Makalah
KEWIRAUSAHAAN
SOSIAL
Oleh :
Kelompok 2
AKBAR TENRI
AJENG
BAHARUDDIN
HARMAN
TRI NALDY
MAHIR
RISKA BAHTIAR
JURUSAN
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI MAKASSAR
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dimasa sekarang egaraurership atau kewirausahaan sangat
sering di bicarakan di berbagai forum dan media, Terbukti berbagai metode
pendidikan dan pelatihan sekarang ini semakin giat juga menawarkan skill ini
untuk bisa di implementasikan masyarakat secara luas. Tetapi melahirkan
wirausaha bukanlah suatu perkara yang mudah, apalagi di era dimana kesenjangan egara
sangat tinggi dan kontras serta kemakmuran menjadi barang eksklusif, maka
kehadiran para Social Enterpreneur sangat dibutuhkan sebagai bagian dari
solusi masalah egara di masyarakat.
Secara
istilah Social Entrepreneur adalah sosoknya wirausaha yang social
driven, bergerak tidak dimotivasi profit, melainkan misi mengatasi problem egara
yang ada. Mereka adalah orang-orang yang berupaya menciptakan perubahan positif
atas persoalan yang menimpa masyarakat: baik itu pendidikan, kesehatan, atau
masalah kemasyarakatan lain, terutama ekonomi secara entrepreneurially, atau
dengan kata lain wirausaha yang ulet dan berani ambil risiko. Orang-orang yang
disebut J.G. Dees sebagai spesies khusus dalam genus wirausaha (Dees, 1998).
Dan jiwa yang mengikat itu semua adalah social entrepreneurship, spirit
kewirausahaan egara, spirit memberikan value untuk masyarakat dengan
cara menerapkan prinsip-prinsip entrepreneurial. Social
Entrepreneurship pada dasarnya tidak terbatas pada suatu aksi egara sebuah
lembaga, organisasi atau perusahaan melalui program CSR, Corporate Social
Responsibility atau lembaga egara lainnya. Dari spirit-nya Social
Entrepreneurship
lebih
bersifat suatu mental atau sikap terhadap suatu personal atau masyarakatnya.
Jadi dapat disimpulkan Social Entrepreneurship merupakan sebuah istilah
turunan dari kewirausahaan. Gabungan dari dua kata, social yang artinya
kemasyarakatan, dan entrepreneurship yang artinya kewirausahaan. Pengertian
sederhana dari Social Entrepreneur adalah seseorang yang mengerti
permasalahan egara dan menggunakan kemampuan entrepreneurship untuk
melakukan perubahan egara (social change), terutama meliputi bidang
kesejahteraan (welfare), pendidikan dan kesehatan (healthcare) (Santosa,
2007). Mengapa harus Sosial Entrepenuer? Seperti halnya seorang
wirausaha yang merubah lingkungan bisnis, seorang social entrepreneur akan
bertindak sebagai agen perubahan bagi lingkungan, mencari kesempatan,
memperbaiki egara, menemukan pendekatan yang baru serta menciptakan solusi
terhadap perubahan lingkungan yang lebih baik (Dees, 1998). Dari pemaparan
tersebut dapat disimpulkan bahwa Social entrepreneurship adalah
penciptaan nilai egara yang dihasilkan dari kolaborasi bersama orang-orang dan
organisasi lain dari lingkungan masyarakat yang terlibat dalam penciptaan
inovasi egara dalam kegiatan ekonomi. Sehingga dari definisi tersebut memberikan
empat egarau dari socio entrepreneurship yaitu nilai egara, lingkungan
masyarakat, inovasi dan kegiatan ekonomi (Hulgard, 2010). Tulisan ini bertujuan
untuk memberikan telaah egaraure mengenai konsep socio entrepreneurship dalam
masyarakat. Hal-hal yang dibahas dalam artikel ini antara lain mengenai sejarah
socio entrepreneurship, karakteristik seorang socio entrepreneur,
peran dan tantangan dalam mengaplikasikan socio entrepreneurship serta
contoh para pelaku socio entrepreneurship yang menerapkan di Indonesia
dan di egara lainnya.
B. Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah setelah membaca latar belakang di atas adalah:
1.
Bagaimana Sejarah Social
Entrepreneurship atau Kewirausahaan Sosial ?
2.
Apa karakteristik social entrepreneur ?
3.
Apa tantangan implementasi social entrepreneur ?
4.
Apa peran social entrepreneur bagi masyarakat ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan makalah ini yaitu :
1.
Untuk mengetahui sejarah social
entrepeneurship
2.
Untuk mengetahui tantanga implementasi
social entrepeneurship
3.
Untuk mengetahui peran entrepreneur bagi
masyarakat
4.
Untuk mengetahui pelaku social
entrepeneurship
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Sejarah Social
Entreprenurship
Secara akademis, konsep social entrepreneurship telah
dikembangkan di universitas-universitas (Nicholls, 2006). Salah satunya
universitas yang ada di Inggris, seperti Skoll Center for Social
Entrepreneurship. Di Amerika Serikat juga didirikan pusat-pusat kajian social
entrepreneurship, contohnya Center for the Advancement of Social
entrepreneurship di Duke University. Contoh praktik social
entrepreneurship, terdapat pada yayasan yang sudah mengglobal, yang secara
khusus mencari para social entrepreneur di berbagai belahan dunia untuk
membina dan memberikan dananya bagi para penggerak perubahan social yakni
Ashoka Foundation. Dari studi Barensen dan Gartner (dalam Fitriahti) tersebut,
didapat proposisi yakni untuk membedakan kegiatan organisasi sosial nirlaba
seperti pada organisasi-organisasi tersebut ialah penciptaan kemandirian
finansial dalam aktivitas organisasinya. (Mort & Weerawardena, 2003)
berbeda dari wirausaha-wirausaha bisnis lainnya, menurut Dees (Mort &
Weerawardena, 2003) perbedaannya terlihat pada misi mereka yang explisit dan
central, hal ini tentunya mempengaruhi bagaimana socio entrepreneurs memandang
serta menilai setiap kesempatan yang ada. Beberapa peneliti menyatakan bahwa
misi sosial inilah yang menjadi dimensi utama dari socio entrepreneurship.
Ditambahkan lagi oleh Dees (Mort & Weerawardena, 2003) sama halnya dengan
perusahaan bisnis yang mempunyai tujuan menciptakan nilai yang unggul untuk
pelanggannya, tujuan utama dari socio entrepreneur adalah menciptakan
nilai sosial yang mulia untuk pelanggan mereka. Kemampuan seorang pengusaha
untuk mendapatkan sumber daya seperti modal, tenaga kerja, peralatan, dan
lainnya dalam persaingan pasar adalah menunjukkan indikasi yang baik dari
berjalannya suatu usaha yang produktif, sedangkan disisi lain seorang socio
entrepreneur mencari cara yang inovatif untuk memastikan bahwa usahanya
akan memiliki akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan selama mereka dapat
menciptakan nilai sosial (Mort & Weerawardena, 2003).
2.
Karakteristik Social
Entrepreneur
Karakteristik yang dimiliki social entrepreneur menurut
Borstein (2006) dijelaskan sebagai berikut:
1.
Orang-orang yang mempunyai visi
untuk memecahkan masalah masalah kemasyarakatan sebagai pembaharu masyarakat
dengan gagasan-gagasan yang sangat kuat untuk memperbaiki taraf hidup
masyarakat.
2.
Umumnya bukan orang terkenal, misal
: dokter, pengacara, insinyur, konsultan manajemen, pekerja sosial, guru dan
wartawan.
3.
Orang-orang yang memiliki daya
transformatif, yakni orang-orang dengan gagasan baru dalam menghadapi masalah
besar, yang tak kenal lelah dalam mewujudkan misinya, menyukai tantangan, punya
daya tahan tinggi, orang-orang yang sungguh-sungguh tidak mengenal kata
menyerah hingga mereka berhasil menyebarkan gagasannya sejauh mereka mampu.
4.
Orang yang mampu mengubah daya
kinerja masyarakat dengan cara terus memperbaiki, memperkuat, dan memperluas
cita-cita.
5.
Orang yang memajukan perubahan
sistemik: bagaimana mereka mengubah pola perilaku dan pemahaman.
6.
Pemecah masalah paling kreatif.
7.
Mampu menjangkau jauh lebih
banyak orang dengan uang atau sumber daya yang jauh lebih sedikit, dengan
keberanian mengambil resiko sehingga mereka harus sangat inovatif dalam
mengajukan pemecahan masalah.
8.
Orang-orang yang tidak bisa
diam, yang ingin memecahkan masalahmasalah yang telah gagal ditangani oleh
pranata (negara dan mekanisme pasar) yang ada.
9.
Mereka melampaui format-format
lama (struktur mapan) dan terdorong untuk menemukan bentuk-bentuk baru
organisasi.
10. Mereka lebih bebas dan independen, lebih efektif dan memilih
keterlibatan yang lebih produktif.
Ditambahkan lagi oleh Emerson (dalam Nicholls 2006) juga
mendefinisikan tipe dari pelaku social entrepreneurship, yakni:
1.
Civic innovator (Inovator dari kalangan sipil)
2.
Founder of a revenue
generating social enterprise (Pendiri social
enterprise yang mampu meningkatkan penerimaan)
3. Launcher of a related revenue generating activity to create a
surplus to support social vision. (Para aktor yang
melaksanakan aktivitas yang berhubungan dengan peningkatan penerimaan yang
menciptakan surplus untukmendukung visi sosial).
4. Socio Entrepreneurship
3.
Tantangan Implementasi Social
Entrepreneur
Berbagai tantangan yang dihadapi oleh Social
Entrepreuners antara lain adalah masalah pendanaan, pendidikan untuk para
pemimpin dimasa mendatang yang menyadari tentang pentingnya social
entrepreneurship, dan kurangnya insentif yang diberikan oleh pemerintah
untuk meringankan beban lembaga-lembaga yang bergerak dibidang sosial. Oleh
karena itu Social Entrepreneurs harus didukung oleh Social Investor agar
inovasinya dapat diwujudkan (Kusumah, 2011). Tetapi haruslah disadari bahwa Social
Entrepreneurship bukanlah satu-satunya obat untuk mengatasi permasalahan
sosial yang dihadapi, karena dalam kenyataannya sangat dipengaruhi oleh
kerangka dan struktur perekonomian yang berlaku di suatu negara. Namun
seharusnya muncul keberanian untuk mulai membentuk change makers sehingga
setiap setiap individu harus diupayakan untuk dapat menjadi change maker di
lingkunganya (Kusumah, 2011). Lebih lanjut Austin dkk (dalam Nicholls. 2006)
mengemukakan sejumlah tantangan perusahaan dalam menjalankan Corporate
Social Entrepreneurship, yaitu: Leadership; dengan tiga dimensi
penting yaitu :
·
Visi, pemimpin harus memiliki
visi dimana dimensi sosial merupakan pusat dan bagian integral dari kehidupan
perusahaan
·
Legitimasi, pemimpin harus
menciptakan lingkungan internal yang tepat dan sesuai harapan dari proses Social
Entrepreneurship diperusahaan
·
Pemberdayaan, pemimpin harus
memberi peluang pemimpin dan agen perubahan lainnya di perusahaan agar mampu
membangun dan memutuskan suatu proses.
1) Strategy; dengan tiga elemen untuk Social
Entrepreneurship di perusahaan, yaitu:
1.
Alignment, dimensi sosial dan dimensi bisnis dalam strategi perusahaan harus
seiring satu sama lainnya.
2.
Leveraging core
competencies, fokus pada menemukan upaya kreatif
dalam memobilisasi dan menyebarluaskan aset kunci perusahaan, komponen
keberhasilan bisnis, sehingga akan tercipta hubungan nilai sosial dan bisnis
yang berlipat ganda untuk terciptanya nilai ekonomi dan sosial yang lebih besar
lagi.
3.
Partnering, bermitra dan menciptakan aliansi dengan entitas usaha lainnya akan
lebih memperkuat proses Socio Enteprenurship di perusahaan.
2) Structures; struktur yang dibuat harus
mengikuti strategi yang dipilih, sehingga Corporate Social Entrepreneur harus
membuat bentuk organisasi yang inovatif dalam perusahaan dalam rangka memajukan
dimensi sosial baru. 4) Systems; sistem yang dibuat harus mengikuti
struktur, sehingga CSE dapat membentuk seperangkat sistem yang:
o
Meningkatkan pembelajaran
mengenai proses pembuatan keputusan mengenai dimensi sosial dan ekonomi;
o
Memungkinkan eksekusi yang
efektif
o
Suatu proses efektifitas
komunikasi nilai-nilai ekonomi dan sosial
4.
Peran Social
Entrepreneur Bagi Masyarakat
Social entrepreneur yang
merupakan suatu tindakan penggunaan kemampuan entrepreneurship untuk melakukan
perubahan sosial sangat dibutuhkan bagi masyarakat. Bertolak dari adanya
kesenjangan sosial di masyarakat yang seringkali menimbulkan permasalahan dalam
ekonomi keluarga. Berkembangnya social entrepreneur akan sangat membantu
masyarakat mampu membantu dirinya untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Diperkuat lagi bahwa sesungguhnya social entrepreneur adalah agen
perubahan yang mampu (Santosa, 2007):
1) melaksanakan
cita-cita mengubah dan memperbaiki nilai-nilai sosial,
2) menemu kenali
berbagai peluang untuk melakukan perbaikan,
3) selalu melibatkan
diri dalam proses inovasi, adaptasi, pembelajaran yang terus menerus,
4) bertindak tanpa
menghiraukan berbagai hambatan atau keterbatasan yang dihadapinya,
5) memiliki akuntabilitas dalam mempertanggungjawabkan hasil yang
dicapainya, kepada masyarakat.
Kendati social entrepreneur terbilang penting buat Indonesia,
sebenarnya isu yang lebih krusial dan mendesak adalah mencetak entrepreneur itu
sendiri. Maka untuk Indonesia, di sinilah isu genting itu sebenarnya berada:
melahirkan wirausah. Dan di sini pula isu social entrepreneurship menjadi
signifikan: melihat gap itu sebagai masalah sosial dan berupaya
menyelesaikannya menggunakan prinsip-prinsip entrepreneurial.
Individu-individu dapat menjadi social entrepreneur dan mencetak social
enterprise dengan menghimpun wirausaha. Mereka akan mengembalikan return
atau surplus dari aktivitas kewirausahaannya kepada stakeholders sehingga
tercipta apa yang diidealkan dalam sebuah masyarakat. Namun, karena isu besar
di negeri ini adalah mencetak entrepreneur, individu pada konteks ini
tak mesti seorang social entrepreneur yang murni. Siapa pun termasuk
pebisnis yang telah mapan pada bisnisnya bisa mengisi pola ini. Yang penting,
mereka bertindak layaknya venture philantrophy: menginjeksi kapital,
baik financial capital maupun kapital lain yang dimilikinya (intelektual
serta social capital); tidak meminta modal kembali; dan tidak mengejar
profit untuk kepentingannya sendiri, hanya dapat gaji atau upah, tidak dapat
deviden (Radyati, dalam Pambudi, 2010).
5.
Pelaku-Pelaku Social
Entrepreneur di Indonesia dan di Negara Lainnya
Ada begitu banyak para pelaku socio entrepreneurship yang
sudah dikenal banyak orang. Berikut adalah beberapa nama pelaku socio
entrepreneurship yang ada di Indonesia maupun di manca negara yang dapat
kita pelajari penerapannya (Sumber: Swa, 2012; Fitriati):
Trio Nadya Saib,
Fitria Muftizal dan Amirah Alkaff yang tergabung dalam Wangsa Jelita yang
merupakan produsen sabun kecantikan. Mereka memberdayakan petani mawar di
Lembang. Tidak hanya membeli hasil panennya, mereka juga memberikan pelatihan
manajemen keuangan dan pemberian nilai tambah bagi hasil panen petani mawar
berupa teknik pembuatan sabun kepada para petani tersebut.
Budi Gunadi Sadikin (direktur Retail dan mikro banking Bank
Mandiri) yang menyebut program Wirausaha Mandiri dan pola kemitraan ini sebagai
Socio Entrepreneurship. corporate social entrepreneurship (CSE)
atau kewirausahaan sosial perusahaan. Terdapat dua pola penyaluran program,
yaitu melalui one by one program (penyaluran langsung kepada masyarakat)
dan linkage program (pola inti-plasma, yaitu menggandeng perusahaan
besar yang memiliki kemampuan dan komitmen untuk melakukan pembinaan usaha
kecil yang menjadi mitra usahanya).
o
Lexy Rambadetta, jurnalisme
dokumenter untuk Penegakan HAM
o
Muchlis Usman, TV Komunitas
untuk partisipasi masyarakat sipil
o
Luh Putu Upadisari, layanan
kesehatan reproduksi di Pasar Tradisional
o
Syafi'i Anwar, pendidikan
pluralisme di Pesantren melalui pembelajaran berbasis internet
o
Toto Sugito, Gerakan Bike to
Work untuk Mencegah Perubahan Iklim
o
Valentinus Heri, Jaringan Madu
Hutan untuk Keberlanjutan Ekonomi dan Lingkungan
o
Anna Alisjahbana, Asuh Dini
Tumbuh Kembang Anak
o
Willie Smits, Penciptaan Hutan
Hujan Tropis untuk Penghidupan Berkelanjutan dan Konservasi Orangutan
o
Warren Buffett secara rutin
mendonasikan $ 30 juta kepada Yayasan The Gates
o
Sergey Brin and Larry Page,
para penemu dari Google, menciptakan organisasi Google yang mendukung socio
entrepreneur
BAB III
PENUTUP
Socio entrepreneur memiliki tujuan
menciptakan nilai sosial bagi pelanggan perlu mendapat dukungan berbagai pihak
seperti pemerintah, swasta maupun akademisi. Socio entrepreneur sangat
bermanfaat dan akan selalu dibutuhkan masyarakat luas dalam menanggulangi
permasalahan sosial yang selama ini masih terkesan terabaikan. Melalui kegiatan
socio entrepreneur diharapkan kesejahteraan masyarakat baik dibidang
ekonomi, pendidikan maupun kesehatan meningkat secara signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
Borstein, D. (2006). How to change the world. Socio
entrepreneurs and the power of new ideas.
Dees, J.G. (1998). The meaning of “Socio
Entrepreneurship”. Fitriati, R. Socio entrepreneurship-kewirausahaan social.
Presentasi FISIP UI. Hulgard, L. (2010). Discourses of socio
entrepreneurship-variations of the same theme? EMES European Research
Network 2010
Kusumah, H. M. (2011). Social-entrepreneurship:
Membangun Negara dan Menyejahterakan Bangsa. Diambil dari
http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2011/02/13/social-entrepreneurship-membangun-negara-dan-menyejahterakan-bangsa/.
Pada tanggal 13 February 2011
Mort, G.S., & Weerawardena, J. (2003). Socio
entrepreneurship: Toward conceptualisation. International Journal of
Nonprofit and Voluntary Sector Marketing. Vol.8,1, pg.76 Jurnal Manajemen,
Vol.11, No.1, November 2011; Universitas Kristen Maranatha, ISSN 1411-9293 7
Nicholls, A. (2006). Playing the Field: A New
Approach to the Meaning of Social Entrepreneurship. Social Enterprise
Journal, 2.1, pp. 1–5; Santosa, S.P. (2007). Peran socio entreprenurship
dalam pembangunan. Makalah dipaparkan dalam acara dialog “ Membangun
Sinergisitas Bangsa Menuju Indonesia Yang Inovatif, Inventif dan Kompetitif”
diselenggarakan oleh Himpunan IESPFE-Universitas Brawijaya Malang, 14 Mei 2007.
Pambudi, T.S (2010). Menanti Jutaan Wirausaha dari
Social Entrepreneurship. Diambil dari
http://swa.co.id/2010/02/menanti-jutaan-wirausaha-dari-social-entrepreneurship/,
Maret 2012.
Majalah
SWA xxviii 16-29 februari 2012
BalasHapusLEGENDAQQ.NET
Kami Hadirkan Permainan Baru 100% FAIR PLAY Dari Legendaqq.Net. :) 1 ID Untuk 8 Games :
- Domino99
- BandarQ
- Poker
- AduQ
- Capsa Susun
- Bandar Poker
- Sakong Online
- Bandar 66
Nikmati Bonus-Bonus Menarik Yang Bisa Anda Dapatkan Di Situs Kami LegendaQQ.Net. info Situs Resmi, Aman Dan Terpercaya ^^ Keunggulan LegendaQQ.Net :
- Tingkat Persentase Kemenangan Yang Besar
- Kartu Anda Akan Lebih Bagus
- Bonus TurnOver Atau Cashback Di Bagikan Setiap 5 Hari
- Bonus Referral Dan Extra Refferal Seumur Hidup
- Minimal Deposit & Withdraw Hanya 20.000,-
- Tidak Ada Batas Untuk Melakukan Withdraw/Penarikan Dana
- Pelayanan Yang Ramah Dan Memuaskan
- Dengan Server Poker-V Yang Besar Beserta Ribuan pemain Di Seluruh Indonesia,
- LegendaQQ.Net Pasti Selalu Ramai Selama 24 Jam Setiap Harinya.
- Permainan Menyenangkan Dengan Dilayani Oleh CS cantik, Sopan, Dan Ramah.
Fasilitas BANK yang di sediakan :
- BCA
- Mandiri
- BNI
- BRI
- Danamon
Tunggu Apa Lagi Guyss..
Let's Join With Us At LegendaQQ.Net ^^
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami :
- BBM : 2AE190C9
- Facebook : LegendaqqPoker
Link Alternatif :
- www.legendaqq(dot)net
- www.legendapelangi(dot)com
NB : untuk login android / iphone tidak menggunakan www dan spasi ya boss ^_^