Laporan
Pengembangan
Usaha Roti Goreng
Strategi
Pengembangan Kelompok Usaha
Oleh
:
Baharuddin
1342042001
JURUSAN
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI MAKASSAR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Mengkonsumsi sarapan merupakan
rutinitas yang terlupakan di tengah kesibukan menyiapkan aktivitas di pagi
hari. Seringkali kita mengabaikan sarapan dengan alasan kurangnya waktu,
padatnya aktivitas atau bosan dengan menu sarapan yang kurang variasinya. Sarapan
bukan sekedar untuk mengganjal perut saja, tetapi juga memberikan energy agar
otak bekerja lebih optimal, dapat beraktivitas dengan baik dan tidak cepat
mengantuk.
Sarapan merupakan makanan yang
dimakan ketika pagi hari sebelum beraktivitas, makanan itu terdiri dari makanan
poko serta lauk pauk atau makanan lainnya yang dapat dijadikan sumber energy
dan gizi. Bagi mahasiswa yang akan melakukan perkuliahan di pagi hari, tentu
saja mereka membutuhkan sarapan agar tidak mengganggu konsentrasi belajar dan
tidak lemas. Penelitian menunjukkan pelajar yang rutin sarapan pagi memiliki
daya ingat dan konsentrasi lebih baik dibanding yang berangkat dari rumah
dengan perut kosong.
Di Perguruan Tinggi, mahasiswa yang
melakukan kegiatan perkuliahan di pagi hari cukup banyak dan rata-rata mereka
jarang sarapan di rumah. Hal tersebut karena mahasiswa tidak memiliki waktu
sarapan di rumah atau dirumahnya tidak ada makanan, sehingga mereka lebih
memilih sarapan di kantin. Akibatnya mahasiswa yang akan melakukan perkuliahan
di pagi hari terlambat masuk kelas.
Dengan melihat analisa tersebut kami
ingin memberikan suatu solusi untuk kalangan mahasiswa Perguruan Tinggi Raharja
yang membutuhkan sarapan yang praktis, bergizi dan dengan harga yang
terjangkau.
Kami
membuka usaha perdagangan Roti Goreng yang menggunakan daging ayam
ditambah sayuran sebagai isinya. Mahasiswa dapat memperoleh sarapan secara
cepat dan bergizi dengan harga terjangkau dan yang paling penting tidak
mengganggu proses belajar.
Modal yang dibutuhkan untuk
menjalankan usaha ini kurang dari lima puluh ribu rupiah. Modal tersebut kami
perlukan untuk pembelian bahan pokok dan kemasan roti. Untuk biaya promosi,
kami memakai fasilitias gratis SMS dari sebuah provider, sehingga mengurangi biaya modal.
B.
Rumusan Masalah
- Apakah usaha ROTI GORENG merupakan usaha yang menguntungkan
- Kapankah usaha ROTI GORENG mencapai titik impas
- Bagaimana saluran pemasaran usaha ROTI GORENG
C. Tujuan
Penulisan
Adapun
tujuan dari program kewirausahaan ini adalah:
- Memperoleh keuntungan
- Memberikan sarapan praktis dan bergizi bagi mahasiswa yang belum sarapan di rumah
- Menambah relasi di lingkungan kampus
- Sebagai lahan eksperimen berbisnis di tengah banyaknya pengangguran berijazah yang ada di negeri ini
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Usaha
Roti Goreng
Program
Kreativitas mahasiswa dalam kelas kewirausahaan ini kami menjalankan program
bisnis Roti Goreng. Usaha Roti Goreng ini kami rasakan mudah dalam proses
pembuatannya dan tidak terlalu mahal pula modal yang diperlukan untuk membuat
Roti Goreng ini.
Kami
menamakan Usaha Roti Goreng ini dengan nama BELIA karena BELIA tersebut adalah
singkatan dari nama anggota kelompok Program Kreativitas tersebut. Selain itu
juga nama BELIA tersebut sangat mudah diucapkan sehingga, pengharapan kami
adalah dapat gampang diingat oleh banyak orang.
Bentuk
perusahaan dari usaha kami ini adalah masih dalam tahap perusahaan perseorangan
saja. Kita belum memiliki ijin resmi dari pemerintah karena memang perusahaan
ini masih baru mulai berjalan dan masih mencoba untuk masuk dalam dunia bisnis.
