Jumat, 17 Juni 2016

Resume Pembangunan Masyarakat Sebagai Proses Perubahan

RESUME






PEMBANGUNAN MASYARAKAT
Sebagai Proses Perubahan



Description: C:\Users\sektor\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\Logo Besar.png


BAHARUDDIN
1342042001






JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015




1.      Perubahan Sebagai Basis Pemahaman
Perubahan social berlangsung secara terus menerus dari waktu ke waktu baik direncanakan atau tidak. Perubahan social demikian, merupakan sesuatu yang wajar dan alamiah dan dan dialami etiap masyarakat. (Salim 2002: 10). Oleh karena perubahan social merupakan basis pemahaman realitas pembangunan  masyarakat tersebut maka berbagai prinsip, teori dan kecenderungan umum proses perubahan social dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena perkembangan atau pembangunan masyarakat ini.
2.      Tipe-Tipe Perubahan
a.       Dimensi waktu dan ruang lingkup perubahan
Apabila menggunakan tingkat abtraksi yang tinggi, gerak perubahan tersebut termasuk didalamnya gerak perkembangan masyarakat dinyatakan mengikuti proses yang bersifat evolusi. Dengan menggunakan perspfektif evolusi tersebut perkembangan masyarakat merupakan salah satu atau kombinasi dari beberapa hal berikut ini;
1.      Suatu proses spontan menuju tahap perkembangan yang lebih tinggi
2.      Suatu proses tampilnya potensi masyarakat dan realisasi kapasitas embrional dalam menuju proses pendewasaan
3.      Suatu proses structural fungsinya yang berkesinambungan yang menghasilkan spesialisasi dan deferensiasi truktural dalam suatu perkembangan simultan dari tingkat kohesi dan interdependensi social.
4.      Suatu proses perkembangan diri, proses perubahan pada kurun waktu tertentu yang menghasilkan struktur dan interaksi social semakin kompleks (Chodak, 1973:16)

TIPE-TIPE PERUBAHAN SOSIAL
(Dilihat dari dimensi waktu dan ruang lingkup perubahan dalam masyrakat)

Dimensi Waktu
Tingkat/ruang lingkup perubahan

Mikro
(Individual)
Intermediate
(Kelompok)
Makro
(Masyarakat)
Jangka pendek

Tipe 1
-          Perubahan sikap
-          Perubahan timgkah laku
Tipe 3
-          Perubahan Normatif
-          Perubahan Administratif
Tipe 5
-          Invensi
-          Inovasi
-          revolusi
Jangka Panjang
Tipe 2
Perubahan siklus kehidupan
Tipe 4
Perubahan organiasi
Tipe 6
Evolusi social cultural
Gerald Zaltman (1972:3)

b.      Perubahan spontan dan perubahan yang diindukasi
Dari sisi yang lain, sahlins dan service (dalam hoogvelt, 1976:10) Mengemukakan, bahwa masyarakat yang mengalami proses evolusi pada tingkat yang lebih tinggi mempunyai tig cirri (1). Menampilkan cara-cara yang lebih bervariasi dan lebih efektif dalam mengeksploitasi sumber daya (2). Masyarakat lebih tidak bergantung dari pengaruh lingkungan, dengan demikian lebih mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang bervariasi dibandingkan masyarakat yang kurang maju (3). Cenderung mendominasidan menggantikan tipe masyarakatyang kurang maju.
Dilihat dari kenyataan bahwa masyarakat merupakan suatu system maka kemampuan menyesuaikan diri yang lebih besar tersebut akan tampak dalam hal (1). Mempunyai bagian-bagian dan subsistem yang lebih banyak (2). Mempunyai spesialisasi yang lrbih banyak dan (3). Mempunyai cara-cara yang lebih efektif untuk mengintegrasikan keseluruhan bagian-bagian yang ada.
3.      Factor pendorong Perubahan Terencana
Zaltman (1972:2) menamakan bentuk perubahan spontan dan perubahan yang diinduksi tersebut dengan perubahan social yang tidak direncanakan (unplanned social change) dan perubahan social yang direncanakan (planned social change). Perubahan social yang tidak direncanakan merupakan hasil dari prose salami yang tidak direncanakan dan direkayasa.
a.       Pemecahan masalah social
Sebagai mana diketahui, masalah social adalah kondisi yang tidak diharapkan, karena mengandung unsure yang merugikan, baik fisik maupun nonfisik, atau merupakan pelanggaran terhadap norma dan standar social.
b.      Percepatan perubahan
Dipandang dari sisi yang lain, peranan perubahan yang diinduksi yang merupakan semacam intervensi terhadap perubahan spontan yang bersifat alami dan evolusi dapat dianggap sebagai factor percepatan. Hal ini disebabkan karena dengan adanya perubahan yang diinduksi diharapkan akan mempercepat proses perubahan yang terjadi menuju suatu kondisi yang dinginkan.
c.       Proses reintegrasi
Sebagaimana diketahui, sebagian besar Negara-negara sedang berkembang adalah merupakan bekas daerah jajahan. Bahkan tidak jarang diantaranya yang mengalami proses penjajahan yang berabad-abad. Senagai daerah jajahan, tentu dapat dipahami apabila perkembangan masyarakat tidak dapat berjalan dengan wajar. Hal tersebut disebabkan oleh karena dalam periode tersebut terdapat berbagai hambatan bahkan tekanan yang sengaja dilakukan oleh pihak penjajah guna memperkokoh kekuasaannya.
d.      Usaha memotong lingkaran kemiskinan
Masalah kemiskinan merupakan salah satu masalah yang paling dirasakan di Negara-negara sedang berkembang, sejak saat-saat awal kemerdekaannya sampai saat ini. Hal itu dapat dipahami, mengingat bahwa pada masa penjajahan, usaha masyarakat untuk mengembangkan diri dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan banyak memperoleh hambatan. Disamping itu, juga disebabkan oleh karena berbagai usaha untuk mendayagunakan sumber-sumber dan potensi dalam masyarakat lebih banyak diorientasikan kepada kepentingan pemerintah colonial.
e.       Transformasi strukutural
Dalam uraian terdahulutelah banyak disinggung bahwa pembangunan masyarakat merupakan proses perubahan dari kondisi yang tidak diharapkan menuju kondisi yang lebih sesuai harapan. Kondisi yang tidak diharakan tersebut salah satu sebabnya dapat berasal dari kondisi system dan struktur socialnya.
f.       Antisipasi dampak
Perubahan yang diinduksi dalam pembangunan masyarakat antara lain dimaksudkan untuk mempercepat proses perubahan yang terjadi. Walaupun demikian, dengan melakukan percepatan perubahan saja belum menjamin bahwa proses pembangunan yang berjalan akan mencapai hasil yang dinginkan.
4.      Perubahan Fisik dan Perubahan Sikap
Perubahan yang diharapkan terjadi dalam proses pembagngunan masyarakat adalah perubahan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Diantara aspek-aspek tersebut adalah perubahan fisik teknologi dan perubahan sikap.
Sehubungan dengan hal ini, untuk menuju kepada perubahan sikap yang diharapkan  dalam proses pembangunan, khususnya menurut pandangan persfektif modernisasi, koentjaraningrat (1974:42). Mengemukakan beberapa orientasi nilai. Dalam hal ini adalah
-          Orientasi kemasa depan, dengan demikian , bersifat hemat untuk bisa lebih teliti memperhitungkan hidup nya dimasa depan
-          Lebih menilai tinggi hasrat  eksplorasi untuk mempertinggi kapasitas berinovasi
-          Lebih menilai tinggi kearah achievement dari karya dan
-          Menilai tinggi mentalitas berusaha atas kemampuan sendiri, percaya kepada diri sendiri, berdisiplin murni dan berani bertanggung jawab sendiri.
5.      Factor Hambatan Perubahan
perubahan dan pembaharuan dalam rangka pembangunan masyarkat pada umunya ditujukan kepada suatu masyarakat yang cukup mapan dalam pengertian sudah mempunyai pola aktivitas dan pola tingkah laku tertentu, sudah mempunyaisistem nilai dan system kelembagaan yang cukup mengakar bahkan tidak jarang sudah dihayati dari generasi ke generasi.
Soerjono Soekanto (1988:312) mengemukakan beberapa factor yang dapat menghalangi terjadinya perubahan. Factor-faktor itu adalah:
1.      Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain
2.      Perkembangan ilmu pengetahuan yang terhambat
3.      Sikap masyarakat yang sangat tradisional
4.      Adanya kepentingan-kepentingan yang sudah tertanam dengan kuat sekali
5.      Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan
6.      Prasangka terhadap hal-hal baru
7.      Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis
8.      Adat dan kebiasaan
9.      Suatu orientasi nilai bahwa hidup ini pada hakikatnya buruk dan  tidak mungkin diperbaiki.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar