Rabu, 18 Maret 2015
Sabtu, 07 Maret 2015
Selasa, 03 Maret 2015
Pengorganisasian Masyarakat
Makalah
“ LATAR BELAKANG
PENGORGANISASIAN MASYARAKAT “
Oleh:
BAHARUDDIN
1342042001
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat telah mempunyai
organisasi sejak lama atau sejak kelembagaan masyarakat mulai terbentuk.
Masyarakat membentuk organisasi kemasyarakatan karena hubungan sosial yang
mengatur segala kehidupan secara komunal. Relasi sosial yang menjadi dasar
pembentukan masyarakat biasanya dicerminkan ke dalam bentuk ikatan
kerabatan atau mengenai tata aturan kehidupan bermasyarakat dalam
sebuah kawasan. Tata aturan yang mengatur kehidupan masyarakat jarang sekali
tertulis, mengingat tata aturan yang berlaku biasanya diturunkan dari generasi
ke generasi melalui tuturkata.
Proses
membangun komunitas mobilizable disebut “Pengorganisasian masyarakat”. ini
melibatkan “kerajinan” dan membangun sebuah jaringan abadi orang, yang
mengidentifikasi dengan cita-cita bersama, dan siapa yang bias terlibat dalam
aksi sosial atas dasar cita-cita. Dalam prakteknya, jauh lebih dari
micromobilization atau strategi franning (snow et al, 1986)
Pengorganisasian
masyarakat adalah proses kekuatan bangunan yang meliputi orang dengan masalah
dalam mendefinisikan komunitas mereka, mengidentifikaikan masalah yang mereka
ingin alamat, solusi mereka ingin mangejar, dan metodeyang mereka akan gunakan
untuk menacapai solusi mereka konfrontasi, dan dengan bujukan atau bernogosiasi
dengan mereka untuk mencapai tujuan masyarakat. (Charles tilly, 1984)
Pengorganisasian
masyarakat adalah pekerjaan yang terjadi pada pengaturan local untuk
memberdayakan individu, membangun hubungan, dan membuat tindakan untuk
perubahan social.
Sekarang ini menata diri dan memberdayakan masyarakat nampaknya masih
menjadi pilihan yang patut kita pertimbangkan untuk terus kita lakukan. Yang
diharapkan dapat mendorong kesadaran dan pemahaman kritis masyarakat
tentang berbagai aspek yang senantiasa berkembang dalam kehidupan
masyarakat. Mendorong digunakannya kearifan-kearifan budaya sebagai alat dalam
mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat dan negara yang lebih demokratis maupun
dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang terjadi di masyarakat.
Organisasi masyarakat merupakan kekuatan yang memperjuangkan kepentingan
masyarakat secara keseluruhan. Dalam melakukan perjuangan kepentingan
masyarakat, organisasi masyarakat tidak akan henti – hentinya sampai kapanpun.
Sebab, musuh – musuh masyarakat juga tidak akan henti – hentinya
dalam melakukan penindasan terhadap masyarakat.
Bentuk organisasi masyarakat biasanya sudah terdapat dalam tata aturan
hukum adat yang berlaku. Bisa berbentuk paguyuban, adat-adat, atau kesukuan.
Bentuk organisasi masyarakat bisa sangat fleksibel dalam mengikuti tata aturan
hukum adat yang berlaku dalam setiap daerah masing – masing dan tidak ada
kriteria khusus yang mengaturnya. Kepemimpinan yang berlaku juga demikian,
sangat beragam. Hampir semua masyarakat mempunyai ciri yang khas dalam
melakukan kepemimpinannya. Pada prinsipnya, setiap organisasi mayarakat
mempuyai bentuk yang berbeda, kepemimpinan yang berbeda, tetapi semuanya tetap
dalam satu tujuan membangun kepentingan bersama masyarakat.
Landasan filosofis dari kebutuhan untuk melakukan pengorganisasian
masyarakat adalah pemberdayaan. Karena pada
dasarnya masyarakat sendiri yang seharusnya berdaya dan menjadi
penentu dalam melakukan perubahan sosial.
Perubahan sosial yang dimaksud adalah perubahan yang mendasar
dari kondisi ekonomi, sosial, politik dan kebudayaan. Dalam konteks masyarakat,
perubahan sosial juga menyangkut multidemensional. Dalam demensi ekonomi
seringkali ‘dimimpikan’ terbentuknya kesejahteraan dan keadilan
sosial bagi seluruh warga masyarakat.
B. Tujuan Penulisan
a.
Tujuan umum,
· Agar dapat membentuk suatu system
pengorganisasian masyarakat dan dapat memberi gambaran tentang pengorganisasian
masyarakat
b.
Tujuan khusus
·
Agar dapat memahami konsep
pengorganisasian masyarakat
·
Agar dapat memahami
prinsip-prinsip pengorganisasian masyarakat
·
Agar dapat memahami pengertian
dan ciri-ciri pengorganisasian masyarakat
·
Dapat memahami pengorganisasian
masyarakat sebagai proses penyadaran kritis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Pengorganisasian masyarakat adalah konsep
yag sudah dikenal dan dipakai oleh para pekerja social di amerika pada
akhir tahun 1800, sebagai upaya koordinatif memberikan
pelayanan kepada imigrasi, kelompok miskin yang baru dating. (Garvin dan cox)
Menurut “Ross Murray” pengorganisasian masyarakat
adalah suata proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasi
kebutuhan-kebutuhandan menentukan prioritas dari keutuhan-kebutuhan tersebut,
dan mengembengkan keyakinan untuk berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan sesuai
denganskala prioritas berdasarkanatas sumber-sumber yang ada dalam masyarakat
sendiri maupun yang besar dari luar dengan usaha gotong royong. Organisasi
adalah perseutuan antara dua orang atau lebih yang bersepakat untuk secara
bersama-sama mencapai tujuan yang di miliki. (Azrul Azwar, 1996).
Pengorganisasian adalah pengelompokan
beerbagai kegiatan yang diperlukan untuk melaksanakan suatu rencana sedemikian
rupa sehingga tujuan yang telah di tetapkan dapat dicapai degan
memuaskan.
B. Aspek-aspek Pengorganisasian
Masyarakat
Pada pengertian tersebut
terdapat 3 aspek penting yang terkandung didalamnya, yaitu:
1. Proses
a.
Merupakan proses yang
terjadisecara sadar, tetapi mungkin juga tidad disadari
b.
Jika proses disadari, berarti masyarakat menyadari akan adanya kebutuhan
c.
Dalam posesnya ditemukan unsur-unsur kesukarelaan, kesukarelaan timbul
karena adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan sehingga mengambil inisiatif
atau prakarsa untuk mengatasinya.
d.
Kesukarelaan yang terjadi karena dorongan untuk memenuhi kebutuhan-kebuthan
kelompok atau masyarakat
e.
Kesadaran terhadap kebutuhan dan masalah yangdihadapibisanya ditemukanpada
segelintir orang saja yang kemudian melakukan upaya menyadarkan masyarakat
untuk mengatasinya
f.
Selajutnya menginstruksikan kepada masyarakat untuk bersama mengatasinya
2. Masyarakat
Masayarakat biasanya di artikan sebagai :
a.
Kelompok besar yang mempunyai
batas-batas geografis : desa, kecamatan, kabupaten, dsb.
b.
suatu kelompok dari mereka yang
mempunyai kebutuhan bersama dari kelompok yang leih besar
c.
Kelompok kecil yang menyadari
suatu masalah harus dapat menyadarkan kelompok yang lebih besar
d.
Kelopok yang secara
bersama-samamencoba mengatasi masalah danmemenuhi kebutuhannya
3. Berfungsinya masyarakat
Untuk dapat memfungsikan masyarakat, maka
harus dilakukan langkah-lakah sebagai beriut :
a.
Menarik orang-orang yang mempunyai insiatif dan dapat bekerja, untuk
membentuk kepanitiaan yang akan menangani maslah-masalah yang berhubungan
dengan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
b.
Membuat rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh keseluruhan
masyarakat
c.
Melakukan upaya peyebaran rencana (kampanye) untuk mensukseskan rencana
tersebut.
Persyaratan Petugas
Untuk menentukan seseorang sebagai
“Community Worker”, harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut :
1.
Mampu menggunakan berbagai pendekatan kepada masyarakat sehingga dapat
menarik kepercayaan masyarakat,
2.
Mampu mengajak masyarakat untuk bekerjasama serta membangun rasa saling
percaya antara petugas dan masyarakat,
3.
Mengetahui dengan baik sumber daya dan sumber alam yang ada di masyarakat,
yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan memecahkan
masalah,
4.
Mampu berkomunikasi secara baik dengan masyarakat, menggunakan metode dan
teknik komunikasi yang disesuaikan dengan keadaan masyarakat
sehingga informasi dapat dimengerti dan dilaksanakan oleh masyarakat,
5.
Mempunyai kemampuan profesional dalam berhubungan dengan masyarakat, baik
formal leader maupun informal leader,
6.
Mempenyai pengetahuan tentang kondisi sosial ekonomi masyarakat dan keadaan
lingkungannya,
7.
Mempunyai pengetahuan dan keterampilan tentang kesehatan yang dapat
diajarkan kepada masyarakat,
8.
Mengetahui dinas – dinas terkait dan tenaga ahli yang ada di wilayah
tersebut untuk dimintakan bantuan keikutsertaannya dalam memecahkan masalah
masyarakat dan memenuhi kebutuhan mereka.
D. Pendekatan dalam Pengorganisasian
Masyarakat
Pada prinsipnya Pengorganisasian Masyarakat
mempunyai orientasi kepada kegiatan tertentu untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Untuk itu menurut “Ross Murray” dalam Pengorganisasian Masyarakat,
terdapat 3 Pendekatan yang digunakan, yaitu :
1. Spesific Content Objective Approach
Pendekatan baik perseorangan, Lembaga
swadaya atau Badan tertentu yang merasakan adanya masalah kesehatan dan
kebutuhan dari masyarakat akan pelayanan kesehatan, mengajukan suatu proposal /
program kepada instansi yang berwenang untuk mengatasi masalah dan memenuhi
kebutuhan masyarakat tersebut. Contoh : Program penanggulangan sampah.
2. General Content Objective Approach
Pendekatan yang mengkoordinasikan berbagai
upaya dalam bidang kesehatan dalam suatu wadah tertentu. Misalnya :
Program Posyandu, yang melaksanakan 5 – 7 upaya kesehatan yang dijalankan
sekaligus.
3. Process Objective Approach
Pendekatan yang lebih menekankan kepada
proses yang dilaksanakan oleh masyarakat sebagai pengambil prakarsa, mulai dari
mengidentifikasi masalah, analisa, menyusun perencanaan penaggulangan masalah,
pelaksanaan kegiatan, sampai dengan penilaian dan pengembangan kegiatan ;
dimana masyarakat sendiri yang mengembangkan kemampuannya sesuai dengan
kapasitas yang mereka miliki. Yang dipentingkan dalam pendekatan ini
adalah Partisipasi masyarakat / Peran Serta Masyarakat dalam Pengembangan
Kegiatan.
E. Langkah- Langkah Pengorganisasian
Masyarakat
Menurut “Adi Sasongko ( 1978 )”, langkah –
langkah yang harus ditempuh dalam Pengorganisasian Masyarakat adalah :
1. Persiapan sosial :
c.
a). Pengenalan Masyarakat
d.
b). Pengenalan Masalah
e.
c). Penyadaran Masyarakat
2. Pelaksanaan
3. Evaluasi
4. Perluasan
1. Persiapan Sosial
Tujuan persiapan sosial adalah mengajak
pasrtisipasi atau peran serta masyarakat sejak awal kegiatan, selanjutnya
sampai dengan perencanaan program, pelaksanaan hingga pengembangan program
kesehatan masyarakat. Kegiatan – kegiatan dalam persiapan sosial
ini lebih ditekankan kepada persiapan – persiapan yang harus dilakukan baik
aspek teknis, administratif dan program – program kesehatan yang akan
dilakukan.
a.
Tahap Pengenalan Masyarakat
Dalam tahap awal ini kita harus datang ke
tengah – tengah masyarakat dengan hati yang terbuka dan kemauan untuk mengenal
masyarakat sebagaimana adanya, tanpa disertai prasangka sambil menyampaikan
maksud dan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan. Tahap ini dapat dilakukan
baik melalui Jalur Formal yaitu dengan melalui sistem pemerintahan setempat
seperti Pamong Desa atau Camat, dan dapat juga dilakukan melalui Jalur Informal
misalnya wawancara dengan To-Ma, seperti Guru, Pemuka Agama, tokoh Pemuda,dll.
b.
Tahap Pengenalan Masalah
Dalam tahap ini dituntut suatu kemampuan
untuk dapat mengenal masalah – masalah yang memang benar – benar menjadi
kebutuhan masyarakat. Untuk dapat mengenal masalah kesehatan masyarakat secara
menyeluruh tersebut, diperlukan interaksi dan interelasi dengan masyarakat
setempat secara mendalam. Dalam tahap ini mungkin akan banyak
ditemukan masalah – masalah kesehatan masyarakat, oleh karena itu harus disusun
skala prioritas penanggulangan masalah. Beberapa pertimbangan yang dapat
digunakan untuk menyusun prioritas masalah adalah:
1.
Beratnya MasalahYang perlu dipertimbangkan di dini adalah Seberapa jauh
masalah tersebut menimbulkan gangguan terhadap masyarakat.
2.
Mudahnya MengatasiYang diperhatikan adalah kemudahannya dalam menanggulangi
masalah tersebut.
3.
Pentingnya Masalah Bagi MasyarakatYang paling berperan di sini adalah
Subyektifitas masyarakat sendiri dan sangat dipengaruhi oleh kultur – budaya
setempat
4.
Banyaknya Masyarakat yang Merasakan MasalahMisalnya perbaikan Gizi, akan
lebih mudah dilaksanakan di wilayah yang banyak balitanya.
c.
Tahap Penyadaran Masyarakat
Tujuan tahap ini adalah menyadarkan
masyarakat agar mereka :
1.
Menyadari masalah – masalah kesehatan yang mereka hadapi
2.
Secara sadar berpartisipasi dalam kegiatan penanggulangan masalah kesehatan
yang dihadapi,
3.
Tahu cara memenuhi kebutuhan akan upaya pelayanan kesehatan sesuai dengan
potensi dan sumber daya yang ada.
Agar masyarakat dapat menyadari masalah dan
kebutuhan mereka akan pelayanan kesehatan, diperlukan suatu mekanisme yang
terencana dan terorganisasi dengan baik, untuk itu beberapa kegiatan yang dapat
dilakukan dalam rangka Menyadarkan Masyarakat adalah :
1). Lokakarya Mini Kesehatan,
2). Musyawarah Masyarakat Desa ( MMD )
3). Rembuk Desa
2. Pelaksanaan
Setelah rencana penanggulangan masalah
disusun dalam Lokakarya Mini atau MMD, maka langkah selanjutnya adalah
Melaksanakan kegiatan tersebut sesuai dengan perencanaan yang telah disusun.
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan
penanggulangan masalah kesehatan masyarakat adalah
a.
Pilihlah kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,
b.
Libatkan peran serta masyarakat secara aktif dalam upaya penanggulangan
masalah,
c.
Kegiatan disesuaikan dengan kemampuan, waktu, dan sumber daya yang tersedia
di masyarakat
d.
Tumbuhkan rasa percaya diri masyarakat bahwa mereka mempunyai kemampuan
dalam penanggulangan masalah.
3. Evaluasi
Penilaian dapat dilakukan setelah
pelaksanaan dijalankan dalam jangka waktu tertentu. Dalam melakukan penilaian
ada 2 cara, yaitu :
a.
Penilaian Selama Kegiatan Berlangsung. Disebut juga Penilaian Formatif =
Monitoring. Dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan kegiatan yang dijalankan sesuai
dengan perencanaan penanggulangan masalah yang telah disusun. Sehingga
dapat diketahui perkembangan hasil yang akan dicapai.
b.
Penilaian Setelah Program Selesai Dilaksanakan. Disebut juga
Penilaian Sumatif = Penilaian Akhir Program. Dilakukan setelah melalui jangka waktu
tertentu dari kegiatan yang dilakukan. Dapat diketahui apakah tujuan / target
dalam pelayanan kesehatan telah tercapai atau belum.
4. Perluasan
Perluasan merupakan pengembangan dari kegiatan yang dilakukan, dan dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu :
a.
Perluasan Kuantutatif. Perluasan dengan menambah jumlah kegiatan
yang dilakukan, baik pada wilayah setempat maupun wilayah lainnya sesuai dengan
kebutuhan masyarakat setempat.
b.
Perluasan Kualitatif. Perluasan dengan dengan meningkatkan mutu
atau kualitas kegiatan yang telah dilaksanakan sehingga dapat meningkatkan
kepuasan dari masyarakat yang dilayani.
F. Mobilisasi Organisasi Masyarakat
Dalam masyarakat yang cukup besar jumlahnya
dan heterogen, maka kemungkinan untuk melakukan mobilisasi langsung menjadi
kurang efektif dan terlalu lama. Jalan lain yang mungkin dapat ditempuh untuk
mengantisipasi hal tersebut adalah dengan pendekatan melalui organisasi –
organisasi masyarakat yang ada, dengan menggunakan Langkah-langkah sebagai
berikut :
1.
Membuat daftar organisasi yang ada
2.
Mengetahui kegiatan utama dan mengenal tokohnya
3.
Menganalisa kemungkinan yang mendukung ataupun yang menghambat program
4.
Membuat perkiraan kemungkinan hal-hal yang dapat membantu program dari
setiap organisasi
5.
Mengatur strategi agar organisasi-organisasi yang netral dapat segera
diajak masuk dalam program dan menetralisir organisasi-organisasi lain yang
menentang.
G. Partisipasi & Peranan Organisasi
Setempat
Partisipasi yang dibutuhkan adalah
partisipasi yang bertanggung jawab, bukan asal ikut ramai–ramai tanpa
mengetahui sebenarnya apa yang harus dilakukan dan untuk apa ikut dalam usaha
bersama itu. Partisipasi akan dapat mencapai hasil yang
optimal apabila masing – masing telah mengetahui dengan jelas apa yang
diharapkan dari kegiatan bersama tersebut. Peranan yang
diharapkan dari organisasi setempat sangat luas, yang diantaranya adalah :
a.
Pemberian fasilitas fisik, seperti : ruang untuk pertemuan, alat
transportasi, dll.
b.
Pemberian fasilitas non fisik, seperti : wibawa, mekanisme kontrol,
dukungan moral, bantuan pikiran dll.
Di negara – negara yang sedang berkembang,
hampir sebagian besar warga masyarakatnya berada pada tingkat pendidikan dan
sosial ekonomi yang rendah. Hal ini mengakibatkan “terpendamnya”
potensi – potensi yang sebenarnya dimiliki oleh masyarakat untuk meningkatkan
taraf hidupnya. Oleh karena itu dapat dipahami bahwa dalam keadaan seperti ini,
prakarsa pembangunan hampir selalu dimulai oleh aparat pemerintah.
BAB III
PENUTUP
Demikianlah makalah ini kami susun
berdasarkan kerja sama yang baik, yang teorinya juga bersumber dari beberapa
buku panduan. Akhirnya dalam waktu yang sesingkat singkatnya kami dapat
merangkum dalam sebuah makalah yang sederhana ini.
A. KESIMPULAN
1.
Pengorganisasian masyarakat adalah pekerjaan yang terjadi pada pengaturan
local untuk memberdayakan individu, membangun hubungan, dan membuat tindakan
untuk perubahan social.
2.
Masyarakat adalah sekumpulan individu yang tinggal di suatu wilayah dengan
batasan tertentu dan saling berinteraksi
3.
Aspek aspek masyarakat terdiri dari proses pengorganisasian, masyarakat,
dan tugas yang diemban masyarakat
B. SARAN & HARAPAN
1.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
2.
Jika masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini, maka kami
berharap dapat kita diskusikan bersama
3.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya sebagai pedoman
belajar
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Arul. (1996). Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi
Ke-3. Binarupa
Aksara. Jakarta
Bobo. Kim, Jackie Kendall, Steve Max. Organize. ( 1994). Organizing
for sosial Change. A Manual for Activist in The 1990s. Seven Locks Press. California.
Langganan:
Postingan (Atom)