Kedepannya,
apabila perusahaan ini dapat memperoleh keuntungan yang luar biasa dan memiliki
pelanggan yang cukup banyak, maka kami pun ingin meningkatkan perusahaan kami
menjadi lebih bergengsi. Ditingkatkan kredibilitas perusahaan menjadi lebih
diakui oleh Pemerintah, Supplier dan Konsumen.
B. Luaran
Yang Diharapkan
Kegunaan
program Kewirausahaan ini adalah:
- Memudahkan Mahasiswa Raharja memperoleh makanan sehat
- Sebagai sarana mahasiswa lain yang membutuhkan pekerjaan sampingan
- Menumbuhkan jiwa kreatif dan inovatif di kalangan mahasiswa Raharja sehingga diharapkan program ini menjadi sarana pembelajaran serta menambahkan pengalaman wirausaha agar tidak canggung ketika berada di dunia kerja
- Menumbuhkan sikap dan perilaku bertanggung jawab atas usaha yang dimiliki
- Sebagai aplikasi dari Visi dan Misi Kampus
C. Gambaran
Umum Rencana Usaha
Roti Goreng merupakan bisnis
perdagangan makanan yang bertujuan untuk memudahkan mahasiswa dalam memperoleh
sarapan yang bergizi. Roti Goreng untuk kalangan mahasiswa juga merupakan
solusi yang terbaik bagi mereka yang tidak sempat sarapan di rumah.
Dilihat dari prospek usaha Roti
Goreng sangat berpotensi untuk menjadi usaha sampingan mahasiswa karena waktu
kerja tidak menghalangi proses belajar. Selain itu tugasnya untuk membantu
mahasiswa serta menambah pengalaman, bukan hanya mencari keuntungan.
Kelebihan bisnis ini adalah
memberikan sarapan secara praktis dengan memakai bahan-bahan yang bersih dan
sehat serta pengerjaannya dibuat secara langsung oleh setiap anggota.
Jam operasional kegiatan usaha Roti
Goreng pada pagi hari dengan segmen pasar yaitu seluruh mahasiswa yang
berkuliah di Perguruan Tinggi Raharja yang membutuhkan makanan secara praktis
dan cepat.
Tahap awal yang dilakukan dalam
membangun usahanya yaitu dengan melakukan promosi melalui media komunikasi
seperti SMS dan BBM yang dikirim ke tiap mahasiswa Perguruan Tinggi Raharja.
Sosialisasi dan promosi ini dilakukan satu minggu sebelum usaha dibuka. Kami
pun melakukan promosi dari mulut ke mulut agar lebih banyak lagi mahasiswa yang
mengetahui mengenai bisnis Roti Goreng tersebut.
D. Aspek
Pemasaran
Kami melakukan pengamatan terhadap
mahasiswa Raharja yang belajar sebagai calon konsumen (target pasar ) sehingga
usaha ini memiliki pasar yang jelas. Setiap usaha yang baru mulai memerlukan
ketepatan-ketepatan dalam pengambilan keputusan. Jika tidak, maka kegagalan
akan muncul dalam usahanya. Ketepatan tersebut dapat diperoleh melalui
pendekatan yang sesuai salah satunya adalah analisis SWOT.
Analisis SWOT adalah
mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi
perusahaan. SWOT adalah kependekan dari Strength,
Weakness, Opportunity, dan Threat. Adapun
penjabarannya adalah sebagai berikut:
- Strength atau Kekuatan
- Konsumen dapat langsung mengorder tanpa harus mencari di luar kampus
- Menggunakan pemasaran yang menarik dan agresif sebagai bisnis baru seperti menggunakan SMS, BBM, dan bertemu secara langsung
- Usaha ini satu-satunya dalam lingkungan kampus sehingga memancing rasa penasaran dan keingintahuan calon pelanggan
- Lokasi yang strategis dan mudah dijangkau oleh mahasiswa di kampus
- Menawarkan harga yang terjangkau untuk mahasiswa
- Untuk memperkecil biaya modal, maka peralatan utama (penggorengan) sudah dimiliki sebelumnya
- Weakness atau Kelemahan
- Roti Goreng merupakan produk baru yang belum terlalu dikenal, untuk menangani kelemahan ini, kami melakukan promosi secara terus menerus melalui media komunikasi serta pertemuan langsung dengan konsumen
- Bahan isi dari Roti Goreng yang tidak tahan lama, untuk mengatasi kelemahan tersebut kami membatasi pembelian bahan dan menargetkan penjualan agar bahan habis terpakai sebelum kadaluarsa
- Opportunities atau Kesempatan
- Dapat membuka cabang usaha di kampus lain jika usaha roti goreng ini sudah stabil
- Dapat berkembang menjadi usaha yang menawari berbagai rasa seperti rasa jamur, sosis, coklat, dan lain-lain disesuaikan selera pasar atau konsumen
- Memperluas pemasaran dengan area penjualan tidak hanya di Perguruan Tinggi Raharja tetapi bisa di tempat lain (dengan sistem titip jual) dan segmentasi konsumen tidak hanya mahasiswa
- Belum ada penjualan Roti Goreng di kampus ini, meskipun terdapat sebuah kantin tetapi belum tentu disukai konsumen. Oleh karena itu kami berasumsi bahwa pengadaan perdagangan roti goreng ini akan dapat mengundang para mahasiswa untuk membeli
- Threats atau Ancaman
- Kebiasaan individu yang lebih dulu membeli roti kepada penjual yang telah mereka kenal atau percayai sehingga mempengaruhi keputusan mereka untuk membeli Roti Goreng. Untuk mengatasi ancaman tersebut, diantisipasi dengan membuat kemasan yang menarik serta menggunakan isi roti sesuai permintaan konsumen
- Adanya pesaing yang menjual Roti Goreng dengan harga yang lebih murah. Untuk mengatasi ancaman tersebut, kami memberikan penjelasan kepada konsumen mengenai isi roti serta cara pembuatan roti goreng agar konsumen mengetahui mengapa kami memberikan harga yang berbeda dari penjual lain
E. Aspek
Teknis
Produksi yang dijalankan dalam
Usaha Roti Goreng ini, karena perusahaan ini masih berskala kecil maka para
anggota kelompok ini yang mempersiapkan keseluruhan sistem produksinya.
Teknis pembuatan atau produksi dari
Roti Goreng ini adalah dengan membeli bahan baku yang sekiranya akan
dipergunakan sekali saja dalam proses pembuatan Roti Goreng tersebut sehingga
tidak perlu menyimpan bahan baku pembuatan Roti Goreng tersebut.
Keseluruhan bahan baku yang
digunakan untuk memasak Roti Goreng kemudian menghasilkan Roti Goreng yang siap
dijual. Pembuatan Roti Goreng ini dilakukan pada pagi hari mengingat
penjualannya dilakukan pada pagi hari menjelang masyarakat mulai beraktivitas.
Roti goreng yang sudah jadi tersebut kemudian dimasukkan kedalam kemasan yang
menarik dengan menggunakan merek dagang Roti Goreng yang dibuat oleh kami.
F. Aspek
Biaya
Sumber dana untuk usaha yang akan
dijalankan oleh perusahaan kami ini adalah dari dana pribadi. Jumlah anggota
kelompok adalah 5 orang, maka kelima orang tersebut memberikan kontribusi untuk
dimasukkan ke dalam modal awal pembuatan, pemasaran serta penjualan Roti Goreng
Belia ini.
Para anggota penyumbang dana disini
diberi peran menjadi pemegang saham sehingga mereka semua bertanggung jawab
dalam usaha Roti Goreng ini. Hal tersebut dapat memberikan tingkat serius yang
lebih tinggi kepada seluruh anggota perusahaan Roti Goreng ini mengingat bahwa
seluruh dana anggota dimasukkan kedalamnya sehingga apabila perusahaan
mengalami kerugian, maka dia pun akan kehilangan dana yang sudah
diinvestasikannya tersebut.
G.
Rincian Biaya Perbulan (ASUMSI):
- Biaya Pemasaran (promosi) (variable)
- Pulsa : Rp. 50.000
- Biaya Modal Produksi (variable)
- Pembelian bahan baku : Rp. 200.000
- Pembelian Alat : Rp. 100.000
- Biaya Operasional (tetap)
- Gaji karyawan : Rp. 200.000
- Biaya Listrik : Rp. 50.000
Rekapitulasi
Biaya
1.
Biaya
Promosi :
Rp. 50.000
2.
Biaya
Modal Awal :
Rp. 300.000
3.
Biaya
Operasional :
Rp. 250.000
Total
Pengeluaran :
Rp. 600.000
H. Proyeksi
Pendapatan (ASUMSI)
Pendapatan
per hari : 10 roti x Rp. 5000,- = Rp. 50.000,-
*Keuntungan 1 roti adalah Rp. 5000
Pendapatan
Keseluruhan selama 22 hari : 22 x 50.000 = Rp. 1.100.000
*Operasional penjualan (1 bulan
adalah 22 hari)
Diasumsikan
dari proyeksi pendapatan diatas, maka pendapatan bersih setiap bulan dari usaha
Roti Goreng ini adalah sebesar Rp.1.100.000. Pendapatan bersih Rp. 1.100.000
ini tidaklah selalu berjumlah seperti itu tiap bulannya. Adakalanya penjualan
meningkat pada saat-saat tertentu seperti ketika musim ujian di kampus, banyak
mahasiswa yang tidak sempat sarapan di rumah. Oleh karena itu kami menyimpulkan
bahwa pendapatan sebesar Rp. 1.100.000 itu adalah pendapatan yang paling
terendah tiap bulannya.
I. Analisis
Titik Impas
Dalam
menghitung analisis titik impas ini, kita terlebih dahulu menentukan jumlah
investasi awal. Investasi awal dapat kita peroleh dari jumlah biaya tetap
ditambah jumlah biaya total variable.
Kemudian
setelah diketahui jumlah total nilai investasi awal maka selanjutnya kita
menentukan pendapatan bersih setiap bulannya. Disini kita menggunakan nilai
asumsi pendapatan bersih terendah setiap bulannya.
Investasi
awal : Biaya tetap + Biaya variable
: Rp. 250.000 + Rp.
350.000
: Rp. 600.000
Untuk
mengetahui Analisa Titik Impas adalah digunakan untuk memperkirakan seberapa
cepat modal yang sudah dikeluarkan dalam usaha Roti Goreng ini segera dapat
kembali kepada para pemegang saham seutuhnya. Semakin cepat kembalinya modal
kepada para pemegang saham, maka semakin bagus investasi dalam usaha Roti
Goreng ini. Apabila semakin lama kembalinya modal dalam usaha Roti Goreng ini
maka diperlukan untuk berfikir kembali apabila ingin meneruskan usaha Roti
Goreng tersebut. Suatu usaha dengan jumlah modal tertentu apabila pengembalian
modalnya cukup lama, maka para investor akan kehilangan suatu peluang yang
dinamakan dengan peluang kesempatan. Peluang kesempatan tersebut adalah peluang
lain untuk para pemegang saham ketika sebelum membuka usaha Roti Goreng
tersebut. Bisa kita ambil contoh daripada uang pemegang saham digunakan untuk
berbisnis lebih baik disimpan di Bank saja, hasilnya lebih jelas tiap bulannya
walaupun keuntungannya tidak seberapa.
Analisa
titik impas tersebut adalah:
Pendapatan
/ modal = Rp. 1.100.000 / Rp. 600.000
= 1.8 bulan atau 2 bulan
Jadi uang
para pemegang saham akan kembali dalam jangka waktu 2 bulan setelah investasi
awal dilakukan. Sungguh suatu prestasi yang sangat membanggakan mengingat angka
diatas adalah masih mengambil asumsi pendapatan bersih terburuk.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah
melalui pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa usaha dari Roti Goreng
ini sudah sangat layak untuk dijalankan. Dalam cara menjalankannya pun terlihat
tidak terlalu sulit, sehingga proses penjualannya pun tidak terlalu memakan
waktu dan fikiran terlalu banyak. Setelah itu, modal yang diperlukan untuk menjalankan
usaha Roti Goreng ini pun tidak terlalu banyak, sehingga tidak akan terlalu
menyulitkan kegiatan belajar mahasiswa. Waktu pelaksanaannya pun dilakukan
sebelum jam perkuliahan dimulai.
Akhir
kata, besar pengharapan kelompok kami untuk memperoleh keuntungan dalam
kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa dalam kelas entrepreneur ini. Karena setelah
dilakukan penghitungan, ternyata keuntungan yang didapatkan dari program ini
selain manfaat pengetahuan, relasi, kita juga memperoleh keuntungan dalam bentuk
materi. Materi tentunya adalah suatu hal yang sangat berharga, apalagi apabila
materi tersebut diperoleh oleh mahasiswa yang masih belum memiliki penghasilan
sama sekali.
B. Saran
Menumbuhkan
jiwa kreatif dan inovatif di kalangan mahasiswa sehingga diharapkan program ini
menjadi sarana pembelajaran serta menambahkan pengalaman wirausaha agar tidak
canggung ketika berada di dunia kerja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar