. Mereka hanya menyediakan materi dan sarana serta fasilitas bagi si anak tanpa memikirkan kebutuhan batinnya. Orang tua juga sering menuntut banyak hal tetapi lupa untuk memberikan contoh yang baik bagi si anak. Sebenarnya kita melupakan sesuatu ketika berbicara masalah kenakalan remaja, yaitu hukum kausalitas. Sebab, dari kenakalan seorang remaja selalu dikristalkan menuju faktor eksternal lingkungan yang jarang memperhatikan faktor terdekat dari lingkungan remaja tersebut dalam hal ini orang. Orang selalu menilai bahwa banyak kasus kenakalan remaja terjadi karena lingkungan pergaulan yang kurang baik, seperti pengaruh teman yang tidak benar, pengaruh media massa, sampai pada lemahnya iman seseorang. Setelah diketahui penyebab terjadinya kenakalan remaja, maka ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja adalah :
1.      Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
2.      Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
3.      Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
4.      Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
5.      Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
6.      Pemberian ilmu yang bermakna yang terkandung dalam pengetahuan dengan memanfaatkan film-film yang bernuansa moral, media massa ataupun perkembangan teknologi lainnya.
7.      Memberikan lingkungan yang baik sejak dini, disertai pemahaman akan perkembangan anak kita dengan baik, akan banyak membantu mengurangi kenakalan remaja
8.      Membentuk suasana sekolah yang kondusif, nyaman buat remaja agar dapat berkembang sesuai dengan tahap perkembangan remaja.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar