RESUME
PEMBANGUNAN MASYARAKAT
Sebagai Proses Perubahan
BAHARUDDIN
1342042001
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015
1.
Perubahan Sebagai Basis Pemahaman
Perubahan social
berlangsung secara terus menerus dari waktu ke waktu baik direncanakan atau
tidak. Perubahan social demikian, merupakan sesuatu yang wajar dan alamiah dan
dan dialami etiap masyarakat. (Salim 2002: 10). Oleh karena perubahan social
merupakan basis pemahaman realitas pembangunan
masyarakat tersebut maka berbagai prinsip, teori dan kecenderungan umum
proses perubahan social dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena perkembangan
atau pembangunan masyarakat ini.
2.
Tipe-Tipe Perubahan
a. Dimensi waktu dan ruang lingkup perubahan
Apabila
menggunakan tingkat abtraksi yang tinggi, gerak perubahan tersebut termasuk
didalamnya gerak perkembangan masyarakat dinyatakan mengikuti proses yang
bersifat evolusi. Dengan menggunakan perspfektif evolusi tersebut perkembangan
masyarakat merupakan salah satu atau kombinasi dari beberapa hal berikut ini;
1. Suatu proses spontan menuju tahap perkembangan yang
lebih tinggi
2. Suatu proses tampilnya potensi masyarakat dan
realisasi kapasitas embrional dalam menuju proses pendewasaan
3. Suatu proses structural fungsinya yang
berkesinambungan yang menghasilkan spesialisasi dan deferensiasi truktural
dalam suatu perkembangan simultan dari tingkat kohesi dan interdependensi
social.
4. Suatu proses perkembangan diri, proses perubahan
pada kurun waktu tertentu yang menghasilkan struktur dan interaksi social
semakin kompleks (Chodak, 1973:16)
TIPE-TIPE
PERUBAHAN SOSIAL
(Dilihat dari
dimensi waktu dan ruang lingkup perubahan dalam masyrakat)
Dimensi
Waktu
|
Tingkat/ruang
lingkup perubahan
|
||
|
Mikro
(Individual)
|
Intermediate
(Kelompok)
|
Makro
(Masyarakat)
|
Jangka pendek
|
Tipe 1
-
Perubahan sikap
-
Perubahan timgkah laku
|
Tipe 3
-
Perubahan Normatif
-
Perubahan Administratif
|
Tipe 5
-
Invensi
-
Inovasi
-
revolusi
|
Jangka Panjang
|
Tipe 2
Perubahan siklus kehidupan
|
Tipe 4
Perubahan organiasi
|
Tipe 6
Evolusi social cultural
|
Gerald
Zaltman (1972:3)
b. Perubahan spontan dan perubahan yang diindukasi
Dari
sisi yang lain, sahlins dan service (dalam hoogvelt, 1976:10) Mengemukakan,
bahwa masyarakat yang mengalami proses evolusi pada tingkat yang lebih tinggi
mempunyai tig cirri (1). Menampilkan cara-cara yang lebih bervariasi dan lebih
efektif dalam mengeksploitasi sumber daya (2). Masyarakat lebih tidak
bergantung dari pengaruh lingkungan, dengan demikian lebih mampu menyesuaikan
diri terhadap lingkungan yang bervariasi dibandingkan masyarakat yang kurang
maju (3). Cenderung mendominasidan menggantikan tipe masyarakatyang kurang
maju.
Dilihat
dari kenyataan bahwa masyarakat merupakan suatu system maka kemampuan
menyesuaikan diri yang lebih besar tersebut akan tampak dalam hal (1).
Mempunyai bagian-bagian dan subsistem yang lebih banyak (2). Mempunyai
spesialisasi yang lrbih banyak dan (3). Mempunyai cara-cara yang lebih efektif
untuk mengintegrasikan keseluruhan bagian-bagian yang ada.
3.
Factor pendorong Perubahan Terencana
Zaltman
(1972:2) menamakan bentuk perubahan spontan dan perubahan yang diinduksi
tersebut dengan perubahan social yang tidak direncanakan (unplanned social
change) dan perubahan social yang direncanakan (planned social change).
Perubahan social yang tidak direncanakan merupakan hasil dari prose salami yang
tidak direncanakan dan direkayasa.
a. Pemecahan masalah social
Sebagai
mana diketahui, masalah social adalah kondisi yang tidak diharapkan, karena
mengandung unsure yang merugikan, baik fisik maupun nonfisik, atau merupakan
pelanggaran terhadap norma dan standar social.
b. Percepatan perubahan
Dipandang
dari sisi yang lain, peranan perubahan yang diinduksi yang merupakan semacam
intervensi terhadap perubahan spontan yang bersifat alami dan evolusi dapat
dianggap sebagai factor percepatan. Hal ini disebabkan karena dengan adanya
perubahan yang diinduksi diharapkan akan mempercepat proses perubahan yang
terjadi menuju suatu kondisi yang dinginkan.
c. Proses reintegrasi
Sebagaimana
diketahui, sebagian besar Negara-negara sedang berkembang adalah merupakan
bekas daerah jajahan. Bahkan tidak jarang diantaranya yang mengalami proses
penjajahan yang berabad-abad. Senagai daerah jajahan, tentu dapat dipahami
apabila perkembangan masyarakat tidak dapat berjalan dengan wajar. Hal tersebut
disebabkan oleh karena dalam periode tersebut terdapat berbagai hambatan bahkan
tekanan yang sengaja dilakukan oleh pihak penjajah guna memperkokoh
kekuasaannya.
d. Usaha memotong lingkaran kemiskinan
Masalah
kemiskinan merupakan salah satu masalah yang paling dirasakan di Negara-negara
sedang berkembang, sejak saat-saat awal kemerdekaannya sampai saat ini. Hal itu
dapat dipahami, mengingat bahwa pada masa penjajahan, usaha masyarakat untuk
mengembangkan diri dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan banyak
memperoleh hambatan. Disamping itu, juga disebabkan oleh karena berbagai usaha
untuk mendayagunakan sumber-sumber dan potensi dalam masyarakat lebih banyak
diorientasikan kepada kepentingan pemerintah colonial.
e. Transformasi strukutural
Dalam
uraian terdahulutelah banyak disinggung bahwa pembangunan masyarakat merupakan
proses perubahan dari kondisi yang tidak diharapkan menuju kondisi yang lebih
sesuai harapan. Kondisi yang tidak diharakan tersebut salah satu sebabnya dapat
berasal dari kondisi system dan struktur socialnya.
f. Antisipasi dampak
Perubahan
yang diinduksi dalam pembangunan masyarakat antara lain dimaksudkan untuk
mempercepat proses perubahan yang terjadi. Walaupun demikian, dengan melakukan
percepatan perubahan saja belum menjamin bahwa proses pembangunan yang berjalan
akan mencapai hasil yang dinginkan.
4.
Perubahan Fisik dan Perubahan Sikap
Perubahan yang
diharapkan terjadi dalam proses pembagngunan masyarakat adalah perubahan dalam
berbagai aspek kehidupan masyarakat. Diantara aspek-aspek tersebut adalah
perubahan fisik teknologi dan perubahan sikap.
Sehubungan dengan hal
ini, untuk menuju kepada perubahan sikap yang diharapkan dalam proses pembangunan, khususnya menurut
pandangan persfektif modernisasi, koentjaraningrat (1974:42). Mengemukakan
beberapa orientasi nilai. Dalam hal ini adalah
-
Orientasi kemasa
depan, dengan demikian , bersifat hemat untuk bisa lebih teliti memperhitungkan
hidup nya dimasa depan
-
Lebih menilai
tinggi hasrat eksplorasi untuk
mempertinggi kapasitas berinovasi
-
Lebih menilai
tinggi kearah achievement dari karya dan
-
Menilai tinggi
mentalitas berusaha atas kemampuan sendiri, percaya kepada diri sendiri,
berdisiplin murni dan berani bertanggung jawab sendiri.
5.
Factor Hambatan Perubahan
perubahan dan
pembaharuan dalam rangka pembangunan masyarkat pada umunya ditujukan kepada
suatu masyarakat yang cukup mapan dalam pengertian sudah mempunyai pola
aktivitas dan pola tingkah laku tertentu, sudah mempunyaisistem nilai dan system
kelembagaan yang cukup mengakar bahkan tidak jarang sudah dihayati dari
generasi ke generasi.
Soerjono Soekanto
(1988:312) mengemukakan beberapa factor yang dapat menghalangi terjadinya
perubahan. Factor-faktor itu adalah:
1. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain
2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terhambat
3. Sikap masyarakat yang sangat tradisional
4. Adanya kepentingan-kepentingan yang sudah tertanam
dengan kuat sekali
5. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi
kebudayaan
6. Prasangka terhadap hal-hal baru
7. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis
8. Adat dan kebiasaan
9.
Suatu orientasi
nilai bahwa hidup ini pada hakikatnya buruk dan
tidak mungkin diperbaiki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar