Tugas
Individu
Masyarakat Kota dan Desa
Stratifikasi Sosial, Struktur Sosial, Sistem Ekonomi,
dan Mobilitas Masyarakat Perkotaan
Oleh :
Baharuddin
1342042001
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Masyarakat
selalu bergerak dinamis seiring dengan kemajuan zaman. Semakin kompleks suatu
masyarakat, maka terjadi pembagian kerja yang semakin rinci. Dalam masyarakat
primitif,sebuah keluarga menjalankan semua fungsi sosial mulai dari merawat dan
mendidik anak, mencari nafkah, membuat pakaian, membuat rumah dan sebagainya.
Masyarakat
adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi
terbuka), di mana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang
berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar
dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat
adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat
adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain).
Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup
bersama dalam satu komunitas yang teratur. Menurut Koentjaraningrat (1994)
menjabarkan definisi masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi
menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat
oleh suatu rasa identitas yang sama.
Beberapa
definisi (secara etimologis) “kota”dalam bahasa lain yang agak tepat dengan
pengertian ini, seperti dalam bahasa Cina, kota artinya dinding dan dalam
bahasa Belanda kuno, tuiin bisa berarti pagar. Jadi dengan demikian kota adalah
batas. Kota adalah suatu ciptaan peradaban budaya umat manusia. Kota sebagai
hasil dari peradaban yang lahir dari pedesaan, tetapi kota berbeda dengan
pedesaan. Masyarakat kota adalah suatu kelompok teritorial di mana penduduknya
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan hidup sepenuhnya, dan juga merupakan suatu
kelompok terorganisasi yang tinggal secara kompak di wilayah tertentu dan
memiliki derajat interkomuniti yang tinggi. Masyarakat perkotaan sering disebut
urban community. Masyarakat perkotaan sering disebut urban community.
Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta ciri-ciri
kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.Sedangkan berbicara
masalah masyarakat perkotaan kita akan berbicara tentang stratifikasi sosial,
struktur sosial, sistem ekonomi dan mobilitas masyarakat perkotaan.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah pada makalah ini yaitu :
1. Apa
yang dimaksud stratifikasi sosial dalam masyarakat?
2. Bagaimana
Sistem Stratifikasi Sosial dalam masyarakat?
3. Bentuk-Bentuk
Stratifikasi Sosial dalam masyarakat?
4. Dampak
Stratifikasi Sosial dalam masyarakat?
5. Bagaimana
struktur sosial dalam masyarakat?
6. Bagaimana
sistem ekonomi dalam masyarakat?
7. Bagaimana
mobilitas dalam masyarakat perkotaan?
C.
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan penulisan
makalah ini yaitu :
1. Untuk
mengetahui stratifikasi sosial dalam masyarakat
2. Untuk
mengetahui sistem stratafikasi sosial
dalam masyarakat
3. Untuk
mengetahui Bentuk-bentuk stratifikasi sosial dalam masyarakat
4. Untuk
mengetahui Dampak stratifikasi sosial dalam masyarakat
5. Untuk
mengetahui struktur sosial dalam masyarakat
6. Untuk
mengetahui sistem ekonomi dalam masyarakat
7. Untuk
mengetahui mobilitas dalam masyarakat perkotaan
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Stratifikasi Sosial
1.
Pengertian
Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial (Social Stratification) berasal
dari kata bahasa latin “stratum” (tunggal) atau “strata” (jamak) yang berarti
lapisan. Dalam Sosiologi, stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai pembedaan
penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat. Pemahaman antara
stratifikasi sosial dan kelas sosial sering kali di samakan, padahal di sisi
lain pengertian antara stratifikasi sosial dan kelas sosial terdapat perbedaan.
Didalam masyarakat, ada orang-orang tertentu yang
menduduki kelas sosial lebih tinggi, sedangkan yang lainnya berada di kelas
sosial lebih rendah.
Penyamaan dua konsep pengertian stratifikasi sosial
dan kelas sosial akan melahirkan pemahaman yang rancu. Stratifikasi sosial
lebih merujuk pada pengelompokan orang kedalam tingkatan atau strata dalam
heirarki secara vertical. Membicarakan stratifikasi sosial berarti mengkaji
posisi atau kedudukan antar orang/sekelompok orang dalam keadaan yang tidak
sederajat. Adapun pengertian kelas sosial sebenarnya berada dalam ruang lingkup
kajian yang lebih sempit, artinya kelas sosial lebih merujuk pada satu lapisan
atau strata tertentu dalam sebuah stratifikasi sosial. Kelas sosial cenderung
diartikan sebagai kelompok yang anggota-anggota memiliki orientasi polititik,
nilai budaya, sikap dan prilaku sosial yang secara umum sama.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu : Faktor kekayaan dan
penghasilan, Faktor pekerjaan, Faktor pendidikan
Dengan demikian, dapat saya simpulkan bahwa
stratifikasi sosial merupakan pembedaan masyarakat atau penduduk berdasarkan
kelas-kelas yang telah ditentukan secara bertingkat berdasarkan dimensi
kekuasaan, previllege (hak istimewa atau kehormatan) dan prestise (wibawa).
2.
Sistem
Stratifikasi Sosial
Sistem stratifikasi sosial dalam masyrakat ada yang
bersifat terbuka dan ada yang bersifat tertutup. Stratifikasi sosial yang
terbuka ada kemungkinan anggota masyarakat dapat berpindah dari status satu ke
status yang lainnya berdasarkan usaha-usaha tertentu. Dengan demikian berarti
dalam sistem Sistem stratifikasi terbuka, setiap anggota masyarakat berhak dan
mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kemampuan sendiri untuk naik status,
atau mungkin juga justru stabil atau turun status sesuai dengan kualitas dan
kuantitas usahanya sendiri.
Dalam Sistem stratifikasi ini biasanya terdapat motivasi
yang kuat pada setiap anggota masyarakat untuk berusaha memperbaiki status dan
kesejahteraan hidupnya. Sistem stratifikasi terbuka lebih dinamis dan
anggota-anggotanya cenderung mempunyai cita-cita yang tinggi. Pada Sistem
stratifikasi sosial tertutup terdapat pembatasan kemungkinan untuk pindah ke
status satu ke status lainnya dalam masyarakat. Dalam sistem ini satu-satunya
kemungkinan untuk dapat masuk ada status tinggi dan terhormat dalam masyarakat
adalah karena kelahiran atau keturunan.
Stratifikasi
sosial dalam masyarakat dapat bersifat :
a) Stratifikasi
Sosial yang bersifat tertutup.
Di
dalam lapisan-lapisan Sosial yang tertutup, satu-satunya jalan untuk menjadi
anggota dari suatu lapisan dalam masyarakat adalah karena kelahiran (
keturunan,dalam lapisan-lapisan Sosial yang tertutup dengan jelas di lihat
dalam masyarakat India yang berkasta, masyarakat Bali, dan didalam masyarakat
feodal serta dalam masyarakat dimana terdapat perbedaan-perbedaan rasial.
b) Startifikasi
sosial yang bersifat terbuka
Di
dalam stratifikasi sosial yang bersifat terbuka, sifat individu, anggita
masyarakat mempunyai kesempatamn untuk berusaha dengan kecakapan sendiri
(prestasi) untuk naik lapisan atau bagi mereka yang beruntung (tak
berprestasi)jatuh dari lapisan yang atas kelapisan dibawahnya. Pada umumnya
sistem terbuka ini memberi perangsang yang lebih besar kepada sikap anggota
masyarakat untuk memperkembangkan kecakapannya / prestasinya, karena itu sistem
tersebut sesuai untuk dijadikan landasan pembangun masyarakat.
c) Stratifikasi
Sosial yang sengaja dibentuk
Bahwa
didalam masyarakat ada lapisan-lapisan sosial yang sengaja disusun atau
dibentuk yaitu ada dalam suatu organisasi formil.
3.
Bentuk-Bentuk
Stratifikasi Sosial
suatu pelapisan sosial itu terjadi berdasarkan suatu
kriteria tertentu, dan dengan berdasarkan kriteria-kriteria tersebut, maka
dapatlah bentuk-bentuk strata sosial antara lain sebagai berikut:
a) Kriteria
Biologis
1) Menurut
jenis kelamin
2) Menurut
Umur
b) Kriteria
geografis/ teritorial
Dapat digolongkan atas 2 yaitu masyarakat desa, masyarakat kota (kota kecil,
kota madya, dan kota besar)
c) Kriteria
Ekonomis
Yaitu
berdasarkan hak milik penduduk, maka terdapat stratifikasi Sosial dalam tiga kelas : Kelas Ekonomi
Tinggi, Kelas Ekonomi Menengah dan Kelas Ekonomi Rendah.
d) Kriteria
Status / Jabatan
Berdasarkan
kriteria jabatan terdapatlah lapisan-lapisan : Golongan Status Sosial Tinggi, Golongan
Status Sosial Menengah, Golongan Status Sosial Rendah, Golongan bukan pegawai /
pejabat.
e) Kriteria
Politis
Dalam kriteria politis, yang utama
adalah golongan yang menganut aliran politik, yaitu anggota partai politik dan gerakan
masa,yang lain adalah golongan non partai.
4.
Dampak
Stratifikasi Sosial
Adanya sistem lapisan masyarakat dapat terjadi dengan
sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu. Tetapi ada pula yang dengan
sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama. Yang biasa menjadi alasan
terbentuknya lapisan masyarakat yang terjadi dengan sendirinya adalah kepandaiaan,
tingkat umur (senior), sifat keaslian keanggotaan kerabat seorang kepala
masyarakat, dan mungkin juga harta dalam batas-batas tertentu. Alasan-alasan
yang digunakan bagi tiap-tiap masyarakat diantaranya : Pada masyarakat yang
hidupnya dari berburu hewan alasan utama adalah kepandaian berburu. Sedangkan
pada masyarakat yang telah menetap dan bercocok tanam, maka kerabat pembuka
tanah (yang dianggab asli) dianggab sebagai orang-orang yang menduduki lapisan
tinggi. Hal ini dapat dilihat misalnya pada masyarakat Batak, di mana marga
tanah, yaitu marga yang pertama-tama membuka tanah, dianggap mempunyai
kedudukan yang tinggi.
5.
Ciri-Ciri
Stratifikasi Sosial
Adanya stratifikasi sosial membuat sekelompok orang
memilki ciri-ciri yang berbeda dalam hal kedudukan, gaya hidup, dan perolehan
sumber daya. Ciri stratifikasi sosial adalah sebagai berikut :
1. Perbedaan
kemampuan
Anggota masyarakat dari
kelas tinggi memiliki kemampuan lebih tinggi dibanding dengan anggota kelas
sosial di bawahnya.
2. Perbedaan
Gaya Hidup
Gaya hidup meliputi
banyak hal, seperti mode pakaian
3. Perbedaan
Hak dan perolehan sumber daya
Hak adalah suatu yang dapat
diperoleh atau dinikmati sehubungan dengan kedudukan seseorang, sedangkan
sumber daya adalah segala sesuatu yang bermanfaat untuk mendukung kehidupan
seseorang.
B. Struktur Sosial
1.
Pengertian
Struktur Sosial
struktur
sosial diartikan sebagai pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu
kelompok sosial. Istilah struktur juga dapat diterapkan pada interaksi sosial
menurut Abdul Syani Melihat struktur sosial sebagai sebuah tatanan sosial dalam
kehidupan masyarakat. Tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat merupakan
jaringan dari unsur-unsur sosial yang pokok, seperti kelompok sosial,
kebudayaan, lembaga sosial, stratifikasi sosial, kekuasaan, dan wewenang..
Jadi, struktur sosial dapat diartikan sebagai jalinan unsur-unsur sosial yang
pokok. Struktur social mencakup sifat-sifat hubungan antara individu dalam
kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya.
Struktur
merujuk pada pola interaksi tertentu yang kurang lebih tetap dan mantap, yang
terdiri dari jaringan relasi-relasi sosial hierarkis dan pembagian kerja, serta
dilandasi oleh kaidahkaidah, peraturan-peraturan, dan nilai-nilai sosial
budaya. Setiap manusia terkait dengan struktur masyarakat di mana ia menjadi
anggotanya. Artinya, setiap orang termasuk ke dalam satu atau lebih kelompok,
kebudayaan, lembaga sosial, pelapisan sosial, kekuasaan, dan wewenang yang
terdapat di dalam masyarakat.
2.
Unsur-unsur
Struktur Sosial
Manusia
merupakan makhluk sosial yang hidup dalam suatu masyarakat yang tertata dalam
suatu struktur yang cenderung bersifat tetap. Tatanan sosial dalam kehidupan
masyarakat itu diharapkan dapat berfungsi dengan baik, sehingga akan tercipta
suatu keteraturan, ketertiban, dan kedamaian dalam hidup bermasyarakat. Untuk
mewujudkannya diperlukan adanya unsur-unsur tertentu.
Apa
saja unsur yang terdapat dalam suatu struktur social dalam masyarakat? Menurut
Charles P. Loomis, struktur social tersusun atas sepuluh unsur penting berikut
ini.
a) Adanya pengetahuan dan keyakinan
yang dimiliki oleh para anggota masyarakat yang berfungsi sebagai alat analisis
dari anggota masyarakat.
b)
Adanya perasaan solidaritas dari
anggota-anggota masyarakat
c) Adanya tujuan dan cita-cita yang sama dari
warga masyarakat.
d)
Adanya nilai-nilai dan norma-norma sosial yang dijadikan sebagai patokan dan
pedoman bagi anggota masyarakat dalam bertingkah laku.
e)
Adanya kedudukan dan peranan sosial yang mengarahkan pola-pola tindakan atau
perilaku warga masyarakat.
f)
Adanya kekuasaan, berupa kemampuan memerintah dari anggota masyarakat yang
memegang kekuasaan, sehingga sistem sosial dapat berlanjut.
g)
Adanya tingkatan dalam sistem sosial yang ditentukan oleh status dan peranan
anggota masyarakat.
h)
Adanya sistem sanksi yang berisikan ganjaran dan hukuman dalam sistem sosial,
sehingga norma tetap terpelihara.
i)
Adanya sarana atau alat-alat perlengkapan sistem sosial, seperti pranata sosial
dan lembaga.
j)
Adanya sistem ketegangan, konflik, dan penyimpangan yang menyertai adanya
perbedaan kemampuan dan persepsi warga masyarakat.
3.
Fungsi
Struktur Sosial
Menurut
Mayor Polak menyatakan bahwa struktur sosial dapat berfungsi sebagai berikut.
a)
Pengawas sosial, yaitu sebagai penekan kemungkinankemungkinan pelanggaran
terhadap norma, nilai, dan peraturan kelompok atau masyarakat. Misalnya
pembentukan lembaga pengadilan, kepolisian, lembaga adat, lembaga pendidikan,
lembaga agama, dan lain-lain.
b)
Dasar untuk menanamkan suatu disiplin
sosial kelompok atau masyarakat karena struktur sosial berasal dari kelompok
atau masyarakat itu sendiri. Dalam proses tersebut, individu atau kelompok akan
mendapat pengetahuan dan kesadaran tentang sikap, kebiasaan, dan kepercayaan
kelompok ataumasyarakatnya. Individu mengetahui dan memahami perbuatan apa yang
dianjurkan oleh kelompoknya dan perbuatan apa yang dilarang oleh kelompoknya.
