Makalah
ASPEK
LINGKUNGAN DENGAN LANDASAN FILOSOFIS
(Kenakalan
Remaja)
Oleh:
Kelompok
04
A. Muh.
Iqram
Aswar
Marmo
Baharuddin
Darul
Irsyad Chairan
Harman
Muh.
Alfaidul Rajab
Rakhmat
Kurnia Ramli
Taqwa
Anugrah Razak
JURUSAN
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI MAKASSAR
2015
A. Aspek Lingkungan
Lingkungan merupakan peranan yang
sangat penting terhadap pergaulan remaja, terutama menciptakan pergaulan yang
sehat. Betapa pentingnya peranan remaja dalam menentukan masa depan bangsa dan
negara. Sebab, remaja juga generasi penerus perjuangan bangsa. Masa muda dalam
kehidupan manusia adalah masa yang dapat dikatakan penuh harapan dan semangat.
Jika ditinjau dari segi biologis, ia sedang dalam puncak kesempurnaan, dimana
tubuh sedang mengalai pertumbuhan atau bertambah besar dan segala organ
reproduksi sudah mulai aktif ke segala fungsinya.
Sekaranag ini banyak remaja yang
terjerumus terhadap pergaulan yang tidak sehat. Contohnya saja banyak remaja
yang merokok di tempat umum, memakai obat-obatan terlarang, perkelahian, dsb.
Hal itu disebabkan karena faktor lingkungan yang mempengaruhi pergaulan mereka.
Terutama di lingkungan keluarga yang mempunyai peranan penting.
Remaja adalah masa dimana
seseorang anak mulai meninggalkan masa kanak-kanak dan mulai mempersiapkan diri
untuk memasuki masa dewasa. Pada masa remaja ini, terjadilah berbagai perubahan
baik fisik maupun psikis. Diantaranya adalah mulai berfungsinya
kelenjar-kelenjar organ reproduksi. Masa remaja dikenal dengan istilah
masa puber atau akil baligh, yang merupakan masa bangkitnya kepribadian dalam
bentuk segala minatnya ditujukan pada perkembangan diri sendiri (egosentris).
Seseorang yang memasuki masa
remaja menunjukkan cirri sebagai berikut:
a.
Pertumbuhan fisik
yang lebih cepat dibandingkan dengan masa kanak-kanak
b.
Emosi yang
meledak-ledak, mudah sedih dan mudah gembira, perasaannya sensitif
c.
Mulai tertarik dengan
lawan jenis dan mulai mengenal pacaran
d.
Senang mencari
perhatian dari lingkungan
e.
Mulai tertarik
berkelompok
f.
Mulai
berkerjanya fungsi organ reproduksi pada perempuan maupun laki-laki
B.
Remaja dan Lingkungan
Masa remaja mempunyai
keingintahuan yang tinggi, belum sepenuhnya memiliki pertimbangan yang matang,
mudah terombang-ambing, mudah terpengaruh, nekat dan berani, emosi tinggi dan
takmau ketinggalan
Masa remaja merupakan masa yang
indah. Dan masa remaja tidak berlangsung lama. Maka dari itu, banyak para
remaja yang memanfaatkan masa remaja mereka dengan berbagai hal yang menarik
dan menantang. Maka, tidak luput pulalah remaja terkena masalah yang berbahaya.
Hal itu karena kurangnya perhatian orang tua pun menjadi faktor terbesar dari
remaja. Mereka tidak mendapat kebahagiaan dari lingkungan keluarga, maka mereka
cenderung memilih mencari kebahagiaandiluar untuk menghilangkan masalah
yang mereka hadapi.
a.
Lingkungan Keluarga
Banyak persoalan yang mengganggu kebahagiaan hidup,
adalah masalah hubungan orang tua dengan anaknya yang telah dewasa. Tidak
jarang banyak orang tua yang mengeluh terhadap sikap anaknya. Bahkan ada orang
tua yang merasa kalau anaknya tiba-tiba menjadi nakal, suka melawan, tidak
patuh, dan sering membuat masalah.
Dan tidak sedikit pula para remaja, merasa kurang
bahwa orang tuanya tidak mau mengerti perasaannya. Sehingga mereka menjadi
bingung, cemas, dan gelisah. Dengan perasaan itulah mereka mudah terkena
pengaruh yang tidak baik dari luar. Apalagi kalau kita lihat sekarang ini,
makin banyak kenyataan hidup yang tidak menyenangkan terutama dalam hal
masyarakat modern ini. Dimana agama tidak lagi diindahkan, mungkin akibat
teknologi yamg sudah sangat maju.
Keluarga dan rumah merupakan pelabuhan yang aman dan
tambatan yang kokoh bagi setiap anggota keluarga terutama remaja. Ayah, ibu,
dan anak adalah suatu basis dimana secara teratur dan harmonis seluruh keluarga
berkumpul untuk berkomunikasi dan berbincang-bincang baik dalam hal yang
menggembirakan ataupun ketika sedanga menghadapi kesulitan.
Keluarga merupakan kesatuan daripada masyarakat kecil,
yang mempunyai motivasi dan tujuan hidup tertentu dimana ayah, ibu, dan anak
mempunyai fungsi dan tanggungjawab saling mengisi.
b.
Lingkungan Pendidikan
Sekolah merupakan tempat pendidikan formal, yang
secara teratur dan terencana melakukan pembinaan terhadap generasi muda. Fungsi
sekolah tidak hanya memberikan pengajaran dan pendidikan secara formal,
melainkan semua tenaga dan alat pengajaran merupakan unsur pembinaan bagi
generasi muda, artinya guru bukan hanya mendidik akan tetapi seorang guru harus
menjadi contoh tauladan bagi anak didiknya dalam segala hal baik, sikap,
kepribadian, cara pergaulan, ketaatan terhadap agama, cara berpakaian dan
penampilannya. Semua ini adalah unsur-unsur penting dalam pembinaan anak didik.
Karena guru merupakan orang tua kedua ketika kita berada dalam lingkungan
sekolah.
Seorang guru dapat mengubah jiwa anak yang pendiam,
pemalu, malas ataupun tidak bersemangat menjadi terbuka, pemberani, rajin dan
penuh gairah. Dan sebaliknya guru dapat mengubah dan merusak anak yang baik,
menjadi nakal, pemalas, pembolos, bahkan ada juga yang membenci pelajaran.
Bahkan guru dapat mengubah keyakinan anak didiknya dari taat beragama menjadi
tidak taat dan akhirnya meninggalkan ajaran agamanya.
c.
Lingkungan Masyarakat
Pada usia remaja, pengaruh lingkungan masyarakat
kadang-kadang lebih besar pengaruhnya daripada lingkungan keluarga, sebab masa
remaja adalah masa yang sedang mengembangkan kepribadiannya, yang membutuhkan
lingkungan teman-teman dan masyarakat. Perhatian mereka terhadap lingkungan
masyarakat benar-benar diperhatikannya, maka persoalan masyarakat atau nasib
orang banyak sering kali menjadi perhatian mereka dan mereka berjuang untuk
membela yang lemah dan menderita itu.
Pengaruh lain dari lingkungan masyarakat adalah
pengaruh yang bersifat : pornografis, sadisme, film-film yang merusak moral,
gambar-gambar, bacaan-bacaan, tempat rekreasi dan lain sebagainya yang pada
pokoknya berbagai kegiatan yang disenangi oleh muda-mudi zaman sekarang. Ini
semua harus dibatasi kalau perlu harus disesuaikan dengan ketentuan yang ada di
dalam ajaran agama, sebab kalau tidak pengaruhnya akan lebih berbahaya
dibanding pengaruh lain.
Faktor lain juga sangat penting dalam pembinaan remaja
di dalam mengenal lingkungan misalnya adanya semacam kelompok dalam masyarakat
yaitu organisasi kemasyarakatan. Organisasi kemasyarakatan mempunyai fungsi dan
peranan yang positif dalam pembinaan remaja, sebab di situ remaja dilatih dan
dididik untuk bermasyarakat.
d.
Lingkungan Keagamaan
Lingkungan keagamaan, baik lembaga pendidikan
keagamaan, misalnya: Masjid, Musholla, Madrasah, dll, maupun kegiatan-kegiatan
keagamaan seperti : pengajian, pertemuan-pertemuan maulid, Isra' Mi'raj,
Nuzulul Qur'an dan sebagainya ini juga sarana yang penting dalam pembianaan
remaja.
Pengaruh terhadap lembaga pendidikan keagamaan sangat
positif sekali bagi remaja, sebab remaja yang sering datang ke masjid misalnya,
hati dan jiwanya menjadi dekat dengan agama dan dengan demikian ia merasa
tenang dan bahagia. Pengaruh tempat ibadah itu akan lebih besar apabila remaja
ikut aktif atau diikutsertakan dalam kegiatan ataupun upacara keagamaan.
Pengaruh agama besar terhadap remaja, terutama mereka
yang mengalami kegoncangan dan ketidaktenangan dalam keluarga. Apabila remaja
tidak meyakini suatu agama, atau tidak mendapatkan pendidikan dan pengalaman
keagamaan sehingga jiwanya tidak lagi tenteram aqidah sejak dini mungkin, maka
jika ia remaja akan bingung menghadapi seribu persoalan yang dihadapi, terutama
masalah pribadinya.
Oleh karena itu pembinaan generasi harus dimulai dari
sedini mungkin, dengan demikian kita menciptakan insan pembangunan, yang
kreatif, produktif dan taqwa kepada Allah SWT, yang mampu tanding ke gelanggang
walau seorang untuk membela bangsa, negara, dan agama.
C.
MASALAH KENAKALAN REMAJA
SEBAGAI
Pada dasarnya kenakalan remaja menunjuk pada suatu bentuk perilaku
remaja yang tidak sesuai dengan norma-norma yang hidup di dalam masyarakatnya.
Beberapa ahli mengatakan :
a.
Kartini Kartono (1988 : 93)
mengatakan remaja yang nakal itu disebut pula sebagai anak cacat sosial. Mereka
menderita cacat mental disebabkan oleh pengaruh sosial yang ada ditengah masyarakat,
sehingga perilaku mereka dinilai oleh masyarakat sebagai suatu kelainan dan disebut
“kenakalan”.
b.
Dalam Bakolak inpres no: 6 /
1977 buku pedoman 8, dikatakan bahwa kenakalan remaja adalah kelainan tingkah
laku / tindakan remaja yang bersifat anti sosial, melanggar norma sosial, agama
serta ketentuan hukum yang berlaku dalam masyarakat.
c.
Singgih D. Gunarso (1988 :
19), mengatakan dari segi hukum kenakalan remaja digolongkan dalam dua kelompok
yang berkaitan dengan norma-norma hukum yaitu : (1) kenakalan yang bersifat
amoral dan sosial serta tidak diantar dalam undang-undang sehingga tidak dapat
atau sulit digolongkan sebagai pelanggaran hukum ; (2) kenakalan yang bersifat
melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai dengan undang-undang dan hukum yang
berlaku sama dengan perbuatan melanggar hukum bila dilakukan orang dewasa.
Menurut bentuknya,
Sunarwiyati S (1985) membagi kenakalan remaja kedalam tiga tingkatan ;
1.
Kenakalan biasa, seperti
suka berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit
2.
Kenakalan yang menjurus pada
pelanggaran dan kejahatan seperti mengendarai mobil tanpa SIM, mengambil barang
orang tua tanpa izin
3.
Kenakalan khusus seperti
penyalahgunaan narkotika, hubungan seks diluar nikah, pergaulan bebas,
pemerkosaan dll. Kategori di atas yang dijadikan ukuran kenakalan remaja dalam penelitian.
Tentang normal tidaknya perilaku kenakalan atau perilaku
menyimpang, pernah dijelaskan
dalam pemikiran Emile Durkheim (dalam Soerjono Soekanto, 1985 :
73). dalam bukunya “ Rules of Sociological Method” bahwa perilaku
menyimpang atau jahat kalau dalam batas-batas tertentu dianggap
melanggar fakta sosial yang normal dan dalam batas-batas tertentu kenakalan
adalah normal karena tidak mungkin menghapusnya secara tuntas, dengan
demikian perilaku dikatakan normal sejauh perilaku tersebut tidak
menimbulkan keresahan dalam masyarakat, perilaku tersebut terjadi dalam batas-batas
tertentu dan melihat pada sesuatu perbuatan yang tidak disengaja. Jadi
kebalikan dari perilaku yang dianggap normal yaitu perilaku nakal/jahat
yaitu perilaku yang disengaja meninggalkan keresahan pada masyarakat.
Istilah keberfungsian sosial mengacu pada cara-cara yang dipakai oleh
individu akan kolektivitas, seperti keluarga dalam bertingkah laku agar
dapat melaksanakan tugas-tugas kehidupannya serta dapat memenuhi
kebutuhannya. Juga dapat diartikan sebagai kegiatan-kegiatan yang
dianggap penting dan pokok bagi penampilan beberapa peranan sosial tertentu
yang harus dilaksanakan oleh setiap individu sebagai konsekuensi dari
keanggotaannya dalam masyarakat. Penampilan dianggap efektif
diantarannya jika suatu keluarga mampu melaksanakan tugas-tugasnya, menurut
(Achlis, 1992) keberfungsian sosial adalah kemampuan seseorang dalam
melaksanakan tugas dan peranannya selama berinteraksi dalam situasi
social tertentu berupa adanya rintangan dan hambatan dalam mewujudkan
nilai dirinya mencapai kebutuhan hidupnya. Keberfungsian sosial kelurga
mengandung pengertian pertukaran dan kesinambungan, serta adaptasi
resiprokal antara keluarga dengan anggotanya, dengan lingkungannya, dan dengan
tetangganya dll. Kemampuan berfungsi social secara positif dan adaptif bagi
sebuah keluarga salah satunya jika berhasil dalam melaksanakan
tugas-tugas kehidupan, peranan dan fungsinya terutama dalam sosialisasi
terhadap anggota keluarganya.
D.
PENYEBAB TERJADINYA
KENAKALAN REMAJA
Perilaku ‘nakal’ remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja
itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).
a.
Faktor internal:
1.
Krisis identitas. Perubahan
biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi.
Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua,
tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal
mencapai masa integrasi kedua.
2.
Kontrol diri yang lemah. Remaja
yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima
dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun
bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun
tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan
pengetahuannya.
b.
Faktor eksternal:
1.
Keluarga. Perceraian
orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan
antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan
yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan
pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi
penyebab terjadinya kenakalan remaja.
2.
Teman sebaya yang kurang
baik
3.
Komunitas/lingkungan/sekolah/
tempat tinggal yang kurang baik.
E. HAL-HAL YANG BISA DILAKUKAN UNTUK MENGATASI KENAKALAN REMAJA
Mengatasi kenakalan remaja, berarti menata kembali emosi remaja
yang tercabik-cabik itu. Emosi dan perasaan mereka rusak karena merasa ditolak oleh
keluarga, orang tua, teman-teman, maupun lingkungannya sejak kecil, dan
gagalnya proses perkembangan jiwa remaja tersebut. Traumatrauma dalam hidupnya
harus diselesaikan, konflik-konflik psikologis yang menggantung harus diselesaikan,
dan mereka harus diberi lingkungan yang berbeda dari lingkungan sebelumnya. Pertanyaannya
: tugas siapa itu semua ? Orang tua-kah ? Sedangkan orang tua sudah terlalu
pusing memikirkan masalah pekerjaan dan beban hidup lainnya. Saudaranya-kah ?
Mereka juga punya masalah sendiri, bahkan mungkin mereka juga memiliki masalah
yang sama. Pemerintah-kah ? Atau siapa ? Tidak gampang untuk menjawabnya.
Tetapi, memberikan lingkungan yang baik sejak dini, disertai pemahaman
akan perkembangan anak-anak kita dengan baik, akan banyak membantu
mengurangi kenakalan remaja. Minimal tidak menambah jumlah kasus yang
ada."
Kenakalan remaja, merupakan salah si anak? atau orang tua? Karena
ternyata banyak orang tua yang tidak dapat berperan sebagai orang tua yang
seharusnya. Mereka hanya menyediakan materi dan sarana serta fasilitas bagi si
anak tanpa memikirkan kebutuhan batinnya. Orang tua juga sering menuntut banyak
hal tetapi lupa untuk memberikan contoh yang baik bagi si anak. Sebenarnya kita
melupakan sesuatu ketika berbicara masalah kenakalan remaja, yaitu hukum
kausalitas. Sebab, dari kenakalan seorang remaja selalu dikristalkan menuju
faktor eksternal lingkungan yang jarang memperhatikan faktor terdekat dari
lingkungan remaja tersebut dalam hal ini orang. Orang selalu menilai bahwa
banyak kasus kenakalan remaja terjadi karena lingkungan pergaulan yang kurang
baik, seperti pengaruh teman yang tidak benar, pengaruh media massa, sampai
pada lemahnya iman seseorang. Setelah diketahui penyebab terjadinya kenakalan
remaja, maka ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan
remaja adalah :
1.
Kegagalan mencapai identitas
peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip
keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa
yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki
diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
2.
Adanya motivasi dari
keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
3.
Kemauan orangtua untuk
membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis,
komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
4.
Remaja pandai memilih teman
dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di
komunitas mana remaja harus bergaul.
5.
Remaja membentuk ketahanan
diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas
yang ada tidak sesuai dengan harapan.
6.
Pemberian ilmu yang bermakna
yang terkandung dalam pengetahuan dengan memanfaatkan film-film yang bernuansa
moral, media massa ataupun perkembangan teknologi lainnya.
7.
Memberikan lingkungan yang
baik sejak dini, disertai pemahaman akan perkembangan anak kita dengan baik,
akan banyak membantu mengurangi kenakalan remaja
8.
Membentuk suasana sekolah
yang kondusif, nyaman buat remaja agar dapat berkembang sesuai dengan tahap
perkembangan remaja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar