Selasa, 08 Desember 2015

Laporan Penelitian 7 Unsur Kebudayaan



Hasil Kunjungan Kelompok 2
Di Kab. Bantaeng
  





Oleh:

Aswar Marmo
Aqmarina Lailani
Ayu Lestari
Baharuddin
Darul Irsyad Chairan
Harman
Nurfadillaah Aflah
Siti Harfiah Nur
Suryani
Tri Naldy Mahir






JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015







FOTO ANGGOTA KELOMPOK


















BAB I
KONDISI GEOGRAFIS

Secara geografis Kabupaten Bantaeng terletak 120 km arah selatan kota makassar ibukota provinsi Sulawesi Selatan, secara geografis Kabupaten Bantaeng terletak pada 5º21’13’’-5º35’26’’ LS dan 119º51’42’’-120º051’27’’ BT. Wilayah Administratif Kabupaten Bantaeng terdiri atas, 8 kecamatan, 46 Desa  dan 21 kelurahan.
Berdasarkan letak geografis, Kabupaten Bantaeng berbatasan dengan beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan yaitu sebagai berikut :
a)      Sebelah utara berbatasan dengan pegunungan Lompo Battang Kabupaten Gowa dan Kabupaten Sinjai.
b)      Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Bulukumba
c)      Sebelah Selatan berbatasan dengan laut flores
d)     Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten jeneponto.
Letak geografi Kabupaten Bantaeng yang memiliki alam tiga dimensi, yaitu bukit, pegunungan, lembah daratan dan pesisir pantai, dengan dua musim. Iklim di daerah ini tergolong iklim tropis basah dengan curah hujan tahunan rata-rata 200 mm. Dengan adanya kedua musim tersebut sangat menguntungkan bagi sektor pertanian.
Kelurahan Panlantikang merupakan salah satu dari 9 desa atau kelurahan di Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng. Kelurahan Panlantikang mempunyai luas 0,93 km² yang meliputi 2 lingkungan yaitu Lingkungan Borkal dan Lingkungan Lembangcina, di mana jarak dari ibu kota kecamatan ke kelurahan Panlantikang adalah 0,3 km.
Ditnijau dari segi geografis, Kelurahan Panlantikang terletak pada ketinggian daerah berkisar sekitar 0-25 meter dari permukaan laut ( mdpl ) dengan kemiringan lereng 0-5 %. Di kelurahan Panlantikang memiliki dua musim atau iklim yaitu musim hujan dan musim kemarau.Suhu di Kelurahan Panlantikang berkisar antara 24º-30º.  Banyaknya  curah hujan di wilayah Kelurahan Panlantikang yaitu 200 mm/bulan, adapun banyaknya curah hujan paling tinggi pada bulan sebtember yaitu 44,17 mm/hari dan terendah pada bulan maret yaitu 13,33 mm/hari. 














BAB II
UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN

1.      Sistem  Bahasa
Mayoritas penduduk di kelurahan Pallantikang Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng masih menggunakan bahasa daerah yaitu bahasa konjo. Meski ada sebagaian masyarakat  atau penduduk setempat yang  menggunakan bahasa Indonesia, namun kebanyakan penduduk masih menggunakan bahasa konjo sebagai bahasa sehari-hari.
2.      Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Secara  umum teknologi dapat didefinisikan sebagai entitas, benda yang diciptakan secara terpadu melalui perbuatan dan pemikiran untuk mencapai suatu nilai.
Dalam penggunaan ini, teknologi merujuk pada alat dan mesin yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah dunia nyata. Ia adalah istilah yang mencakupi banyak hal, dapat juga meliputi alat-alat sederhana, seperti linggis atau sendok kayu, atau mesin-mesin yang rumit seperti stasiun luar angkasa.
Di kabupaten Bantaeng hambir semua masyarakat menggunakan teknologi seperti Handphone, Laptop, Komputer, serta kemudahan mengakses informasi melalui internet.
3.      Sistem Ekonomi dan Mata Pencaharian Hidup
Kondisi ekonomi Masyarakat Bantaeng khusunya di Kelurahan Pallantikang dapat dilihat dari kegiatan msyarakat sehari-hari, hal itu dikerenakan kegiatan ekonomi yang beragam, seperti pertanian, serta perdagangan dan jasa, untuk sebagaian wilayah Kelurahan Pallantikang didominasi oleh kegaiatan perdagangan dan jasa seperti jual beli dan juga kegiatan pertanian yang ditandai dengan luasnya lahan persawahan, begitu pula dengan kegiatan perkebunan. Hal itulah yang menjadi penunjang dalam peningkatan ekonomi (Mata Pencaharian Hidup) Masyarakat Bantaeng khususnya Kekurahan Pallantikang.
Masyarakat Bantaeng juga ada yang bermata pencaharian sebagai nelayan, petani rumput laut, juga sebagai tukang becak.
4.      Sistem Kemasyarakatan dan Organisasi Sosial
Dalam kehidupan keluarga orang yang berperan sebagai kepala keluarga adalah suami atau laki-laki. Di lihat dari sisi sistem kemasyarakatan masih kuat dengan rasa kekeluargaan yang masih kuat dan sistem pemerintahan sudah berjalan dengan baik.  
5.      Ilmu Pengatahuan
Masyarakat bantaeng khusunya di kelurahan pallantikang mayoritas orang yang berpendidikan hal ini ditandai adanya sekolah mulai dari sekolah SD, SMP dan SMA dan juga menurut informasi yang kami dapat bahwa hampir pemuda setelah tamat SMA melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi atau kuliah.
6.      Kesenian
Adapun kesenian masyarakat bantaeng ada yang dikenal dengan tarian pa Olle’(Pakarena) yang biasanya di lakukan ketika ada acara pernikahan atau sunatan yang biasanya di lakukan bagi masyarakat yang memiliki tinja’ (Janji).
7.      Sistem Religi
Dalam sistem kepercayaan masyarakat bantaeng banyak yang masih mempercayai animisme dan dinamisme hal ini ditandai dengan banyaknya masyarakat yang biasa berkunjung ke makam yang dimasa hidupnya dianggap berpengaruh pada kehidupan masyarakat bantaeng seperti Kuburan Daeng Toa yang terletak di Panaikang, Kec. Bissappu, Kab. Bantaeng. Bukan hanya itu ada juga yang dikenal Panjukukang yang biasanya juga di ramaikan dengan banyaknya masyarakat yang datang berkunjung ketempat itu dengan membeli ikan lalu dimasak atau dibakar sebagai tanda syukuran atas limpahan sumber daya alam di kabupaten bantaeng.
Begitupun dengan kepercayaan dinamisme atau kekuatan supernatural. Hali ini dapat kita lihat pada pohon besar yang ada di Desa Lannying. Biasanya masyarakat sekitarnya banyak yang berkunjung ketempat itu dengan membawa sesajen seperti songkolo, ayam, pisang dan kopi. Sebagai tanda atas kekuatan yang telah diberikan.
Namun, dilihat pada agama yang dianut oleh masyarakat banteng hampir 80 % menganut agama Islam dan 20 % menganut agama kristen. Hal ini diditandai banyak bangunan masjid di setiap daerah. Begitupun dengan gereja.















BAB III
DOKUMENTASI










Tidak ada komentar:

Posting Komentar