4.
Ciri-Ciri
Struktur Sosial
Segala sesuatu
pasti memiliki ciri-ciri tersendiri yang membedakan dengan sesuatu yang lain.
Misalnya masyarakat desa mempunyai ciri-ciri tersendiri, seperti bersifat
gotong royong, mengutamakan kebersamaan, tidak ada spesialisasi dalam pembagian
kerja, dan lain-lain yang membedakan dengan masyarakat perkotaan yang cenderung
individualistis dan adanya pembagian pekerjaan sesuai dengan keahlian.
Begitupun juga dalam struktur sosial.
C. Sistem Ekonomi
1.
Pengertian
Sistem Ekonomi
Yang
dimaksud sistem ekonomi adalah suatu cara untuk mengatur dan mengorganisasi
segala aktivitas ekonomi dalam masyarakat baik yang dilakukan oleh pemerintah
atau swasta berdasarkan prinsip tertentu dalam rangka mencapai kemakmuran atau
kesejahteraan.
Menurut Gilarso
(1992:486) sistem ekonomi adalah keseluruhan tata cara untuk mengoordinasikan
perilaku masyarakat (para konsumen, produsen, pemerintah, bank, dan sebagainya)
dalam menjalankan kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi, investasi,
dan sebagainya) sehingga menjadi satu kesatuan yang teratur dan dinamis, dan
kekacauan dapat dihindari.
Sedangan McEachern
berpendapat bahwa sistem ekonomi dapat diartikan sebagai seperangkat mekanisme
dan institusi untuk menjawab pertanyaan apa, bagaimana, dan untuk siapa barang
dan jasa diproduksi (what, how, dan for whom).
2.
Macam-macam
Sistem ekonomi
Ada
berbagai macam sistem ekonomi di dunia ini yang saling berbeda satu sama lain.
Tumbulnya berbagai macam sistem ekonomi yang berbeda tersebt dalam suatu negara
disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
·
Ada tidaknya campur tangan pemerintah
dalam kegiatan ekonomi.
·
Sistem pemerintahan yang dianut suatu
negara.
·
Kepemilikan negara terhadap
faktor-faktor produksi.
·
Sumber daya yang ada dalam suatu negara,
baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang dimiliki.
Dari ke-empat faktor
tersebut, timbul lah berbagai macam sistem ekonomi, diantaranya:
a) Sistem
Ekonomi Tradisional
Sistem ekonomi tradisional adalah suatu
sistem ekonomi di mana organisasi kehidupan ekonomi dijalankan menurut
kebiasaan, tradisi masyarakat secara turun-temurun dengan mengandalkan faktor
produksi apa adanya.
b) Sistem
Ekonomi Terpusat/Komando (Sosialis)
Sistem
ekonomi terpusat adalah sistem ekonomi di mana pemerintah memegang peranan paling
penting atau dominan dalam pengaturan kegiatan ekonomi. Dominasi dilakukan
melalui pembatasan-pembatasan terhadap kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh
anggota masyarakat. Negara yang menganut sistem ini antara lain : Rusia, RRC,
dan negara-negara Eropa Timur (bekas negara Uni Soviet).
c) Sistem
Ekonomi Liberal (Kapitalis)
Sistem
ekonomi liberal adalah suatu sistem ekonomi yang menghendaki kebebasan yang
seluas-luasnya bagi setiap individu untuk melakukan tindakan ekonomi tanpa
campur tangan dari pemerintah. Suatu kondisi di mana pemerintah benar-benar
lepas tangan dalam pengambilan keputusan ekonomi dalam istilah ekonomi disebut
laissez-faire.
d) Sistem
Ekonomi Campuran
Sistem
ekonomi campuran yaitu suatu sistem ekonomi di mana di satu sisi pemerintah
memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk berusaha dalam melakukan kegiatan
ekonomi, tetapi disisi lain pemerintah ikut campur tangan dalam perekonomian
yang bertujuan menghindari penguasaan secara penuh dari segolongan masyarakat
terhadap sumber daya ekonomi.
e) Sistem
Ekonomi Pancasila
Sistem
ekonomi yang dianut negara Indonesia adalah sistem ekonomi Pancasila. Sistem
ekonomi Pancasila adalah salah satu tata ekonomi yang dijiwai oleh ideologi
Pancasila, yang di dalamnya terkandung makna demokrasi ekonomi yaitu kegiatan
ekonomi yang dilakukan berdasarkan usaha bersama berasaskan kekeluargaan dan
kegotongroyongan dari, oleh, dan untuk rakyat di bawah pimpinan dan pengawasan
pemerintah.
3.
Fungsi
Sistem Ekonomi
Dari
berbagi sistem ekonomi yang ada di dunia ini mempunyai fungsi dalam
perekonomian, di antaranya adalah sebagai berikut.
a) Menyediakan
perangsang untuk berproduksi.
b) Menyediakan
cara/metode untuk mengkoordinasi kegiatan individu dalam suatu perekonomian.
c) Menyediakan
mekanisme tertentu agar pembagian hasil produksi di antara anggota masyarakat
dapat terlaksana sebagaimana mestinya.
4. Kriteria
Sistem Ekonomi
Setiap negara pasti
mendambakan pertumbuhan ekonomi yang baik dan stabil. Agar cita-cita tersebut
dapat terwujud terdapat kriteria-kriteria yang dimiliki apabila suatu sistem
ekonomi dapat dikatakan relatif baik adalah sebagai berikut :
a) Apakah
sistem ekonomi yang bersangkutan memberikan kemungkinan untuk mencapai standar
kehidupan yang tinggi?
b) Apakah
memungkinkan bagi suatu pertumbuhan ekonomi yang stabil?
c) Apakah
sistem ekonomi tersebut menghormati kebebasan ekonomi para individu secara
wajar?
d) Apakah
sistem perekonomian tersebut memberikan kepastian ekonomi bagi seluruh anggota
masyarakat?
e) Apakah
sistem ekonomi tersebut menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa yang sesuai
dengan kebutuhan para konsumen?
f) Apakah
sistem ekonomi tersebut menunjukan adanya pembagian pendapatan yang memadai?
D. Mobilitas Sosial Masyarakat
Perkotaan
1. Pengertian Mobilitas Sosial
Masyarakat Perkotaan
Mobilitas
sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yakni pola-pola tertentu yang
mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat
hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan
kelompoknya.
Jika kita berbicara tentang mobilitas
sosial, biasanya kita berpikir tentang perpindahan dari suatu tingkat yang
rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Sesungguhnya, mobilitas sosial dapat
berlangsung dalam dua arah. Sebagian orang mencapai status yang lebih tinggi, dan
sebagian orang lagi mengalami kegagalan atau mengalami mobilitas sosial
menurun. Ada pula orang-orang yang tetap tinggal pada status yang dimiliki oleh
orang tua mereka, atau tidak mengalami mobilitas.
Mobilitas
sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka karena lebih memungkinkan
untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada masyarakat yang sifatnya tertutup
kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit. Contohnya, masyarakat feodal atau
pada masyarakat yang menganut sistem kasta. Pada masyarakat yang menganut
sistem kasta, bila seseorang lahir dari kasta yang paling rendah untuk
selamanya ia tetap berada pada kasta yang rendah. Dia tidak mungkin dapat
pindah ke kasta yang lebih tinggi, meskipun ia memiliki kemampuan atau
keahlian. Karena yang menjadi kriteria stratifikasi adalah keturunan. Dengan
demikian, tidak terjadi gerak sosial dari strata satu ke strata lain yang lebih
tinggi.
2.
Bentuk
Mobilitas Sosial Masyarakat Perkotaan
a) Mobilitas
sosial horizontal
Mobilitas
sosial horizontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya
dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Dalam
mobilitas sosial ini, tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang
dalam mobilitas sosialnya.
Misalnya,
Pak Amir seorang warga negara Amerika Serikat, mengganti kewarganegaraannya
dengan kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini mobilitas sosial Pak Amir
disebut dengan Mobilitas sosial horizontal karena gerak sosial yang dilakukan
Pak Amir tidak mengubah status sosialnya.
b) Mobilitas
sosial vertikal
Mobilitas
sosial vertikal adalah perpindahan individu atau objek-objek sosial dari suatu
kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Sesuai
dengan arahnya, mobilitas sosial vertikal dapat dibagi menjadi dua, mobilitas
vertikal ke atas (social climbing) dan mobilitas sosial vertikal ke bawah (social
sinking).
1) Mobilitas
sosial vertical ke atas mempunyai dua bentuk yang utama, yaitu:
·
Masuk ke dalam kedudukan yang lebih
tinggi, hal ini ditandai dengan masuknya individu-individu yang mempunyai
kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi yang ada. Contoh: A
adalah seorang guru sejarah di salah satu SMA. Karena memenuhi persyaratan, ia
diangkat menjadi kepala sekolah.
·
Membentuk kelompok baru. Pada bentuk ini
terjadi pembentukan suatu kelompok baru yang kemudian ditempatkan pada derajat
yang lebih tinggi daripada kedudukan individu pembentuk kelompok tersebut.
Contoh: Pembentukan organisasi baru memungkinkan seseorang untuk menjadi ketua
dari organisasi baru tersebut, sehingga status sosialnya naik.
2) Mobilitas
sosial vertikal ke atas mempunyai dua bentuk yang utama, yaitu:
·
Turunnya kedudukan. Pada bentuk ini,
kedudukan individu turun ke kedudukan yang derajatnya lebih rendah. Contoh:
seorang prajurit dipecat karena melakukan tidakan pelanggaran berat ketika
melaksanakan tugasnya.
·
Turunnya derajat kelompok. Pada bentuk
ini, derajat sekelompok individu dan kelompok merupakan satu kesatuan. Contoh:
Juventus terdegradasi ke seri B. akibatnya, status sosial tim pun turun.
3) Mobilitas
Atargenerasi
Mobilitas
antargenerasi secara umum berarti mobilitas dua generasi atau lebih, misalnya
generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya. Mobilitas ini
ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik atau turun dalam suatu
generasi. Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan
pada perpindahan status sosial suatu generasi ke generasi lainnya.
Contoh: Pak Parjo
adalah seorang tukang becak. Ia hanya menamatkan pendidikannya hingga sekolah dasar,
tetapi ia berhasil mendidik anaknya menjadi seorang pengacara. Contoh ini
menunjukkan telah terjadi mobilitas vertikal antargenerasi.
4) Mobilitas
Intragenerasi
Mobilitas
sosial intragenerasi adalah mobilitas yang dialami oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam satu generasi.
Contoh: Pak Darjo
awalnya adalah seorang buruh. Namun, karena ketekunannya dalam bekerja dan
mungkin juga keberuntungan, ia kemudian memiliki unit usaha sendiri yang
akhirnya semakin besar. Contoh lain, Pak Bagyo memiliki dua orang anak, yang
pertama bernama Endra bekerja sebagai tukang becak, dan Anak ke-2, bernama
Ricky, yang pada awalnya juga sebagai tukang becak. Namun, Ricky lebih
beruntung daripada kakaknya, karena ia dapat mengubah statusnya dari tukang
becak menjadi seorang pengusaha. Sementara Endra tetap menjadi tukang becak.
Perbedaan status sosial antara Endra dengan adiknya ini juga dapat disebut
sebagai mobilitas intragenerasi.
5) Mobilitas
Geografis
Gerak
sosial ini adalah perpindahan individu atau kelompok dari satu daerah ke daerah
lain seperti transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi.
3.
Faktor
Pendorong Mobilitas Sosial
a) Status
sosial
b) Keadaan
ekonomi
c) Situasi
politik/kondisi keamanan
d) Motif-motif
keagamaan
e) Kondisi
kependudukan (Demografi)
f) Keinginan
melihat daerah lain
4.
Dampak
Mobilitas Sosial
a) Konflik
Di
saat terjadi perubahan status pada suatu organisasi atau lembaga, secara
manusiawi pasti ada yang cemburu, iri, atau tidak terima. Aapalagi perubahan
status tersebut menjadikan seseorang turun jabatan atau derajat, maka tidak
bisa dipungkiri akan terjadi konflik. Selain itu konflik juga dapat terjadi
karena adanya perbedaan yang mana dapat disebabkan oleh: perbedaan kebudayaan,
perbedaan antar-individu, perbedaan kepetingan dan perubahan sosial.
Masing-masing pihak yang berkonflik biasanya bersikukuh untuk mempertahankan
pendirianya masing-masing dan berusaha menjatuhkan pendirian lawanya.
b) Penyesuaian
atau Proses akomodasi baru
Konflik
di sisi dapat mengancam stabililitas sosial, akan tetapi di sisi lain konflik
juga dapat dapat mendorong para pihak yang bersiteru untuk menciptakan
penyesuaian-penyesuaian dalam upaya menyelesaikan konflik diantara mereka.
Untuk itu, stabilitas sosial baru lambat laun terbentuk di masyarakat.
Penyesuaian terhadap perubahan yang diakibatkan oleh mobilitas sosial, antara
lain:
1) Berlakunya
perlakuan atau aturan yang baru di masyarakat.
Perlakuan atau aturan
brupa sistem politik yang baru,, ideologi baru, tingkat toleransi yang tinggi,
tingkat kebebasan yang lebih tinggi, dsb
2) Masyarakat
mulai mempunyai sikap baru terhadap suatu keadaan.
3) Terdapat
pergantian dominasi dalam suatu masyarakat. Misalnya, setelah indonesia
merdeka, semua warga berhak memperoleh
pendidikan yang sama.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Didalam
kehidupan masyarakat perkotaan terdapat stratifikasi sosial yang sangat
berpengaruh didalam kehidupannya dimana pentingnya dari stratifikasi sosial
tersebut karena ketika kita memiliki strata yang tinggi dimasyarakat maka kita
akan mendapatkan previllege (hak istimewa atau kehormatan) dan prestise
(wibawa). Dan di dalam masyarakat perkotaan juga terdapat struktur sosial
didalam masyarakat dimana struktur sosial menurut Abdul Syani Melihat struktur
sosial sebagai sebuah tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat. Tatanan sosial
dalam kehidupan masyarakat merupakan jaringan dari unsur-unsur sosial yang
pokok, seperti kelompok sosial, kebudayaan, lembaga sosial, stratifikasi
sosial, kekuasaan, dan wewenang. Dan Selain itu didalam masyarakat perkotaan
terdapat sistem ekonomi dan mobilitas sosial yang sangat berpengaruh di dalam
masyarakat perkotaan.
B.
Saran
Setelah
membaca makalah yang saya buat ini saya berharap pembaca bisa mengerti tentang
pentingnya stratifikasi sosial, struktur sosial, sistem ekonomi, dam mobilitas
sosial didalam masyarakat dan ketika ada kekurangan di dalam makalah ini saya
berharap pembaca bisa mengkrikit dan memberikan saran agar makalah ini bisa
lebih baik dan sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Sunarti,
Sri., Suhardi. Sosiologi 2. Jakarta :
Pusat Perbukuan Departemen Pendidkan Nasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar