Rabu, 15 Juni 2016

Masyarakat Kota dan Desa Stratifikasi Sosial, Struktur Sosial, Sistem Ekonomi, dan Mobilitas Masyarakat Perkotaan



Tugas Individu

Masyarakat Kota dan Desa
Stratifikasi Sosial, Struktur Sosial, Sistem Ekonomi, dan Mobilitas Masyarakat Perkotaan







Oleh :

Baharuddin
1342042001




JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Masyarakat selalu bergerak dinamis seiring dengan kemajuan zaman. Semakin kompleks suatu masyarakat, maka terjadi pembagian kerja yang semakin rinci. Dalam masyarakat primitif,sebuah keluarga menjalankan semua fungsi sosial mulai dari merawat dan mendidik anak, mencari nafkah, membuat pakaian, membuat rumah dan sebagainya.
Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), di mana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. Menurut Koentjaraningrat (1994) menjabarkan definisi masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama.
Beberapa definisi (secara etimologis) “kota”dalam bahasa lain yang agak tepat dengan pengertian ini, seperti dalam bahasa Cina, kota artinya dinding dan dalam bahasa Belanda kuno, tuiin bisa berarti pagar. Jadi dengan demikian kota adalah batas. Kota adalah suatu ciptaan peradaban budaya umat manusia. Kota sebagai hasil dari peradaban yang lahir dari pedesaan, tetapi kota berbeda dengan pedesaan. Masyarakat kota adalah suatu kelompok teritorial di mana penduduknya menyelenggarakan kegiatan-kegiatan hidup sepenuhnya, dan juga merupakan suatu kelompok terorganisasi yang tinggal secara kompak di wilayah tertentu dan memiliki derajat interkomuniti yang tinggi. Masyarakat perkotaan sering disebut urban community. Masyarakat perkotaan sering disebut urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.Sedangkan berbicara masalah masyarakat perkotaan kita akan berbicara tentang stratifikasi sosial, struktur sosial, sistem ekonomi dan mobilitas masyarakat perkotaan.
B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu :
1.      Apa yang dimaksud stratifikasi sosial dalam masyarakat?
2.      Bagaimana Sistem Stratifikasi Sosial dalam masyarakat?
3.      Bentuk-Bentuk Stratifikasi Sosial dalam masyarakat?
4.      Dampak Stratifikasi Sosial dalam masyarakat?
5.      Bagaimana struktur sosial dalam masyarakat?
6.      Bagaimana sistem ekonomi dalam masyarakat?
7.      Bagaimana mobilitas dalam masyarakat perkotaan?
C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu :
1.      Untuk mengetahui stratifikasi sosial dalam masyarakat
2.      Untuk mengetahui  sistem stratafikasi sosial dalam masyarakat
3.      Untuk mengetahui Bentuk-bentuk stratifikasi sosial dalam masyarakat
4.      Untuk mengetahui Dampak stratifikasi sosial dalam masyarakat
5.      Untuk mengetahui struktur sosial dalam masyarakat
6.      Untuk mengetahui sistem ekonomi dalam masyarakat
7.      Untuk mengetahui mobilitas dalam masyarakat perkotaan


BAB II
PEMBAHASAN
A. Stratifikasi Sosial
1.      Pengertian Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial (Social Stratification) berasal dari kata bahasa latin “stratum” (tunggal) atau “strata” (jamak) yang berarti lapisan. Dalam Sosiologi, stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat. Pemahaman antara stratifikasi sosial dan kelas sosial sering kali di samakan, padahal di sisi lain pengertian antara stratifikasi sosial dan kelas sosial terdapat perbedaan.  
Didalam masyarakat, ada orang-orang tertentu yang menduduki kelas sosial lebih tinggi, sedangkan yang lainnya berada di kelas sosial lebih rendah.
Penyamaan dua konsep pengertian stratifikasi sosial dan kelas sosial akan melahirkan pemahaman yang rancu. Stratifikasi sosial lebih merujuk pada pengelompokan orang kedalam tingkatan atau strata dalam heirarki secara vertical. Membicarakan stratifikasi sosial berarti mengkaji posisi atau kedudukan antar orang/sekelompok orang dalam keadaan yang tidak sederajat. Adapun pengertian kelas sosial sebenarnya berada dalam ruang lingkup kajian yang lebih sempit, artinya kelas sosial lebih merujuk pada satu lapisan atau strata tertentu dalam sebuah stratifikasi sosial. Kelas sosial cenderung diartikan sebagai kelompok yang anggota-anggota memiliki orientasi polititik, nilai budaya, sikap dan prilaku sosial yang secara umum sama. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu : Faktor kekayaan dan penghasilan, Faktor pekerjaan, Faktor pendidikan
Dengan demikian, dapat saya simpulkan bahwa stratifikasi sosial merupakan pembedaan masyarakat atau penduduk berdasarkan kelas-kelas yang telah ditentukan secara bertingkat berdasarkan dimensi kekuasaan, previllege (hak istimewa atau kehormatan) dan prestise (wibawa).
2.      Sistem Stratifikasi Sosial
Sistem stratifikasi sosial dalam masyrakat ada yang bersifat terbuka dan ada yang bersifat tertutup. Stratifikasi sosial yang terbuka ada kemungkinan anggota masyarakat dapat berpindah dari status satu ke status yang lainnya berdasarkan usaha-usaha tertentu. Dengan demikian berarti dalam sistem Sistem stratifikasi terbuka, setiap anggota masyarakat berhak dan mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kemampuan sendiri untuk naik status, atau mungkin juga justru stabil atau turun status sesuai dengan kualitas dan kuantitas usahanya sendiri.
Dalam Sistem stratifikasi ini biasanya terdapat motivasi yang kuat pada setiap anggota masyarakat untuk berusaha memperbaiki status dan kesejahteraan hidupnya. Sistem stratifikasi terbuka lebih dinamis dan anggota-anggotanya cenderung mempunyai cita-cita yang tinggi. Pada Sistem stratifikasi sosial tertutup terdapat pembatasan kemungkinan untuk pindah ke status satu ke status lainnya dalam masyarakat. Dalam sistem ini satu-satunya kemungkinan untuk dapat masuk ada status tinggi dan terhormat dalam masyarakat adalah karena kelahiran atau keturunan.
            Stratifikasi sosial dalam masyarakat dapat bersifat :
a)      Stratifikasi Sosial yang bersifat tertutup.
Di dalam lapisan-lapisan Sosial yang tertutup, satu-satunya jalan untuk menjadi anggota dari suatu lapisan dalam masyarakat adalah karena kelahiran ( keturunan,dalam lapisan-lapisan Sosial yang tertutup dengan jelas di lihat dalam masyarakat India yang berkasta, masyarakat Bali, dan didalam masyarakat feodal serta dalam masyarakat dimana terdapat perbedaan-perbedaan rasial.
b)      Startifikasi sosial yang bersifat terbuka
Di dalam stratifikasi sosial yang bersifat terbuka, sifat individu, anggita masyarakat mempunyai kesempatamn untuk berusaha dengan kecakapan sendiri (prestasi) untuk naik lapisan atau bagi mereka yang beruntung (tak berprestasi)jatuh dari lapisan yang atas kelapisan dibawahnya. Pada umumnya sistem terbuka ini memberi perangsang yang lebih besar kepada sikap anggota masyarakat untuk memperkembangkan kecakapannya / prestasinya, karena itu sistem tersebut sesuai untuk dijadikan landasan pembangun masyarakat.
c)      Stratifikasi Sosial yang sengaja dibentuk
Bahwa didalam masyarakat ada lapisan-lapisan sosial yang sengaja disusun atau dibentuk yaitu ada dalam suatu organisasi formil.
3.      Bentuk-Bentuk Stratifikasi Sosial
suatu pelapisan sosial itu terjadi berdasarkan suatu kriteria tertentu, dan dengan berdasarkan kriteria-kriteria tersebut, maka dapatlah bentuk-bentuk strata sosial antara lain sebagai berikut:
a)      Kriteria Biologis
1)      Menurut jenis kelamin
2)      Menurut Umur
b)      Kriteria geografis/ teritorial
Dapat digolongkan  atas 2 yaitu  masyarakat desa, masyarakat kota (kota kecil, kota madya, dan   kota besar)
c)      Kriteria Ekonomis
Yaitu berdasarkan hak milik penduduk, maka terdapat stratifikasi  Sosial dalam tiga kelas : Kelas Ekonomi Tinggi, Kelas Ekonomi Menengah dan Kelas Ekonomi Rendah.
d)     Kriteria Status / Jabatan
Berdasarkan kriteria jabatan terdapatlah lapisan-lapisan : Golongan Status Sosial Tinggi, Golongan Status Sosial Menengah, Golongan Status Sosial Rendah, Golongan bukan pegawai / pejabat.
e)      Kriteria Politis
Dalam kriteria politis, yang utama adalah golongan yang menganut aliran politik, yaitu    anggota partai politik dan gerakan masa,yang lain adalah golongan non partai.
4.      Dampak Stratifikasi Sosial
Adanya sistem lapisan masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu. Tetapi ada pula yang dengan sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama. Yang biasa menjadi alasan terbentuknya lapisan masyarakat yang terjadi dengan sendirinya adalah kepandaiaan, tingkat umur (senior), sifat keaslian keanggotaan kerabat seorang kepala masyarakat, dan mungkin juga harta dalam batas-batas tertentu. Alasan-alasan yang digunakan bagi tiap-tiap masyarakat diantaranya : Pada masyarakat yang hidupnya dari berburu hewan alasan utama adalah kepandaian berburu. Sedangkan pada masyarakat yang telah menetap dan bercocok tanam, maka kerabat pembuka tanah (yang dianggab asli) dianggab sebagai orang-orang yang menduduki lapisan tinggi. Hal ini dapat dilihat misalnya pada masyarakat Batak, di mana marga tanah, yaitu marga yang pertama-tama  membuka tanah, dianggap mempunyai kedudukan yang tinggi.
5.      Ciri-Ciri Stratifikasi Sosial
Adanya stratifikasi sosial membuat sekelompok orang memilki ciri-ciri yang berbeda dalam hal kedudukan, gaya hidup, dan perolehan sumber daya. Ciri stratifikasi sosial adalah sebagai berikut :
1.      Perbedaan kemampuan
Anggota masyarakat dari kelas tinggi memiliki kemampuan lebih tinggi dibanding dengan anggota kelas sosial di bawahnya.
2.      Perbedaan Gaya Hidup
Gaya hidup meliputi banyak hal, seperti mode pakaian
3.      Perbedaan Hak dan perolehan sumber daya
Hak adalah suatu yang dapat diperoleh atau dinikmati sehubungan dengan kedudukan seseorang, sedangkan sumber daya adalah segala sesuatu yang bermanfaat untuk mendukung kehidupan seseorang.
B. Struktur Sosial
1.      Pengertian Struktur Sosial
struktur sosial diartikan sebagai pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Istilah struktur juga dapat diterapkan pada interaksi sosial menurut Abdul Syani Melihat struktur sosial sebagai sebuah tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat. Tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat merupakan jaringan dari unsur-unsur sosial yang pokok, seperti kelompok sosial, kebudayaan, lembaga sosial, stratifikasi sosial, kekuasaan, dan wewenang.. Jadi, struktur sosial dapat diartikan sebagai jalinan unsur-unsur sosial yang pokok. Struktur social mencakup sifat-sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya.
Struktur merujuk pada pola interaksi tertentu yang kurang lebih tetap dan mantap, yang terdiri dari jaringan relasi-relasi sosial hierarkis dan pembagian kerja, serta dilandasi oleh kaidahkaidah, peraturan-peraturan, dan nilai-nilai sosial budaya. Setiap manusia terkait dengan struktur masyarakat di mana ia menjadi anggotanya. Artinya, setiap orang termasuk ke dalam satu atau lebih kelompok, kebudayaan, lembaga sosial, pelapisan sosial, kekuasaan, dan wewenang yang terdapat di dalam masyarakat.
2.      Unsur-unsur Struktur Sosial
Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup dalam suatu masyarakat yang tertata dalam suatu struktur yang cenderung bersifat tetap. Tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat itu diharapkan dapat berfungsi dengan baik, sehingga akan tercipta suatu keteraturan, ketertiban, dan kedamaian dalam hidup bermasyarakat. Untuk mewujudkannya diperlukan adanya unsur-unsur tertentu.
Apa saja unsur yang terdapat dalam suatu struktur social dalam masyarakat? Menurut Charles P. Loomis, struktur social tersusun atas sepuluh unsur penting berikut ini.
a) Adanya pengetahuan dan keyakinan yang dimiliki oleh para anggota masyarakat yang berfungsi sebagai alat analisis dari anggota masyarakat.
b)  Adanya perasaan solidaritas dari anggota-anggota masyarakat
c)  Adanya tujuan dan cita-cita yang sama dari warga masyarakat.
d) Adanya nilai-nilai dan norma-norma sosial yang dijadikan sebagai patokan dan pedoman bagi anggota masyarakat dalam bertingkah laku.
e) Adanya kedudukan dan peranan sosial yang mengarahkan pola-pola tindakan atau perilaku warga masyarakat.
f) Adanya kekuasaan, berupa kemampuan memerintah dari anggota masyarakat yang memegang kekuasaan, sehingga sistem sosial dapat berlanjut.
g) Adanya tingkatan dalam sistem sosial yang ditentukan oleh status dan peranan anggota masyarakat.
h) Adanya sistem sanksi yang berisikan ganjaran dan hukuman dalam sistem sosial, sehingga norma tetap terpelihara.
i) Adanya sarana atau alat-alat perlengkapan sistem sosial, seperti pranata sosial dan lembaga.
j) Adanya sistem ketegangan, konflik, dan penyimpangan yang menyertai adanya perbedaan kemampuan dan persepsi warga masyarakat.
3.      Fungsi Struktur Sosial
Menurut Mayor Polak menyatakan bahwa struktur sosial dapat berfungsi sebagai berikut.
a) Pengawas sosial, yaitu sebagai penekan kemungkinankemungkinan pelanggaran terhadap norma, nilai, dan peraturan kelompok atau masyarakat. Misalnya pembentukan lembaga pengadilan, kepolisian, lembaga adat, lembaga pendidikan, lembaga agama, dan lain-lain.
b)  Dasar untuk menanamkan suatu disiplin sosial kelompok atau masyarakat karena struktur sosial berasal dari kelompok atau masyarakat itu sendiri. Dalam proses tersebut, individu atau kelompok akan mendapat pengetahuan dan kesadaran tentang sikap, kebiasaan, dan kepercayaan kelompok ataumasyarakatnya. Individu mengetahui dan memahami perbuatan apa yang dianjurkan oleh kelompoknya dan perbuatan apa yang dilarang oleh kelompoknya.


4.      Ciri-Ciri Struktur Sosial
Segala sesuatu pasti memiliki ciri-ciri tersendiri yang membedakan dengan sesuatu yang lain. Misalnya masyarakat desa mempunyai ciri-ciri tersendiri, seperti bersifat gotong royong, mengutamakan kebersamaan, tidak ada spesialisasi dalam pembagian kerja, dan lain-lain yang membedakan dengan masyarakat perkotaan yang cenderung individualistis dan adanya pembagian pekerjaan sesuai dengan keahlian. Begitupun juga dalam struktur sosial.
C. Sistem Ekonomi
1.      Pengertian Sistem Ekonomi
Yang dimaksud sistem ekonomi adalah suatu cara untuk mengatur dan mengorganisasi segala aktivitas ekonomi dalam masyarakat baik yang dilakukan oleh pemerintah atau swasta berdasarkan prinsip tertentu dalam rangka mencapai kemakmuran atau kesejahteraan.
Menurut Gilarso (1992:486) sistem ekonomi adalah keseluruhan tata cara untuk mengoordinasikan perilaku masyarakat (para konsumen, produsen, pemerintah, bank, dan sebagainya) dalam menjalankan kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi, investasi, dan sebagainya) sehingga menjadi satu kesatuan yang teratur dan dinamis, dan kekacauan dapat dihindari.

Sedangan McEachern berpendapat bahwa sistem ekonomi dapat diartikan sebagai seperangkat mekanisme dan institusi untuk menjawab pertanyaan apa, bagaimana, dan untuk siapa barang dan jasa diproduksi (what, how, dan for whom).
2.      Macam-macam Sistem ekonomi
Ada berbagai macam sistem ekonomi di dunia ini yang saling berbeda satu sama lain. Tumbulnya berbagai macam sistem ekonomi yang berbeda tersebt dalam suatu negara disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
·         Ada tidaknya campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi.
·         Sistem pemerintahan yang dianut suatu negara.
·         Kepemilikan negara terhadap faktor-faktor produksi.
·         Sumber daya yang ada dalam suatu negara, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang dimiliki.
Dari ke-empat faktor tersebut, timbul lah berbagai macam sistem ekonomi, diantaranya:
a)      Sistem Ekonomi Tradisional
    Sistem ekonomi tradisional adalah suatu sistem ekonomi di mana organisasi kehidupan ekonomi dijalankan menurut kebiasaan, tradisi masyarakat secara turun-temurun dengan mengandalkan faktor produksi apa adanya.
b)      Sistem Ekonomi Terpusat/Komando (Sosialis)
Sistem ekonomi terpusat adalah sistem ekonomi di mana pemerintah memegang peranan paling penting atau dominan dalam pengaturan kegiatan ekonomi. Dominasi dilakukan melalui pembatasan-pembatasan terhadap kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota masyarakat. Negara yang menganut sistem ini antara lain : Rusia, RRC, dan negara-negara Eropa Timur (bekas negara Uni Soviet).
c)      Sistem Ekonomi Liberal (Kapitalis)
              Sistem ekonomi liberal adalah suatu sistem ekonomi yang menghendaki kebebasan yang seluas-luasnya bagi setiap individu untuk melakukan tindakan ekonomi tanpa campur tangan dari pemerintah. Suatu kondisi di mana pemerintah benar-benar lepas tangan dalam pengambilan keputusan ekonomi dalam istilah ekonomi disebut laissez-faire.
d)     Sistem Ekonomi Campuran
              Sistem ekonomi campuran yaitu suatu sistem ekonomi di mana di satu sisi pemerintah memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk berusaha dalam melakukan kegiatan ekonomi, tetapi disisi lain pemerintah ikut campur tangan dalam perekonomian yang bertujuan menghindari penguasaan secara penuh dari segolongan masyarakat terhadap sumber daya ekonomi.
e)      Sistem Ekonomi Pancasila
              Sistem ekonomi yang dianut negara Indonesia adalah sistem ekonomi Pancasila. Sistem ekonomi Pancasila adalah salah satu tata ekonomi yang dijiwai oleh ideologi Pancasila, yang di dalamnya terkandung makna demokrasi ekonomi yaitu kegiatan ekonomi yang dilakukan berdasarkan usaha bersama berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan dari, oleh, dan untuk rakyat di bawah pimpinan dan pengawasan pemerintah.

3.      Fungsi Sistem Ekonomi
           Dari berbagi sistem ekonomi yang ada di dunia ini mempunyai fungsi dalam perekonomian, di antaranya adalah sebagai berikut.
a)      Menyediakan perangsang untuk berproduksi.
b)      Menyediakan cara/metode untuk mengkoordinasi kegiatan individu dalam suatu perekonomian.
c)      Menyediakan mekanisme tertentu agar pembagian hasil produksi di antara anggota masyarakat dapat terlaksana sebagaimana mestinya.
4.      Kriteria Sistem Ekonomi
Setiap negara pasti mendambakan pertumbuhan ekonomi yang baik dan stabil. Agar cita-cita tersebut dapat terwujud terdapat kriteria-kriteria yang dimiliki apabila suatu sistem ekonomi dapat dikatakan relatif baik adalah sebagai berikut :
a)      Apakah sistem ekonomi yang bersangkutan memberikan kemungkinan untuk mencapai standar kehidupan yang tinggi?
b)      Apakah memungkinkan bagi suatu pertumbuhan ekonomi yang stabil?
c)      Apakah sistem ekonomi tersebut menghormati kebebasan ekonomi para individu secara wajar?
d)     Apakah sistem perekonomian tersebut memberikan kepastian ekonomi bagi seluruh anggota masyarakat?
e)      Apakah sistem ekonomi tersebut menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa yang sesuai dengan kebutuhan para konsumen?
f)       Apakah sistem ekonomi tersebut menunjukan adanya pembagian pendapatan yang memadai?













D. Mobilitas Sosial Masyarakat Perkotaan
1.      Pengertian Mobilitas Sosial Masyarakat Perkotaan
           Mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yakni pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya.
           Jika kita berbicara tentang mobilitas sosial, biasanya kita berpikir tentang perpindahan dari suatu tingkat yang rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Sesungguhnya, mobilitas sosial dapat berlangsung dalam dua arah. Sebagian orang mencapai status yang lebih tinggi, dan sebagian orang lagi mengalami kegagalan atau mengalami mobilitas sosial menurun. Ada pula orang-orang yang tetap tinggal pada status yang dimiliki oleh orang tua mereka, atau tidak mengalami mobilitas.
           Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada masyarakat yang sifatnya tertutup kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit. Contohnya, masyarakat feodal atau pada masyarakat yang menganut sistem kasta. Pada masyarakat yang menganut sistem kasta, bila seseorang lahir dari kasta yang paling rendah untuk selamanya ia tetap berada pada kasta yang rendah. Dia tidak mungkin dapat pindah ke kasta yang lebih tinggi, meskipun ia memiliki kemampuan atau keahlian. Karena yang menjadi kriteria stratifikasi adalah keturunan. Dengan demikian, tidak terjadi gerak sosial dari strata satu ke strata lain yang lebih tinggi.
2.      Bentuk Mobilitas Sosial Masyarakat Perkotaan
a)      Mobilitas sosial horizontal
           Mobilitas sosial horizontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Dalam mobilitas sosial ini, tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya.
           Misalnya, Pak Amir seorang warga negara Amerika Serikat, mengganti kewarganegaraannya dengan kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini mobilitas sosial Pak Amir disebut dengan Mobilitas sosial horizontal karena gerak sosial yang dilakukan Pak Amir tidak mengubah status sosialnya.
b)      Mobilitas sosial vertikal
           Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan individu atau objek-objek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Sesuai dengan arahnya, mobilitas sosial vertikal dapat dibagi menjadi dua, mobilitas vertikal ke atas (social climbing) dan mobilitas sosial vertikal ke bawah (social sinking).
1)      Mobilitas sosial vertical ke atas mempunyai dua bentuk yang utama, yaitu:
·         Masuk ke dalam kedudukan yang lebih tinggi, hal ini ditandai dengan masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi yang ada. Contoh: A adalah seorang guru sejarah di salah satu SMA. Karena memenuhi persyaratan, ia diangkat menjadi kepala sekolah.
·         Membentuk kelompok baru. Pada bentuk ini terjadi pembentukan suatu kelompok baru yang kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi daripada kedudukan individu pembentuk kelompok tersebut. Contoh: Pembentukan organisasi baru memungkinkan seseorang untuk menjadi ketua dari organisasi baru tersebut, sehingga status sosialnya naik.
2)      Mobilitas sosial vertikal ke atas mempunyai dua bentuk yang utama, yaitu:
·         Turunnya kedudukan. Pada bentuk ini, kedudukan individu turun ke kedudukan yang derajatnya lebih rendah. Contoh: seorang prajurit dipecat karena melakukan tidakan pelanggaran berat ketika melaksanakan tugasnya.
·         Turunnya derajat kelompok. Pada bentuk ini, derajat sekelompok individu dan kelompok merupakan satu kesatuan. Contoh: Juventus terdegradasi ke seri B. akibatnya, status sosial tim pun turun.
3)      Mobilitas Atargenerasi
Mobilitas antargenerasi secara umum berarti mobilitas dua generasi atau lebih, misalnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik atau turun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan pada perpindahan status sosial suatu generasi ke generasi lainnya.
Contoh: Pak Parjo adalah seorang tukang becak. Ia hanya menamatkan pendidikannya hingga sekolah dasar, tetapi ia berhasil mendidik anaknya menjadi seorang pengacara. Contoh ini menunjukkan telah terjadi mobilitas vertikal antargenerasi.
4)      Mobilitas Intragenerasi
Mobilitas sosial intragenerasi adalah mobilitas yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam satu generasi.
Contoh: Pak Darjo awalnya adalah seorang buruh. Namun, karena ketekunannya dalam bekerja dan mungkin juga keberuntungan, ia kemudian memiliki unit usaha sendiri yang akhirnya semakin besar. Contoh lain, Pak Bagyo memiliki dua orang anak, yang pertama bernama Endra bekerja sebagai tukang becak, dan Anak ke-2, bernama Ricky, yang pada awalnya juga sebagai tukang becak. Namun, Ricky lebih beruntung daripada kakaknya, karena ia dapat mengubah statusnya dari tukang becak menjadi seorang pengusaha. Sementara Endra tetap menjadi tukang becak. Perbedaan status sosial antara Endra dengan adiknya ini juga dapat disebut sebagai mobilitas intragenerasi.
5)      Mobilitas Geografis
Gerak sosial ini adalah perpindahan individu atau kelompok dari satu daerah ke daerah lain seperti transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi.
3.      Faktor Pendorong Mobilitas Sosial
a)      Status sosial
b)      Keadaan ekonomi
c)      Situasi politik/kondisi keamanan
d)     Motif-motif keagamaan
e)      Kondisi kependudukan (Demografi)
f)       Keinginan melihat daerah lain

4.      Dampak Mobilitas Sosial
a)      Konflik
           Di saat terjadi perubahan status pada suatu organisasi atau lembaga, secara manusiawi pasti ada yang cemburu, iri, atau tidak terima. Aapalagi perubahan status tersebut menjadikan seseorang turun jabatan atau derajat, maka tidak bisa dipungkiri akan terjadi konflik. Selain itu konflik juga dapat terjadi karena adanya perbedaan yang mana dapat disebabkan oleh: perbedaan kebudayaan, perbedaan antar-individu, perbedaan kepetingan dan perubahan sosial. Masing-masing pihak yang berkonflik biasanya bersikukuh untuk mempertahankan pendirianya masing-masing dan berusaha menjatuhkan pendirian lawanya.
b)      Penyesuaian atau Proses akomodasi baru
           Konflik di sisi dapat mengancam stabililitas sosial, akan tetapi di sisi lain konflik juga dapat dapat mendorong para pihak yang bersiteru untuk menciptakan penyesuaian-penyesuaian dalam upaya menyelesaikan konflik diantara mereka. Untuk itu, stabilitas sosial baru lambat laun terbentuk di masyarakat. Penyesuaian terhadap perubahan yang diakibatkan oleh mobilitas sosial, antara lain:


1)      Berlakunya perlakuan atau aturan yang baru di masyarakat.
Perlakuan atau aturan brupa sistem politik yang baru,, ideologi baru, tingkat toleransi yang tinggi, tingkat kebebasan yang lebih tinggi, dsb
2)      Masyarakat mulai mempunyai sikap baru terhadap suatu keadaan.
3)      Terdapat pergantian dominasi dalam suatu masyarakat. Misalnya, setelah indonesia merdeka, semua warga berhak  memperoleh pendidikan yang sama.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Didalam kehidupan masyarakat perkotaan terdapat stratifikasi sosial yang sangat berpengaruh didalam kehidupannya dimana pentingnya dari stratifikasi sosial tersebut karena ketika kita memiliki strata yang tinggi dimasyarakat maka kita akan mendapatkan previllege (hak istimewa atau kehormatan) dan prestise (wibawa). Dan di dalam masyarakat perkotaan juga terdapat struktur sosial didalam masyarakat dimana struktur sosial menurut Abdul Syani Melihat struktur sosial sebagai sebuah tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat. Tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat merupakan jaringan dari unsur-unsur sosial yang pokok, seperti kelompok sosial, kebudayaan, lembaga sosial, stratifikasi sosial, kekuasaan, dan wewenang. Dan Selain itu didalam masyarakat perkotaan terdapat sistem ekonomi dan mobilitas sosial yang sangat berpengaruh di dalam masyarakat perkotaan.
B. Saran
Setelah membaca makalah yang saya buat ini saya berharap pembaca bisa mengerti tentang pentingnya stratifikasi sosial, struktur sosial, sistem ekonomi, dam mobilitas sosial didalam masyarakat dan ketika ada kekurangan di dalam makalah ini saya berharap pembaca bisa mengkrikit dan memberikan saran agar makalah ini bisa lebih baik dan sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

Sunarti, Sri., Suhardi. Sosiologi 2. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidkan Nasional





Tidak ada komentar:

Posting Komentar